NovelToon NovelToon
Terjerat Overdosis Cinta

Terjerat Overdosis Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Patahhati / Romansa Modern / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Hidupku begitu hancur saat malam yang tak diiginkan menimpaku. Sayangku pada keluarga baru, telah menghancurkan cinta pada pria yang telah merenggut semangat hidupku.

Hidup yang selama ini terjaga telah hancur dalam sekejap mata, hanya keserakahan pria yang kucintai. Namun pada kenyataanya dia tak memilihku, akibat cintanya sudah terkunci untuk orang lain.

Apakah hidupku akan hancur akibat malam yang tak diiginkan itu? Atau akan bahagia saat kenyataan telah terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga baru yang baik

Suara bising-bising dalam rumah telah membangunkan tidur nyenyakku, ketika mentari pagipun telah menyinari wajahku hingga mau tak mau terpaksa bangun juga.

"Siapa kamu?" tanya seorang wanita yang kini keluar dari rumah yang kutumpangi tidur diemperan.

"Maaf, mbak. Aku semalam berjalan kelelahan dan tanpa sengaja sudah numpang tidur di emperan kamu," jelasku.

"Oh, ya sudah. Pergi sana! Aku mau berangkat kerja untuk jualan, jangan berada disini lama-lama nanti bisa-bisa barang dalam rumahku hilang pulak dan kamu tak mau 'kan dituduh sebagai pencurinya," jelas mbaknya marah.

"Iya, mbak. Maaf dan terima kasih atas tumpangannya," cakapku sambil menganggukkan kepala..

"Iya, gak pa-pa."

"Ada apa sih, buk? Pagi-pagi kamu mengomel melulu?" Suara tanya seorang laki-laki yang kemungkinan adalah suaminya.

"Ngak tahu. Ini nih, ada orang asing tadi malam numpang tidur diemperan rumah kita," jelas si mbaknya.

"Ooh," jawab pria itu.

Kaki belum lama jauh, hingga bisa mendengarkan jelas perkataan mereka, yang sepertinya sedang membicarakan atas kelakuanku numpang semalam . Tak apalah diri ini diusir, lagian mereka bukan siapa-siapaku.

Kaki kini terus berjalan lagi untuk mencoba mencari tempat tinggal, tapi pikiran sudah diterpa kebingungan tak tahu harus pergi ke mana dan ditempat siapa tinggal karena tak punya sanak saudara.

Krucuk ... krucuk, suara perutku terus saja berbunyi.

"Heeh, kamu lapar banget ya nak. Tapi maafkan ibu yan tak bisa memberimu asupan makanan saat ini, sebab tak ada yang bisa kita makan," ucapku dalam hati sambil mengelus-elus perut yang masih rata.

"Perut rasanya begitu lapar sekali, gimana aku harus mendapatkan makanan?" tanyaku dalam hati sambil clingak-clinguk melihat sekeliling jalanan, sebab siapa tahu ada makanan yang bisa kupungut.

Bulir-bulir keringatpun sudah sebesar-besar jangung, dengan matahari yang mulai menyengat menyinari tubuhku hingga kepanasan. Rasa lemahpun mulai terasa, sebab tak ada setetes air dan sebiji nasipun masuk dalam mulutku.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku begitu haus dan lapar sekali?" tanyaku dalam hati ketika sedang berteduh dibawah pohon jalanan taman.

Netra berusaha menyapu disekitaran area jalanan, namun tak ada satupun makanan atau minuman untuk meredakan melilitnya perut yang kian menjadi-jadi. Rasa lemaspun kian datang, hingga dengan cara memejamkan matalah aku bisa menghilangkan semuanya.

"Semoga saja rasa haus dan lapar ini segera hilang, saat aku memejamkan mata untuk tidur," gumanku dalam hati sayu-sayu sudah ngantuk berat.

Entah berapa lama aku tertidur, yang jelas hari mulai nampak gelap, yang sepertinya awan hitam telah datang untuk menurunkan air hujannya. Hembusan angin kian kencang menerpa kulitku, yang sudah terasa dingin sekali telah tembus dari baju lengan panjangku.

"Kamu harus mencari tempat berteduh segera, Karin! Sebelum hujan itu menguyur tubuhmu" gumanku dalam hati.

Langkah mencoba berlari kesana kemari, saat titikkan air hujan mulai jatuh diatas kepala. Awanpun terasa menyambut hangat warna kelam langit yang kian lama kian menghitam pekat. Hampir didekat gang perkampungan, aku berusaha lari kecil untuk mencari tempat berteduh segera, hingga akhirnya payung yang usang terbuang ditong sampah aku temukan, yang langsung saja kupakai untuk menutupi diriku.

Baju tetap saja basah saat payung yang maksud hati agar melindungi, namun tetap saja bisa menembuskan titikan air hujan yang kian lebat bersamaan angin kencang. Sekelebat bayangan tentang nasibku yang hancur, telah membuatku serasa putus asa lagi, yang ditambah tak ada tempat tujuan hidup hingga aku klontang-klantung tak tentu arah. Rasa benci, marah dan tak ingin menapakki bumi ini lagi, kini mulai hadir lagi untuk melakukan hal yang dilarang.

"Apakah aku harus bunuh diri lagi? Aku begitu tak tahu jalan hidupku harus bagaimana lagi? Maafkan ibu nak, tak bisa menjaga kamu. Ini bukan pilihan yang terbaik untuk kita berdua agar menjalani hidup didunia ini. Ya, kita harus pergi dari kehidupan ini, agar semua orang tak kita susahkan lagi suatu saat nanti," cakapku dalam hati yang sudah berada dekat jembatan yang tadi sempat berjalan terus.

Karena tak sabar dalam menghadapi cobaan, mau tak mau niatan untuk bunuh diri kini benar-benar akan kulakukan tanpa berpikir atas nama dosa lagi, sebab dalam pikiranku sekarang adalah menyelesaikan masalah dengan cara yang mudah yaitu hilang selamanya didunia ini.

********

"Begitulah, bu Fatimah. Atas semua cerita hidupku yang sampai-sampai mau nekat bunuh diri, hingga bapak datang mau menolongku" jelasku pada bu.

"Kamu yang sabar dan kuat, nak Karin. Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan, hanya saja kita menanggapinya yang kadang telah salah. Aku tahu bagaimana perasaan kamu sekarang ini. Diusia kamu yang masih muda sudah menangung beban berat, yang kadang memang banyak manusia belum bisa mengarunginya. Kamu tak salah atas musibah ini, tapi percayalah hanya sebuah takdir kehidupan yang bisa merubahnya atas hati yang selalu sabar, jadi kamu kuat, ya!" jawab bu Fatimah mengelus-elus rambutku.

"Iya, bu. Makasih."

"Sama-sama. Kamu adalah wanita malang tapi disebalik itu kekuatan kamu untuk hidup harus begitu kuat. Ingatlah, didalam perutmu ada sebuah bayi mungil yang ingin melihat dunia ini dan senyuman ibunya, jadi aku mohon jangan pernah lakukan bunuh diri lagi. Aku akan membantu kamu dan menganggap sebagai anak sendiri mulai sekarang, gimana? Soalnya ibu selama bertahun-tahun sampai setua ini belum ada tangisan bayi yang pernah aku gendong, maka dari itu jangan lakukan hal bodoh bunuh diri lagi, sebab anak adalah anugerah yang dibetikan Tuhan untukmu," Nasehat beliau dalam penjelasan.

"Benarkah itu, bu Fatimah? Terima kasih sebanyak-banyaknya jika kamu sudah menganggapku sebagai anak. Alhamdulillah, sungguh ini diluar dugaanku, ternyata benar kata kamu bahwa pertolongan Allah itu pasti ada, walau sesulit apapun rintangan yang menghadang," cakapku merasa syukur.

"Iya, Karin. Kamu ngak usah putus asa dan sedih lagi, sebab bapak sama ibu yang akan menjadi ibu sambung kamu berikutnya. Kita semua akan membantu membesarkan anak yang kamu kandung, jadi janganlah patah semangat lagi dan malu atas cobaan ini," jawab beliau ramah.

"Iya, bu. Makasih," ucapku menitikkan airmata yang langsung memeluk beliau.

Rasa syukur berulang kali terus saja terlontar keluar dari bibirku. Ternyata disebalik musibah ini masih ada orang yang baik dan menyayangiku.

"Maafkan aku Ya Allah, kuasamu begitu agung dan besar. Cobaan demi cobaan telah Engkau berikan, namun disebalik itu Engkau memberikan setitik harapan untukku. Alhamdulillah, semoga hari-hariku yang akan dimulai dengan orangtua baru akan bahagia terus, yang tak akan ada kesedihan lagi, amiin ya robbal alamin," ucapku dalam hati berdoa.

Tenyata keluarga baru sungguh baik dan selalu sabar melayaniku yang sempat lemah akibat terbaring sakit. Hujan yang lebat serta kondisi tubuh yang belum makan, membuat drop badan secara mengigil dingin namun terasa panas. Ibu merawatku dengan baik dan telaten, walau beberapa hari ini aku baru saja dianggapnya sebagai anak beliau.

*******

Pak Samsul pekerjaannya adalah sebagai guru disebuah sekolah SMP, sedangkan bu Fatimah sebagai pembantu yang membersihkan rumah seseorang dengan job kerja sampai sore hampir magrib. Aku tak mau hanya makan tidur saja saat dirumah mereka, jadi kini pekerjaan rumah akulah yang menyelesaikannya. Kondisi badan sering kali melemah, tapi aku masih tetap kuat untuk menjalani aktifitas itu. Wajah bapak sama ibu yang kelelahan usai berkerja, tak tega sekali jika mereka pulang ke rumah kondisinya masih berantakan maupun tak ada makanan yang dimasak. Jadi kondisi lemahpun tetap kuusahakan membereskan rumah, sebab aku tak mau dicap sebagai anak yang numpang tidur mau enaknya saja.

"Heeeh ... heiiieeh," Suara ibu telah mengigil kedinginan yang kini bersiap-siap mau berangkat kerja.

"Ibu sedang sakit?" tanyaku khawatir.

"Iya, Karin. Mungkin ini efek ibu sudah tua dan kecapek'an saja," jawab beliau lemah.

"Mending ibu sekarang istirahat saja, biar badannya sehat kembali," jawabku mencoba mencegah.

"Ngak bisa, Karin. Sebab tuan ibu tuh orangnya ketat sekali. Kalau sehari saja ngak kerja bisa-bisa ibu akan kehilangan perkerjaan. Lagian majikan ibu tuh orangnya suka pemilih, makanya dia tak mau sama orang lain dan maunya ibulah yang jadi asisten pembantu rumah dia," Penjelasan beliau kekuh masih ingin bekerja.

"Tapi, buk. Badan kamu sekarang benar-benar panas banget, takutnya nanti akan terjadi apa-apa sama kamu," keluhku berusaha mencegah, saat tangan terletak dikening beliau untuk memeriksa suhu badan.

"Tapi, Karin!" jawab beliau seperti tak mau meninggalkan pekerjaan itu.

"Emm, gimana kalau Karin saja yang ganti'in ibu untuk sementara ini. Jadi ibu istirahat saja biar cepat sembuh, 'kan nanti akan repot juga kalau ibu sakitnya kian parah, lagian kasihan bapak nanti akan khawatir," cakapku tetap berusaha mencegah ibu Fatimah berkerja.

"Tapi, Karin. Bukankah kamu lagi tak enak badan juga akibat hamil?" ucap beliau.

"Masalah itu abaikan saja, ibu. Karin itu sakit tapi penyakit baik, bukan kayak ibu yang benar-benar sakit. Lagian Karin harus banyak-banyak bergerak, agar tubuh tak lemah terus," kekuh jawabku.

"Heeh, ya sudah. Kalau kamu baik-baik saja atas semua itu. Tapi kamu bekerja nanti jangan angkat-angkat yang berat, ingat itu! Lagian sayang sama pekerjaan itu, sekarang susah mau ngelamar pekerjaan dimana-mana," jawab ibu yang akhirnya menyetujui atas usulku itu.

"Iya, bu. Karin pasti akan hati-hati," jawabku.

"Baiklah, ibu akan tuliskan alamatnya. Dekat kok tempatnya dari sini," tutur beliau memberitahu.

"Hmmm."

Jari-jari yang mulai ada kerutan ditangan, kini telah menggerakkan pena pelan untuk menuliskan satu demi satu huruf, agar membentuk sebuah alamat yang akan kutuju bekerja.

1
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
mau lanjut baca lagi di sini semoga bisa namatin aku ya🤲
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
tuan Chris baik betul ini orang mau dong kalo ada orang kek tuan Chris sudah ganteng baik kaya lagi🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻˢKтяι'𝐆🤎ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf 💋
ladalah mau bundir ini anak 😱☹️
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
ya ampun sombong sekali mamanya Chris padahal kan Karin sudah minta maaf masih saja mengeluarkan kata kata kasar kek gitu merendahkan Karin ck ck ck...
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
waduh Karin 🤰🤰 kira kira apa Chris bisa diandalkan bantuannya nanti ya 🤔
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
wa itu ulah siapa lagi ya
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
alhamdulilah ya nga kepanjangan marah nya🤭
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
geregetan Ama Adit de nga nyadar kelakuan mu bikin istrimu berulah diluar nalar
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
puas de rasanya 😅
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
dasar Adit iya iya aja diajak pergi tu istrimu kelimpungang cari cara supaya kamu gagal pergi
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
Nola memang harus dikasih pelajaran 🤣
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
eh, aku sudah mengira yang nolong itu mamas² heheh
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
tarik terus kak, rayu pakek permen/Sweat/
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
keputusan yang salah. tubuhmu adalah titipan tuhan, kamu tidak ada hak untuk menyakitinya.
🏘⃝Aⁿᵘղíαᴳᴿ🐅𝐀⃝🥀💋👻ᴸᴷ
Mampiirr
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angel𝐀⃝🥀❣️
assalamualaikum
🐈𝐀⃝🥀Alfa Miauwzᴳ𝐑᭄
anggap aja yg dbawah itu kolam renang yaaak bukan sungai😂😂😂😂😂
🔵Ney Maniez
aku hadir,, nyimak ceritanya thor
ͩAlsheiraz⁹⁹HeartNet🔰π¹¹
keren 👍
🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
mampir kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!