Awalnya Daniel tidak ingin dijodohkan dengan Hannah wanita pilihan ibunya. Karena, dia sangat mencintai Shofia, kekasih sekaligus tunangannya. Daniel merasa kesal karena Isabella menuduh Shofia berselingkuh dengan klien bisnisnya. Sehingga, dia menolak permintaan ibunya, akan tetapi, saat keduanya bertemu Daniel berubah pikiran dan mau menikahi gadis itu. Sebab, Hannah adalah penolongnya pada saat dia kecelakaan dua tahun yang lalu. Meskipun dia telah memiliki seorang tunangan, tapi dia bertekad untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPJ-29
"Tuan Daniel! Tuan Mike!"
Hannah membangunkan suaminya, kini Mike semakin curiga. Dengan kemarahan yang masih tersisa, pria itu melepaskan syal Hannah, dilihatnya ada bekas tanda cinta sama seperti yang ada di leher Daniel. Dengan ini ia yakin kalau Daniel dan Hannah memiliki hubungan yang spesial.
"Hannah apa yang kamu lakukan dengannya? Kenapa ada bekas tanda cinta di lehermu? Dan Anda Tuan Daniel, berani sekali menyentuh Hannah."
"Anda siapa sih? Ini kan masalah saya dan Kak Daniel, lagipula kami berhak melakukannya. Ini hal yang wajar, bukankah yang belum menikah saja sudah banyak yang melakukannya. Apalagi kami yang sudah menikah," kata Hannah dengan nada tinggi.
"A-apakah kalian sudah menikah?" tanya Mike dengan nada gemetar.
Daniel menggenggam erat tangan sang istri, dan menyembunyikan tubuh istrinya di belakangnya,"Ya, kami sudah menikah, Tuan Mike. Memangnya kenapa?" tanyanya menggertak Mike.
"Kenapa? Bukankah Anda itu tunangannya Nona Sofia? Kenapa Anda menikahi Hannah. Saya ini tunangannya Hannah, Sayang kamu tidak ingat aku?" tanya Mike sambil menatap Hannah yang saat ini sedang mengintipnya di belakang tubuh Daniel.
Hannah mengeratkan pegangan tangannya pada lengan sang suami, ia tidak ingin menatap Mike. Daniel paham, istrinya sedang ketakutan.
Tiba-tiba saja Hannah mencoba mengingat siapa Mike, ia melepaskan tangannya dari Daniel dan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya, rasanya begitu sakit dan ia ingin berteriak. Daniel melihat hal itu memeluk tubuhnya, "Jangan dipaksa mengingat, nanti kamu sakit."
"Ingatlah aku Hannah, aku kekasih mu. Kita sudah berjanji akan menikah bulan depan. Kenapa kamu malah menikah dengannya!"
"Brengsek... Bisa diam tidak? Kalau terjadi sesuatu pada istriku, aku tidak akan memaafkanmu!" gertak Daniel pada Mike.
Hannah jatuh pingsan dalam hitungan detik, ia tak sadarkan diri. Hal itu membuat semua panik, baik Daniel maupun Mike sama-sama ingin menggendongnya. Tapi, perdebatan itu justru membuat Benny yang baru saja datang heran, dan akhirnya mengambil alih Hannah dan berlari secepat mungkin agar Hannah segera mendapatkan pertolongan.
"Sial, siapa pria tadi?"
"Dia asisten pribadiku. Diam kau jangan banyak protes, dia itu anak baik-baik. Ini semua karena kau ikut campur, padahal aku masih mampu menggendongnya."
"Kau yang diam, dia calon istriku. Jangan banyak bicara, cih menyebalkan. Aku hanya ingin dia mengingat kembali diriku, aku tidak mau kalau dia sampai,"
Mereka berdua bertengkar seperti anak kecil yang sangat memperebutkan permen. Hanya saja ini berbeda, mereka merebutkan Hannah.
"Hei aku sudah sah jadi suaminya, ya. Jangan mimpi!"
"Kita lihat saja nanti, siapa yang akan Hannah pilih jika ingatan nya pulih?"
"Oke, siapa takut?" tantang Daniel pada lawan bicaranya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit di mana Hannah di rawat.
"Atas nama Tuan Mike siapa?"
Daniel mengerutkan keningnya, "Suster Anda tidak salah orang kan?"
Suster itu menggelengkan kepala, "Tidak, Tuan. Nona yang di sana ingin bertemu dengan Tuan Mike. Beliau ingin berbicara berdua saja, dengan Tuan Mike. Silakan Tuan Mike!"
Mike menganggukkan kepalanya, ia melirik Daniel sambil tersenyum mengejek. Ia juga melipat kedua tangannya di dada, menambah kesan arogan pada wajahnya, "Kau kalah Daniel!" ujarnya dengan nada menyindir.
Sementara itu, Daniel kekeuh ingin melihat kebersamaan istrinya dengan pria bernama Mike itu.
"Penjaga! Ada orang gila di sini, keluarkan dia!"
"Lepaskan! Aku suaminya kalian tidak berhak memperlakukan aku seperti ini! Hannah sadarlah aku suamimu!"teriak Daniel di koridor ruang rawat itu.
Orang-orang di sana memandangnya dengan tatapan heran, merasa prihatin melihat Daniel yang terlihat seperti orang tidak waras itu.
Daniel dibawa oleh para penjaga keamanan di rumah sakit itu, mereka melemparkan tubuh Daniel.
"Sial...!" umpat Daniel.
Ia menghubungi asisten pribadinya, meminta Benny untuk mengawasi istri dan juga mantan klien bisnisnya.
Sementara itu...
"Kak Mike!" Hannah menatap wajah pria tampan sedikit brewok tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Iya Sayang, ini aku!" kata Mike sambil menggenggam erat tangan wanita cantik itu sambil ia menempelkan tangan lembut Hannah itu pada pipinya.
"Aku ingin menyampaikan sesuatu," ujar Hannah lirih, "...kita berjanji untuk menikah tahun depan. Tepat pada saat itu kita sudah berhubungan selama 5 tahun lamanya. Aku senang bisa mengenalmu. Tapi, saat kecelakaan itu terjadi, kamu ada di mana? Kenapa tidak menolongku? Kamu selalu tidak ada di saat aku membutuhkan bantuanmu." nada bicara Hannah mulai meninggi.
"M--maafkan aku, Sayang. Aku begini karena itu demi masa depan kita," ujar Mike dengan nada gemetar.
"Masa depan ya? Masa depan yang bagaimana? Kamu yang diam-diam sudah menghancurkan nona Shofia alias Kakak kandungku? Kamu yang diam-diam berhubungan dengannya padahal kamu tahu kita masih bertunangan. Atau bagaimana? Jelaskan padaku, Kak?" Hannah memberondong Mike dengan pertanyaan yang selama ini ia pendam sendiri.
"Sampai aku berganti nama Hannah, kamu pun tak tahu? Aku ketakutan hidup pun kamu tak tahu? Untung saja Kakek masih memiliki aset sehingga aku bisa dengan mudahnya mengganti identitas. Kalau tidak? Apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku berpura-pura menjadi orang lain, mencoba melupakan semua hal yang menyakitkan, tentang Papa, Kakakku, dan juga kamu. Kalian semua jahat, aku tidak perlu mempedulikan kalian. Aku tidak menyangka, upayaku menolong Ibu Kak Daniel, berbuah manis untukku!"
Mike menatap lirih Hannah alias Hannie, tunangannya,"Aku menggoda Sofia semata-mata hanya ingin membalas dendam padanya. Aku ingin dia jatuh sejatuh-jatuhnya, dia dan keluarganya sudah menghancurkan keluarga ibumu. Aku sebagai anak pelayan hanya bisa melakukan itu, aku ingin bersekolah tinggi dan merebut kembali aset keluarga Louise. Itu hakmu, Sayang. Aku mohon mengertilah!"
"Tidak perlu, aku tidak bisa kembali padamu, Kak." ujar Hannah sambil membuang mukanya.
"M-Maksudnya apa? Kenapa kamu tidak mau memberikan aku kesempatan? Aku sangat mencintaimu, Hannie, jangan begini." ujar Mike sambil menggoyangkan tubuh tunangannya.
Hannah menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa!"
"Kenapa? Karena pria bernama Daniel kah? Ingat dia tunangan Kakakmu, Sofia."
"Memangnya kenapa? Dia suamiku, satu lagi di dalam rahimku ini, telah tumbuh janinnya, di sini ada calon anakku dan juga dia. Karena kamu juga bermain api, kenapa aku tidak? Aku bukan wanita yang bodoh ya! Aku bisa hidup tanpamu, lagipula posisi kita sama-sama selingkuh kan. Tapi aku lebih beruntung, sebab aku bisa menikah dan mengandung anak dari Tuan Muda Daniel. Dan, inilah saatnya untuk mengakhiri hubungan kita. Kakak kejarlah cinta Kak Shofia, kalian cocok. Sama-sama tidak punya hati, dan egois."
Mike tidak tahan dengan semua ucapan Hannah yang menusuk jantungnya tersebut, sehingga ia mencoba untuk menyentuh tubuh Hannah.
"Tolong...!" teriak Hannah.
"Berhenti! Dasar Brengsek!"
"Jangan ikut campur, Brengsek!" ujar Mike.
Pria itu justru menghajar Mike, dan membuatnya jatuh tersungkur di lantai. Pria itu menggendong tubuh Hannah, dan pergi meninggalkan Mike.
Bersambung
nyatanya masih dimalam itu baru kenalan😆
tau tau udah lebih dari seminggu di apart Daniel,