NovelToon NovelToon
Seputih Cinta Melati

Seputih Cinta Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Angst
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus, semua memiliki cerita dan ujiannya masing-masing. Semuanya sedang berjuang, bertahan atau jutsru harus melepaskan.

Seperti perjalanan rumah tangga Melati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Suhu tubuh Sakura sudah kembali normal, dia kembali ceria bermain bersama Lili dan Mbah Kakung di dalam rumah. Memberikan kesempatan Melati dan Langit bicara di depan rumah.

"Kamu belum jawab pertanyaanku tadi, langit."

"Wali kelas Sakura teman satu komplek, aku bertemu dengannya lalu dia mengatakan Sakura akan cuti untuk beberapa hari karena pulang ke rumah Mbah Kakungnya."

"Terus kenapa kamu menyusul ke sini? Kamu tahu 'kan tidak seharusnya kamu melakukan ini?."

"Aku minta maaf, Mel. Tapi aku tidak dapat menahan diri saat kamu terluka. Aku yakin berita kehamilan Dokter Viola mempengaruhimu."

"Stop peduli padaku lagi, Langit!. Biarlah itu menjadi urusanku, kamu harus tutup mata, tutup telinga dan jaga batasanmu untuk tidak memasuki area yang bukan areamu. Lebih baik segera buka hatimu untuk wanita di luar sana supaya kamu tidak mengurusiku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kamu tidak pernah menemuiku dengan sengaja seperti ini."

"Maafkan aku, Mel."

"Ini yang pertama dan terakhir kalinya kamu datang ke sini, Langit."

Langit bangkit dan langsung pamit namun langkahnya dihadang oleh Mas Kalingga yang baru tiba di sana.

"Mas Kalingga," Melati pun bangkit lalu menghampiri kedua pria tersebut.

"Langit? Dan Dokter Langit adalah orang yang sama?." Wajah penuh amarah itu tertuju pada Langit.

"Iya, Mas," Melati yang menjawabnya jujur.

"Dia masa lalu yang mencoba kembali datang padamu?. Bermaksud merusak rumah tangga kita."

"Tidak seperti yang kamu pikirkan, Mas," Melati mencoba meredam situasi panas yang sedang berlangsung.

"Bagusnya istrimu menolak kehadiranku, tidak sepertimu yang tidak bisa menolak masa lalumu hingga menyakiti masa sekarangmu. Ingat, Pak Kalingga! Sekalinya kamu menyakiti Melati jangan salah aku jika aku akan berjuang lagi untuk mendapatkan Melati dan anak-anakmu. "Lantang Langit yang sejak tadi diam, tapi tidak terima jika Melati disakiti di hadapannya.

"Tahu apa kamu tentang rumah tanggaku, hah?." Mas Kalingga semakin tersulut emosi atas provokasi Langit.

"Sampai kapan pun juga Melati dan anak-anakku tidak akan pernah menjadi milikmu, camkan itu!." Lanjut Mas Kalingga sambil menunjuk wajah Langit.

"Pergilah, Langit!." Pinta Melati menengahi.

Langit menurutinya, Mas Kalingga pun tersenyum sinis menatap kepergian pria itu.

Wajah marah Mas Kalingga seketika lembut menatap Melati. Istri yang menolak masa masa lalunya demi tetap mempertahankan pernikahannya yang sudah retak. Tak ada kemarahan dalam diri Mas Kalingga, hanya gelora api cemburu yang kian berkobar.

"Anak-anak di mana?," tanyanya sambil membelai wajah cantik Melati. Bukan saja cantik parasnya tetapi hatinya juga. Dia sangat beruntung memiliki Melati dalam hidupnya.

"Ada di dalam sama Mbah Kakung," jawab Melati.

"Bagaimana keadaan Ayah?," lalu tangan yang tadi dipakai untuk membelai wajah Melati sekarang menggenggam tangan Melati. Mereka berjalan menuju rumah.

"Ayah sehat."

Mas Kalingga sudah berada di tengah-tengah keluarga kecilnya. Si kecil Sakura yang lagi-lagi selalu lengket dan duduk di pangkuan Papanya. Berbeda dengan Lili yang menjaga jarak dari Papanya, padahal sudah berulang kali Papanya meminta Lili untuk duduk di atas pangkuannya juga.

Ayah tidak pernah menganggap Mas Kalingga sebagai menantunya, jutsru Ayah selalu menganggap Mas Kalingga sebagai putranya.

"Bagaimana perjalananmu tadi?."

"Lancar, Yah, jadi aku bisa cepat sampai di sini. Ada buah tangan masih di dalam mobil."

"Ini sudah aku ambil, Mas," Melati membawa oleh-oleh yang sengaja dibeli Mas Kalingga untuk Ayah dan mereka bertiga.

"Wah...ini sangat bagus, Kalingga. Ayah suka dengan kain sarungnya. Bahannya halus, ringan dan jujur saja Ayah suka yang polos." Ayah begitu senang dengan buah tangan yang dibawa Mas Kalingga.

Sebenarnya masih ada peci, baju koko dan tasbih. Dan untuk ketiga perempuan yang istimewa ada pakaian lengkap dengan hijab. Bonusnya ada mainan untuk Sakura dan Lili.

"Syukur Ayah suka dengan apa yang aku pilihkan," Mas Kalingga tersenyum lebar.

"Terima kasih, Kalingga."

"Sama-sama, Yah."

*

Di rumah hanya ada Melati dan Mas Kalingga saja, duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati udara segar yang masuk melalui jendela yang terbuka. Mbah Kakung menepati janjinya pada Sakura untuk bermain di sawah. Namun tidak sampai kotor-kotoran mengingat kesehatan Sakura yang baru membaik. Mereka hanya duduk di saung menghadap empang berisi beberapa jenis ikan.

"Kenapa Mas menyusul?."

"Kamu kenapa pulang tanpa aku?."

"Aku sudah mengatakan jelas dalam pesan itu, Mas."

Mas Kalingga selalu menatap Melati, bukan hanya mengagumi kecantikan paripurnanya. Melainkan ketenangan dan ketegaran dalam menghadapi kerasnya hidup yang disebabkan olehnya.

"Aku tidak bisa jauh darimu, Mel." Lirih Mas Kalingga sangat jujur.

"Aku mengerti tapi Mas juga harus paham. Sekarang bukan hanya aku dan anak-anak kita saja yang berhak atas diri, waktu, cinta, kasih sayang, tenaga, perhatian, pikiran, Mas Kalingga. Tapi ada istri Mas yang lain yang juga yang memiliki hak yang sama."

"Kalau kamu bicara mengenai hak, memintaku mengerti untuk memenuhi hak orang lain. Maka aku minta hakku sebagai suamimu yang sampai sekarang tidak lagi aku dapatkan."

Melati bungkam, mata teduhnya sudah berkaca-kaca.

"Bukan hanya sekedar hak yang aku minta, kembalian lagi kehangatanmu seperti dulu di saat kita berdua. Aku merindukan tawa candamu yang ceria, obrolan-obrolan receh yang semakin membangun kedekatan dan keharmonisan kita. Aku meminta itu semua darimu, Mel."

Hal yang masih sangat berat untuk dilakukannya sampai sekarang. Melayani suami di atas tempat tidur dengan bayang-bayang istrinya yang lain. Melati takut adanya perbandingan, karena dia sadar tidak pernah melakukan sesuatu yang berlebihan dalam menjalankan hubungan suami istri.

Melati masih bungkam sampai anak-anak dan Mbah Kakungnya pulang dari sawah membawa beberapa ekor ikan nila yang akan di goreng sebagai lauk.

Makan malam di rumah Ayah menjadi sangat ramai dan bernyawa sebab biasanya Ayah duduk seorang diri sambil menatap foto almarhumah istrinya. Ayah sangat menikmati momen indahnya kebersamaan.

Sakura dan Lili selalu lahap kalau sudah makan ikan, mau dimasak apapun itu mereka selalu menyukainya. Terlebih tangan yang penuh kasih sayang Melati yang memasaknya untuk mereka.

Makan malam sudah selesai walau lebih lama dari biasanya, mereka terlalu asyik bercerita. Namun sayang cerita-cerita seru mereka itu harus berakhir karena Sakura dan Lili yang sudah mengantuk. Ayah pun memasuki kamar, menyisakan Melati dan Mas Kalingga yang membersihkan dan merapikan dapur.

Kini mereka duduk di teras depan sambil ditemani secangkir teh hangat. Memang yang sekarang mereka butuhkan itu komunikasi yang baik dengan pikiran dan hati tenang.

"Kamarmu dan anak-anak sudah ditempati mereka," Mas Kalingga membuka obrolan.

"Biar saja, aku dan anak-anak masih bisa menggunakan kamar yang lain."

"Kamu tidak marah?."

"Kepada siapa aku harus marah?, segala yang aku miliki sekarang bukan milikku sepenuhnya. Bisa kapan saja diambil atau pergi dariku. Ayah yang mengatakan itu kepadaku, Mas."

Bersambung

1
R⁸
paling perceraian nya pun hasil rekayasa c viola.. biar aja dy kena azab.. mati saat melahirkan.. n sebelum mati dy mengakui dosa2nya
Daulat Pasaribu
suami gk ada otak,uda berhianat bisa bisa nya diceraikannya istrinya yg berkorban banyak
Mumtaz Zaky
jangan lupa viola akan ada balasan dari setiap perbuatan mu, cepat atau lambat...
R⁸
semoga yg kesuntik c ibu dajjal nya tuh.. udah lumpuh pun ga ada tobat nya.. masih aja mo jahatin menantu sah nya😒😤😤😤
Mumtaz Zaky
gila semua tu orang,, si ibu jg udah tinggal nunggu waktu mati doang geh, masih aja ngelakuin dosa,,, naudzubillah
Siti Sarifah
aku tegang bacanya
R⁸
sumpah ya.. ini valakor nya bener2 ga tau malu, ga punya hati n perasaan, n ga punya otak juga
R⁸
aiiihhh knp mau di anu2 siiihh
R⁸
Luar biasa
R⁸
semoga c lumpuh ga bakal hidup normal lagi, n sampai akhir hayat hatinya akan selalu sepi n tersia2
R⁸
laahhh c setaannn.. ga mikir apa, laki2 yg lo ributin itu sebelum nya milik anak istri sah nya.. bukan milik pribadi lo taaann😒
R⁸
perempuan jika sakit hati mungkin masih bisa memaafkan, tapi bila udah kecewa, seumur hidup pun luka itu masih akan tetap ada n terasa pedih nya
R⁸
othor typo🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
R⁸: masama thor
total 2 replies
R⁸
pede amat 😒
Kaylaa
lama2 njelehi si Kalingga
R⁸
ibu mertua jihiniim.. semoga azab mu dibenci anak cucu mu di masa tua mu
Mumtaz Zaky
kurang tegas
Mumtaz Zaky
sesuatu yg di dapat dari yg tdk baik,, hasil nya pun gak bakal baik jeng...
Linda Yohana
Bagus novelnya
Kaylaa
awas..nnt malah melati yg disebut...🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!