Pernikahan paksa yang sama sekali tidak diinginkan oleh Rakha, membuat pria berusia 27th itu membalas kekesalannya pada Elvira sang istri.
Rakha mengira jika wanita 20th itu sengaja mendekati Neneknya hingga berhasil menikah dengannya hanya untuk mengincar harta mereka.
Namun dibalik itu semua, tersimpan rahasia besar di masa lalu yang memaksa Elvira harus melakukan berbagai cara untuk bisa menikah dengan pria yang dianggapnya baj1ngan itu.
Lalu apa rahasia masa lalu itu, dan bagaimana Rakha dan Elvira menjalani pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan dan kebencian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M4t1 Terbak4r
Membayangkan wanita yang terbak4r didalam ibunya, Elvira nekat menerobos masuk kedalam tanpa peduli api yang mulai berkobar meruntuhkan atapnya, tapi baru beberapa langkah Elvira masuk, seseorang langsung menariknya kembali keluar.
"Apa kamu sudah gila!?"
Elvira begitu terkejut melihat orang yang menariknya kembali keluar adalah Yudha.
"Yudha." lirihnya, dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Apa kamu tidak memikirkan Rasya?" Yudha kembali memarahi Elvira yang masih mematung menatapnya.
"Bagaimana dengan Rasya jika sesuatu terjadi kepadamu?"
"Sedang apa kamu disini?" bukannya menjawab, Elvira justru balik bertanya.
"Tempat kerjaku dekat sini, jadi aku pulang lewat sini, dan aku lihat kamu berdiri sendiri di depan api kebakaran. Sedang apa kamu disini Elvira?"
Mendengar pertanyaan Yudha, Elvira kembali menangis mengingat bagaimana ibunya terbakar di depan matanya.
"Elvira ada apa?"
"Ibu, ibu, Yudha..." tangis Elvira, semakin meraung-raung.
"Ibu, ada apa dengan ibu?"
"Ibu ada di dalam..."
Mendengar itu, Yudha menoleh ke bedeng yang kini nyaris terbakar habis. "Bagaimana bisa, apa kamu yakin itu ibu?"
"Aku tidak melihat wajahnya dengan jelas karena terhalang rambut dan kobaran api, tapi ini... ini kalung milik ibu jatuh disini, dan wanita yang ada didalam juga mengenakan baju yang terakhir ibu pake." jelas Elvira, sembari menunjukkan kalung itu.
Melihat kalung itu Yudha mengingat jika Ibu Lastri memang pernah memakainya. Kemudian dengan sangat hati-hati Yudha meraih Elvira ke sisinya, mencoba menenangkannya dengan kata-kata yang dia bisa.
Setelah cukup lama memenangkan Elvira, akhirnya Elvira menghapus air matanya dan menarik diri dari pelukan Yudha.
"Terimakasih," ucap Elvira.
"Tidak masalah, sekarang bagaimana, apa kamu mau kembali ke suamimu?"
Elvira terdiam mengingat bagaimana Rakha datang dengan membawa banyak uang, memberikannya kepada orang-orang itu lalu dentuman kuat membakar habis ibunya.
"Ya." saut Elvira, kemudian.
"Kamu yakin?"
"Aku tidak punya pilihan lain Yudha, Rasya ada disana jadi aku harus pulang kesana, aku tidak ingin, dia juga memisahkan Rasya dariku."
"Baiklah, aku akan mengantarmu, tapi ingat, jika kapanpun kamu membutuhkan bantuan, aku siap membantumu."
"Tapi Rakha bilang sore ini kita harus pulang ke Jakarta,"
Mendengar itu Yudha terdiam sejenak, seakan tak ingin berpisah dari Elvira. Tapi menit berikutnya dia tersenyum dan mengatakan itu tidak jadi masalah.
"Meskipun nanti kamu tidak lagi disini, aku akan tetap datang ke Jakarta jika kamu membutuhkan bantuan ku."
Mendengar itu, Elvira mengangguk haru, setidaknya kali ini Elvira merasa tidak lagi sendiri menghadapi masalah yang tengah dia hadapi.
...----------------...
Dengan langkah kaki lemah berlumur darah, Elvira memasuki kamar Hotel, Pandangannya kosong, lurus kedepan menggambarkan bagaimana shock nya dia dengan peristiwa yang baru di saksikan. Bahkan saat Rasya berlari kearahnya, Elvira hanya diam mematung tanpa menatap Rasya yang ingin memeluknya.
"Mama... Mama kenapa?" tanya Rasya melihat Elvira yang diam saja tak meresponnya, apalagi begitu dia melihat kearah kaki Elvira yang penuh darah, membuat anak kecil itu menjerit menutup matanya.
"Dalaaaah...."
Mendengar jeritan Rasya, Rakha yang baru selesai mandi, bahkan masih hanya memakai handuk, langsung berlari keluar kamar.
"Rasya..." langkahnya terhenti saat melihat kaki Elvira yang terluka berlumur darah dengan kondisinya yang terlihat sangat menyedihkan.
"Yani!" dengan mata yang tak lepas dari Elvira, Rakha berteriak memanggil Yani dan memintanya untuk membawa Rasya dari sana. Setelah itu, Rakha melangkah mencoba mendekati Elvira, tapi baru dua langkah maju, Elvira langsung menghentikannya.
"Elvira, apa yang terjadi?" tanya Rakha yang berdiri di tempatnya.
Elvira tidak langsung menjawab pertanyaan Rakha, dia hanya menatap Rakha dengan penuh kebencian. Kepercayaan yang sebelumnya sedikit berkurang, kini kembali menggunung setelah Elvira menyaksikan sendiri Rakha berkaitan dengan terbakarnya ibu.
"Elvira, kakimu terluka, akan ku ambilkan obat."
"Tidak perlu!" lagi-lagi Elvira kembali menghentikan Rakha. Dia tidak ingin pria itu mengobati luka kakinya yang terlihat, sementara luka sebenarnya ada didalam hatinya, yang di ciptakan olehnya.
"Elvira ada apa dengan mu, kamu dari mana, kenapa pulang seperti ini?" terlihat kekhawatiran di wajah Rakha, tapi tak sedikitpun membuat Elvira percaya.
Elvira dengan tangis dan kemarahannya maju mendekati raka dan memukul-mukul dadanya sekuat tenaga. "Kenapa kamu membunvh ibu, kenapa?"
Seakan membiarkan Elvira meluapkan amarahnya kepada dirinya, Rakha hanya melangkah mundur mengikuti Elvira yang terus maju memukulnya.
"Kenapa kamu diam saja, katakan kenapa kamu membunvh ibuku!?"
"Elvira apa yang kamu katakan!?" akhirnya dengan nada tegasnya, Rakha menjawab pertanyaan Elvira dengan balik bertanya.
"Kamu tidak perlu berpura-pura, aku sudah tahu semuanya, lihat dirimu sekarang, apa kamu baru mandi untuk membersihkan tubuhmu dari dosa yang baru kamu lakukan!?" Elvira menunjuk dada Rakha yang tak terhalang apa-apa.
"Elvira... berpura-pura apa?"
"Rakha, berhentilah bersikap bodoh! kamu membayar orang untuk membunvh ibu! Aku mengikutimu dari rumah ke Bank sampai ke lokasi, dan aku melihat sendiri kamu memberikan uang itu kepada orang-orang itu, lalu tak lama setelah itu bedeng terbakar, dan aku melihat sendiri ada ibu ada di dalamnya, kamu sudah membakar ibuku hidup-hidup Rakha, kamu kejam sekali, kamu 1blis!" Elvira kembali memukul Rakha, tapi kali ini Rakha menahan tangan Elvira dengan mengenggam pergelangan tangannya.
"Jadi kamu sudah tahu!?"
Pertanyaan yang terdengar lebih ke pengakuan dengan sikap dinginnya, membuat Elvira terperangah menatap Rakha.
"Rakha..."
"Baguslah kalau kamu sudah tahu, jadi aku tidak perlu menjelaskan."
Sekali lagi, jawaban Rakha membuat Elvira mematung, tak percaya.
"Tapi kamu tidak memiliki bukti apapun, jadi jangan harap kamu bisa melaporkan ku ke polisi! Tapi jika kamu masih nekat melakukannya, jangan salahkan aku jika aku melakukan hal yang sama kepada Rasya!"
Peringatan bernada pengancaman yang dilontarkan Rakha, membuat Elvira lemas dan hampir terjatuh dari tempatnya berdiri. Dan secara spontan Rakha bergerak maju untuk menolongnya, tapi dengan tatapan penuh kebencian Elvira memberi isyarat untuk tidak mendekatinya.
"Aku pikir kamu sudah benar-benar menyayangi Rasya dan mengakuinya sebagai anakmu, tapi ternyata aku salah. Kamu hanya menggunakannya untuk membuatku kembali padamu, supaya kamu bisa menyiksaku lagi." dengan lemas, Elvira pergi ke kamar dan masuk ke kamar mandi, Elvira menyandarkan tubuhnya di pintu, perlahan tubuhnya luruh ke lantai dan kembali menangis sejadi-jadinya.
"Aaaaa...."
Bersambung...
lanjut thor makin seru ceritanya semangat yak💪
lanjut thor semangat up-nya