NovelToon NovelToon
PELANGI DI UJUNG SENJA

PELANGI DI UJUNG SENJA

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:522.8k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

Annisa Dwi Az Zahra gadis periang berusia 20 tahun yang memutuskan ingin menikah muda dengan lelaki pujaannya yang bernama Rian Abdul Wahab, namun kenyataan pahit harus diterima ketika sebuah tragedi menimpanya.
Akankah Nisa bertemu bahagia setelah masa depan dan impiannya hancur karena tragedi yang menimpanya?

"Kini aku sadar setelah kepergianmu aku merasa kehilangan, hatiku hampa dan selalu merindukan keberadaanmu, aku telah jatuh cinta tanpa kusadari" Fahri

"Kamu laki-laki baik, demi kebaikan kita semua tolong lepaskan aku, karena bertahan pun bukan bahagia dan pahala yang kita dapat melainkan Dosa" Nisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Bertemu (Lagi)

"Sakit gak bro? makanya cepetan nyari cewek biar kepalanya disun cewek saja rasanya menenangkan lho, beda sama disun sudutan meja." hemmftt...

Andi yang berada dibelakang Rian tertawa ditahan.

Ia masuk mau ngambil berkas yang ada dimeja sahabatnya itu, sedangkan Rian hanya mendelik sambil tangannya masih diposisi yang sama mengelus-elus kepalanya.

"Apa hubungannya coba kejedot meja sama disun, dasar!"

Rian menggerutu dalam hati memikirkan ucapan Andi.

🍁🍁🍁

Waktu terus berputar pagi berganti siang, siang pun berganti sore,

Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.50 berarti jam bubaran kantor tinggal menunggu waktu 10 menit lagi.

Waktu yang paling ditunggu seluruh karyawan buat melepas penat dan kembali pulang kerumah masing-masing.

Drrttt

Suara getaran handphone yang yang cuma sekali bergetar dan kembali senyap, menandakan ada pesan masuk dan menghentikan aktivitas Rian yang sedang memeriksa kembali mejanya sebelum pulang untuk memastikan semuanya aman tidak ada berkas atau alat tulis yang berantakan.

Ia merogoh saku celana mengambil handphonenya.

Ibu : [Ri, nanti sekalian pulang tolong mampir ke toko bahan kue yang biasa ibu beli selai, beliin selai strawberry 1/2 kg, ada pesanan lagi yang dirumah sudah habis, kemarin waktu ibu belanja lupa gak masuk list. bisa kan?]

Rian : [Insya Allah bisa bu, ini sebentar lagi jalan pulang]

Ibu : [Iya hati-hati nak]

Rian kembali memasukkan handphone ke saku celananya

Kemudian Ia beranjak keluar meninggalkan ruangannya yang memang sudah sepi dari tadi karena teman satu ruangannya lagi ada meeting diluar dari tengah hari tadi.

Sesampainya dilantai paling bawah Ia bertemu Andi yang sama-sama mau pulang juga.

" Ri, ada karyawan baru tuh cakep, coba ajak pulang bareng soalnya Dia kayak gak bawa motor." Andi berbisik pada Rian yang dibalas gelengan kepala oleh Rian.

"Gak bisa mas, aku mau ada kepentingan dulu jadi gak bisa anterin orang, aku duluan ya Assalamu'alaikum."

Rian pamit sambil mengucap salam.

"Nih orang satu susah banget mau dekat sama cewek, apa dia ada kelainan ya, Astaghfirullah kenapa juga gue berfikiran begitu ya? habisnya sih dia kayak gak ada rasa sama perempuan."

Andi berbicara sendiri dalam hati keheranan dengan Rian yang menurutnya super aneh itu.

Sedangkan Rian yang sedang mengendarai motornya berbelok ke arah kiri ke menuju toko yang disebutin ibunya tadi.

Ia memarkirkan motornya tepat disamping pintu masuk toko supaya tidak menghalangi jalan bagi pengunjung lain.

Kemudian melepas helmnya dan turun dari motor, berjalan dengan santai tanpa melepas jaket birunya.

Membuat kaum hawa yang melihatnya terkagum-kagum.

Termasuk seorang perempuan yang memakai kerudung pashmina berwarna coklat, semenjak Rian sampai dan memarkirkan motornya tak luput dari perhatiannya.

"Ya ampun bener kan itu si om? aku gak salah lihat? iya benar itu om Rian eh mas Rian, haduh nih mulut kenapa suka banget manggil om padahal sudah jelas-jelas orangnya gak mau dipanggil om"

Nisa bertanya sendiri dan langsung Ia jawab juga, namun pertanyaannya hanya mampu Ia ungkapkan dalam hati.

Ya perempuan yang memakai pashmina warna coklat itu tak lain dan tak bukan adalah Nisa, Ia habis mengantar sang ibu nengokin kerabatnya yang melahirkan, dan mampir sebentar kesitu mau beli kertas roti.

"Dek. tolong ambilin agar-agar yang serbuk diatas, ibu mau ngambil keranjang dulu."

Bu Ratna memanggil Nisa minta tolong diambilin agar-agar, sedangkan yang dipanggil berada agak jauh dari posisinya.

Bu Ratna sudah kembali dengan keranjang ditangannya, Ia mencari Nisa yang tadi disuruh ngambilin agar-agar tapi sama sekali tidah kelihatan didekat situ.

"Astaghfirullah adek kebiasaan kalau diajak belanja bukannya ngikutin malah suka keluyuran sendiri, berarti dari tadi ibu bicara sendirian."

Bu Ratna kesal sendiri karena ternyata dari tadi Ia bicara sendiri dan lupa dengan kebiasaan putri bungsunya itu yang suka memilih barang sendiri.

Sedangkan Nisa setelah memastikan laki-laki yang baru datang tadi itu Rian, Ia langsung menyusul ibunya yang sudah duluan mencari barang-barang yang mau dibelinya sambil komat kamit berdo'a supaya Ia dan Rian tidak sampai bertatapan langsung.

Karena entah kenapa setiap Ia bersitatap langsung jantungnya selalu berdebar tidak beraturan.

"Adek dari mana? kebiasaan suka ngilang-ngilang dari tadi ibu panggilin."

Bu Ratna yang melihat Nisa jalan mendekatinya langsung mengintrogasinya.

"Maaf bu tadi ada yang dicari tapi belum ketemu." Nisa pura-pura sibuk mencari sesuatu dirak, supaya ibunya menghentikan ceramahnya.

"Tolong ambilin agar-agar yang serbuk diatas yang plain saja, tapi hati-hati jangan sampai nyenggol yang lain nanti pada jatuh kasian yang beresin lagi." Bu Ratna menunjuk keatas sambil mewanti-wanti supaya hati-hati.

Nisa mengambil apa yang diperintahkan sang ibu dengan hati-hati dan memasukannya kedalam keranjang.

Kemudian membawanya ke kasir, karena ibunya sudah berdiri disana.

Ia pun pamit mau nunggu diluar, kemudian diangguki sang ibu.

Nisa duduk diatas motor sambil memainkan handphonenya,

Saat Ia menoleh ke arah pintu toko kaget bukan main karena ibunya keluar bersama orang yang Ia hindari bahkan sepertinya belanjaan sang ibu pun dibawain oleh laki-laki yang merusak kestabilan jantungnya itu.

"Astaghfirullah dihindari malah interaksi sama ibu.

Kuat jantung kuaattt jangan lemah kenapa sih?"

Nisa menjerit dalam hati meminta jantungnya tenang dan kuat.

"Ibu kenapa gak manggil adek kalau ibu sudah selesai bayarnya"

Nisa buru-buru turun dari motor kemudian membuka bagasi dan menerima kantong belanjaan ibunya dari tangan Rian, Ia tidak berani menatap muka Rian karena gugup.

"Tidak apa-apa, sekalian jalan saja lagian tidak berat kok."

Bukannya bu Ratna yang menjawab melainkan Rian sambil berdiri disamping bu Ratna memperhatikan Nisa yang malah berdiri mematung sambil memegang belanjaan sang ibu.

"Adek ayo cepetan masukin nanti keburu hujan ini sudah mendung banget." Bu Ratna mengingatkan putrinya yang malah salting.

"I iya bu" gugup Nisa sambil buru-buru memasukan barang-barangnya ke bagasi, sedangkan Rian membuang muka sambil mengulum senyum.

"Ni anak kenapa ya setiapa kali ketemu pasti seperti orang Kesambet padahal gak diapa-apain, tapi mukanya bikin lucu kalau salting, tambah cantik"

Entah disadari Rian atau tidak Ia memuji kecantikan Nisa dalam hatinya, gadis yang menurutnya aneh itu disaat gugup mukanya sungguh bikin gemas yang melihat.

"Bu ini gulanya tidak muat dimasukin sudah penuh, gak apa-apa kan kalau ditaruh depan saja ya." Nisa kembali mengeluarkan gula yang dari tadi sudah dibolak-balik dan dikeluarkan lagi karena tidak muat ditaruh dibagasinya padahal sudah Ia rapikan satu persatu.

Tanpa Nisa duga, Rian mendekatinya dan mengeluarkan semua barang-barang yang sudah Ia masukin kebagasi tadi kemudian menata ulang dan gula ditaruh dibagian paling bawah, tidak lama kemudian Rian menutup bagasi dengan joknya kembali seperti semula.

"Sudah aman, masuk semuanya." Ucap Rian sambil memberikan kantong belanjaan yang sudah kosong ke tangan Nisa.

Ia mundur beralih menatap bu Ratna yang tersenyum ramah kepadanya.

"Sebaiknya Caca sama ibu memakai jas hujan dulu dari sini takut nanti ditengah jalan hujannya deras, ini sudah gerimis dan gelap banget padahal baru setengah 5."

Rian mengingatkan Nisa sama bu Ratna yang sudah bersiap naik kemotor.

"kok dia tau nama Nisa ya, apa mereka sudah saling kenal?"

Bu Ratna yang mau naik ke motor mengurungkan niatnya, Ia melirik kearah Nisa dengan sorot penuh tanya.

"Duh mana bawa jas hujan cuma satu, gimana ini? atau gini saja ibu naik gr*b biar adek naik motor sendiri."

Nisa meminta ibunya naik gr*b karena Ia membawa jas hujan cuma satu buat dirinya saja.

"Iya bu benar apa yang dikatakan Caca, lebih baik ibu pulang naik mobil saja biar tidak kehujanan." Rian menambahkan sambil mengajak berteduh ke teras toko karena gerimisnya turun makin deras, sepertinya hujan deras akan turun sebentar lagi.

"Adek tidak apa-apa kalau ibu pulang duluan naik mobil? dan kalau ibu tidak salah lihat kalian seperti sudah saling kenal?"

Tanya bu Ratna yang akhirnya tidak kuat menahan kepenasarannya.

"Iya bu adek sudah kenal om mas Rian dan sudah beberapa kali bertemu dan sekarang kebetulan bertemu lagi, Mmas Rian ini anaknya ibu Widya yang waktu itu ngasih kuker."

Jujur Nisa panjang lebar menjelaskan pada ibunya.

"Duuh masih saja panggilan om menempel, dasar bibir gak ada ahlak suka banget jujur kalau dia udah om-om, om ganteng ups"

Nisa menggigit bibirnya sambil melirik Rian yang menganggukan kepala mengiyakan penjelasan panjang lebar Nisa pada ibunya.

"Alah pantesan atuh kalian saling kenal kalau sudah beberapa kali bertemu, tadi ibu sempat bingung karena adek tidak pernah cerita punya kenalan laki-laki, ternyata anaknya bu Widya.

Pasti bu Widya nya cantik karena anaknya juga ganteng sekali, sampaikan salam dari ibu ya dan Terimakasih banyak kukernya, semoga nanti ada kesempatan buat bertemu mau collab masak hihii." Bu Ratna memuji kegantengan Rian yang kemudian mendapat senggolan dari Nisa.

Sedangkan Rian hanya mesem-mesem mendengarkan bu Ratna berbicara.

"Bu itu mobilnya sudah datang."

Nisa menunjuk mobil yang datang, dan menyudahi perbincangan bu Ratna yang terus menerus memuji Rian.

"Kalau terus-terusan dipuji ganteng nanti besar kepala dia, walaupun ganteng beneran sih tapi gak usah dipuji terus nanti jadi sombong"

Nisa ngedumel dalam hati karena ibunya yang terus memuji Rian.

Kemudian Ia membukakan pintu mobil buat sang ibu dan menutupnya kembali sambil melambaikan tangan.

🍁🍁🍁

Hujan deras pun akhirnya turun tanpa bisa dihalangi membuat Nisa dan Rian akhirnya kembali ke teras toko untuk berteduh, untungnya disana disediakan tempat duduk khusus buat para pengunjung toko.

Sudah beberapa menit berlalu tapi hujan masih tetap deras dan belum ada tanda-tanda mereda, Rian yang melihat Nisa kedinginan akhirnya Ia melepas jaketnya.

"Pakailah nanti masuk angin" Rian memberikan jaketnya pada Nisa yang melihatnya seperti tidak yakin.

"Mau pakai sendiri atau dipakein?" Rian menggerakkan tangannya yang memegang jaket sambil tersenyum.

" Eh gak usah biar Nisa pake sendiri saja." Nisa gelagapan sambil menerima jaket kemudian memakainya dan karena badan Rian yang tinggi tegap sedangkan badannya kecil jadi saja badannya seperti tertelan jaket.

Dan entah kenapa tiba-tiba badannya seperti menghangat entah karena jaket atau aroma parfum Rian yang menempel dijaketnya.

"Ya Allah jaketnya wangi sekali sungguh bikin nyaman"

Nisa menghirup aroma badan Rian yang menempel dijaket sambil menutup mata, sejenak lupa kalau didepannya ada laki-laki yang dari tadi memperhatikannya sambil tersenyum memalingkan muka.

"Gimana sekarang, masih dingin gak?" Rian membuyarkan kenyamanan Nisa yang lagi menikmati hangatnya balutan jaket biru miliknya.

"I iya mas sudah hangat, terimakasih banyak." Nisa tersipu malu karena ketahuan Ia menikmatinya padahal tadi ragu-ragu setengah menolak.

🍁🍁🍁🍁

1
Aisyah Isyah66
Luar biasa
☠@AngguN
wkwkekek saking diem dieman dalam mobil😄
☠@AngguN
memang lebih baik berpisah drpd banyak hati yg terluka
☠@AngguN
astaghfirullah
lucky gril
awalnya ngintip kok jadi keterusan sampai tamat❤❤❤
lucky gril
ternyata mak baca expresss tau2 udah tamat,makasih karya nya teh nei🙏🙏🙏
lucky gril: sama2 kk'yg mau nuangin karyanya di NT dan waktunya untuk menghibur mak yg kegabutannya ruaaarrr biasa😅
total 2 replies
lucky gril
kok perasaan mak ngga enak😔

jagain fahri atuhhh
lucky gril
SAH
lucky gril
si mm risa mau menodai pikiran kotor ke caca🤣🤣
lucky gril
guling nis itu🤣🤣🤣
lucky gril
bintang utamanya siapa y...kok tau2 fahri datang tanpa kejelasan hubungan siapa ....

masih membanggongkan ceritanya😯
lucky gril
loh kok rian ngga pamit sama orang tuanya nisa😟
lucky gril
wa'alaikum salam salam kenal dr mak di brebes😍
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Semoga berhasil ya bu
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Bener banget makanya dibilang cinta itu buta, tapi harus pake logika yah😂😂😂
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwkwwk pada senyum2 sendiri
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwwk males amndi ternyata bukan cuman di novel, kenyataan juga begitu harus pada diomelin dulu padahal handuk udh dipegang dr tadi
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Nisa gak sadar dengan tingkah abstrudnya
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Ketahuan hayooo saling baperrr
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Kejedot bener dirasa in sama nisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!