NovelToon NovelToon
Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?


Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Kerumah Ethan

Bel pulang pun berbunyi menandakan jam pelajaran terakhir sudah berakhir. Ethan yang sudah berjanji ingin mengajak Nerina kerumahnya segera menghampirinya.

"Ner, jadi kan hari ini?" tanya Ethan lembut.

"Ah, iya kerumahmu kan. Ayo Al" ujar Nerina lalu menarik tangan Alia untuk berdiri.

Jacob dan Haidar yang mendengar itu segera ikut menghampiri Ethan.

"Ada apa nih? Kok gue ga di ajak" Ujar Haidar sambil memelas.

"Dih, ngapain ngajak kalian. Orang setiap hari lo selalu ngintilin gue" ucap Ethan memutar bola matanya.

"Jangan gitu lah than, kali kali kita diajak masa kia harus ngintilin lo terus" ujar Jacob.

"Ya udah, ayo buruan mumpung bokap gue ga dirumah" kata Ethan memutar kunci motornya.

Mendengar itu Alia dan Nerina saling tatap, mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan menguntungkan untuk mengulik rumah itu.

"Yaudah, ayo buruan keburu malem" ujar Ethan.

Mereka pun melangkah keluar kelas bersama-sama, suasana sore itu cukup ramai karena murid-murid lain juga sedang bergegas pulang. Nerina dan Alia berjalan berdampingan di belakang Ethan, Jacob, dan Haidar sambil menuruni anak tangga menuju area parkiran sekolah.

Udara sore terasa hangat, tapi jantung Nerina berdegup sedikit lebih cepat. Ia tahu, tujuan mereka kali ini bukan sekadar main tapi juga mencari tahu sesuatu yang disembunyikan di rumah Ravendra, ayah Ethan.

Sesampainya di parkiran, suara motor terdengar berderu. Ethan sudah siap di atas motornya, menoleh sambil menepuk jok belakang.

"Ner, sini. Kamu sama aku ya" ujarnya lembut.

Nerina mengangguk pelan sambil tersenyum. Tapi sebelum naik, Jacob tiba-tiba menatap Alia.

"Al, lo bareng gue aja ya. Gue boncengin"

Alia mengangkat alis ia agak gengsi kalau mengiyakan perkataan Jacob.

"Huh, siapa juga yang mau diboncengin lo. Tapi… ya udah deh, biar cepet" ucapnya dengan nada dingin.

Jacob hanya tertawa kecil. "Cieee, padahal mau" goda Jacob.

"Apaan sih! Jangan GR!" balas Alia cepat, pipinya sedikit memerah. Ia segera memakai helm dan naik ke motor Jacob dengan canggung, berusaha menutupi wajahnya.

Sementara itu, Haidar berdiri di tengah parkiran sambil manyun.

"Woi! Gue dibiarin sendirian gini?" teriaknya.

Ethan memasang helm sambil melirik ke arahnya. "Lo kan bisa sendiri, Dar. Sekalian latihan mandiri"

"Eh, jangan gitu dong Than! Gue tuh takut sendirian…" protes Haidar.

Jacob tertawa keras. "Takut kenapa? Takut disamperin mbak kunti, hah?" godanya.

"Udah tua gitu masi takut sama Setan, Dar" sindir Ethan.

Semua tertawa, kecuali Haidar yang langsung memelotot. "Ya lo pikir sendiri rumah lo aja ngelewati jalan sepi"

"Ya udah tinggal ikutin aja, lagi pula kita ramean" ucap Ethan malas.

"Ya udah pokoknya awas kalau kalian tinggalin gue" kata Haidar buru-buru menaiki motornya sendiri.

Ethan menoleh ke Nerina. "Pegangan yang kuat ya, jalannya agak nanjak nanti"

Nerina dengan polosnya memegang bahu Ethan, membuat pemuda itu menahan senyum kecil. Sementara di belakang mereka, Jacob menyalakan motornya dan melirik ke arah Alia dari kaca spion.

"Pegangan juga, nanti jatuh lo"

"Gak usah nyuruh, gue tahu" gumam Alia, tapi diam-diam tangannya perlahan memegang jaket Jacob.

Sedangkan di sisi lain tiga orang wanita menatap mereka dengan tatapan tidak suka.

"Kenapa Ethan dan teman temanya lebih memilih Nerina dan Alia dibanding kita" geram Reina.

"Akan aku buat Nerian seperti di neraka"

Mereka pun melaju keluar dari area sekolah, deru motor memecah keheningan sore. Jalanan menurun dengan pepohonan rindang di sisi kiri-kanan, cahaya matahari perlahan meredup ke arah senja.

Ethan sempat menoleh sebentar, menatap ke arah spion, memastikan semua ikut. "Kalian masih di belakang kan?"

"Masih, bos," teriak Jacob sambil melambai.

"Tenang aja, kalau lo ngebut, kita tinggal susul. Kalau Haidar biarin aja di cegah mbak kun"

"Jacob!!" teriak Haidar dengan panik, membuat semua tertawa lagi.

Tapi di balik tawa mereka, Alia dan Nerina saling bertatapan lewat spion. Di balik senyum santai itu, mereka tahu rumah Ravendra bukan tempat biasa.

Mereka akhirnya tiba di rumah mewah itu, Nerina sudah bisa merasakan kehadiran para mermaid disana.

"Sini aku lepasin helmnya" ujar Ethan lalu melepaskan kaitan helm.

Sedangkan Alia sudah turun dan memberikan helm itu kelada Jacob, "Makasih" ujar Alia datar.

"Iya sama sama neng Alia" ujar Jacob sambil tersenyum.

Mereka semua akhirnya masuk ke dalam rumah itu terlihat foto besar Ravendra terpajang di ruang tamu, Jacob dan Haidar segera berlari dan duduk di sofa yang empuk. Haidar menyalakan televisi disana.

"Akhirnya bisa istirahat juga gue, dari matematika" ujar Haidar.

Nerina dan Alia yang baru pertama kali datang, masi canggung lalu menatap ke sekeliling. Ethan menatap sekilas ke arah dua gadis yang masih berdiri kikuk di tengah ruang tamu. Ia tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana.

"Duduk aja, Ner, Al. Kalian tamu di rumah ini" ujarnya sambil menunjuk ke arah sofa panjang di sebelah kanan.

Nerina dan Alia pun perlahan duduk, sementara Ethan menoleh ke arah salah satu pembantu rumah yang kebetulan lewat.

"Mbak, tolong buatin minuman ya, jus aja empat gelas. Oh, tambahin satu yang besar buat Haidar biar dia gak ngeluh haus terus"

"Siap, Mas Ethan" ucap pembantu itu sopan sebelum bergegas ke dapur.

Ruangan itu terasa megah namun hangat, dengan langit-langit tinggi dan lampu gantung kristal yang berkilau lembut. Tapi bagi Nerina, ada sesuatu yang berbeda hawa di ruangan itu terasa agak berat. Seperti ada bisikan lembut yang hanya bisa ia dengar. Suara samar dari dunia bawah laut.

Ia menatap sekeliling dengan hati-hati, sampai matanya berhenti pada satu foto besar di dinding. Seorang wanita cantik dengan senyum lembut dan aura menenangkan. Gaun putih yang ia kenakan membuat sosok itu tampak begitu anggun.

"Ethan…" panggil Nerina pelan sambil menunjuk ke arah foto itu.

"Siapa wanita di foto itu?"

Ethan mengikuti arah telunjuknya. Seketika ekspresinya melunak, sedikit sendu namun hangat.

"Itu… Mama aku" ujarnya pelan.

"Namanya Arin. Dia sudah meninggal waktu aku SMP"

Nerina terdiam. Ia menatap sosok di foto itu lebih lama. Ada sesuatu yang aneh bukan hanya karena kecantikan wanita itu, tapi karena wajahnya terasa familiar. Seolah aura lembut dari wanita itu memancarkan energi yang sama seperti kaum mereka.

"Dia sepertinya bukan manusia, atau dia seorang mermaid?" batin Alia sambil sesekali menatap foto itu.

"Beliau terlihat sangat anggun dan cantik" ucap Nerina akhirnya.

"Matanya lembut sekali"

Ethan tersenyum kecil. "Iya, Mama orang paling lembut yang pernah aku kenal. Semua orang di rumah ini juga sayang banget sama dia"

🧜‍♀️🧜‍♀️🧜‍♀️

MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAAN VOTE SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHHH

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!