NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:261.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 29

Saat menyadari sudah kelepasan bicara, Astuti langsung menutup mulutnya, dia ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

Laila merangkul pundak yang langsung si empunya tersentak mundur. “Saya sudah tahu, tak perlu ditutup-tutupi lagi.”

“Maaf.” Kepalanya langsung menunduk. “Maaf, karena diri ini pengecut – memilih bungkam daripada membeberkan.”

Tubuh Astuti luruh, berlutut dengan kedua tangan tertangkup. Terlihat jelas raut penyesalan, ketidakberdayaan, keputusasaan.

Laila pun berjongkok, agar sama tinggi dengan ibunya Mia. Menggenggam telapak tangan berkeringat. “Saya tak bisa langsung menghakimi, dikarenakan Ibu dan Mia serta Anto – dalam keadaan tidak berdaya. Pun, meskipun kalian memilih jujur … kepada siapa mau mengadu? Sedangkan pelakunya orang berkuasa serta dukun terkemuka.”

Mia yang memang memiliki sifat empati tinggi dan sangat menyayangi ibunya, mendekap tubuh kurus Astuti dari belakang. “Ayo Buk, kita lawan rasa takut ini. Demi Anto, demi semua orang tidak bersalah.”

Astuti mendongak, menatap dengan sorot mata sesal. “Satu tahun lalu, awal dimana aku dipaksa ikut melakukan ritual jahat itu. Namun, aku menolak dengan berkelit kalau tubuhku lemah, tak mungkin bisa menahan kekuatan magis.”

“Setelahnya mereka kembali memaksa menyuruh membereskan pakaian para korban yang sudah menumpuk dimasukkan begitu saja dalam karung goni. Sebagian masih bisa ku kenali – milik bidan Juleha, suster Ineke, lewat seragam dinas ada nama mereka. Dan terakhir meskipun sudah kaku dikarenakan noda darah kering, aku tetap kenal pakaian yang memang itu-itu saja dipakai Ajiz, adiknya Ida,” Astuti menarik napas panjang.

“Diam-diam aku mencuri paku dalam rendaman kolam tanah lumpur berbau amis dan ditaburi bunga tujuh rupa, lalu membungkusnya dengan kaosnya Ajiz. Sebelumnya diri ini pernah mendengar Suryo berkata – kalau paku mematikan itu dapat menyerap memori melalui darah korban.” Astuti terdiam, terlihat sangat berat menceritakan kisah mengerikan.

“Diarenakan di gubuk dalam hutan tidak boleh ada nyala api membumbung tinggi. Entah apa sebabnya aku tidak tahu, mau kupendam disana pun dilarang. Jadi, semua pakaian kubawa pulang.”

Mia meneruskan cerita ibunya. Dia duduk di samping Astuti. “Khusus milik Ajiz, aku serahkan kepada kak Ida dan bang Santo. Sama mereka dibawa ke Mbah Patmi – dan sesudahnya aku dimintai tolong melempar baju dibungkus kain sarung ke loteng kamar Kak Laila.”

‘Dari awal memang Mbah dukun gigi tinggal dua itu mengincarku, memancing rasa penasaran ku, dan berakhir aku masuk jebakannya,’ hatinya masih menyimpan rasa kesal, terlebih kepada menantu Mbah Patmi.

“Ternyata Suryo mengetahui kalau pakunya kurang satu. Aku dan para pemuja Iblis dikumpulkan, saat itu dia langsung meminta bantuan Tuan Iblis nya, dan pada akhirnya dapat mengendus dimana benda terkutuk itu. Tejo dan Iwan diperintahkan mengambil paku di plafon kamarmu, Laila,” sambung Astuti.

Ya, tersangka yang kapan hari digigit Kalajengking, dan dipijak Kuda – tak lain dan tak bukan adalah dua orang abdi setia nya Suryo.

“Apa mereka tidak curiga kenapa pakunya bisa sampai disini?” tanya Laila saat merasa ada yang janggal.

Astuti menjawab dengan menaikan baju, lalu dia memunggungi Laila.

“Astaga!” pekik Laila kecil.

“Mereka mencambuk hingga punggungku cacat, penuh luka bekas pecut tali tambang. Aku bersyukur tetap pada pendirian, mengatakan kalau diriku tidak tahu – dan jujur kalau beberapa pakaian korban ku buang di loteng rumah ini, sebagai bentuk pemberontakan atas nasib malang Mia. Aslinya aku sedang menutupi fakta sesungguhnya.” Kaosnya diturunkan lagi.

“Laila.” Astuti menggenggam tangan tetangganya, menatap penuh sorot permohonan.

“Aku tidak minta perlindungan untuk diriku, tapi tolong berikan sedikit belas kasihmu kepada Anto. Diantara kami, dialah yang belum diapa-apain oleh Iblis. Sementara diriku dijerat teluh, dan Mia dijadikan pemuas nafsu. Tolong sembunyikan keberadaan Anto agar tidak terendus oleh Sopyan biadab!” kata-katanya penuh kebencian kepada suaminya sendiri.

“Aku janji! Akan membantu meskipun nyawa taruhannya.” Astuti mundur, lalu bersujud.

Mia pun melakukan hal sama. “Aku juga memohon pada Kak Laila – tolong selamatkan Anto. Kalau diriku sudah menyerah, tidak lagi memiliki harapan atas dunia ini, Kak. Jadi, biar dia saja yang kami perjuangkan.”

Laila langsung menangis, dalam hati memaki para iblis berwujud manusia. “Tolong jangan seperti ini. Duduklah lagi yang benar.”

Mia dan ibunya kembali duduk, tangan mereka saling menggenggam, menguatkan.

Kemudian Laila masuk ke dalam kamar, mengambil kardus berisi obat-obatan pemberian abangnya tempo hari.

“Kalian percaya ‘kan padaku?” tanyanya lembut. Tangannya mengambil dua alat suntikan masih terbungkus plastik, lalu mengeluarkan dua ampul berisi obat khusus racikan abangnya yang mewarisi ilmu pengobatan almarhum suaminya Mbah Ngatemi.

“Iya.”

Jawaban serempak itu disambut senang oleh Laila. Dia menarik lengan Mia, menyingsingkan lengan baju hingga diatas siku. “Tahan sebentar ya. Obat ini berkhasiat menghilangkan rasa gatal, dan memperbaiki jaringan kulit dari dalam, serta menetralisir racun yang sudah menyebar dalam darah.”

“Racun apa, Kak?” Mia penasaran.

Ujung jarum menusuk urat Vena, dan Laila menekan tabung suntik hingga cairan habis, lalu menariknya.

"Mia, kau murni manusia – sedangkan dia Iblis dan beda alam dengan kita. Buyut ku pernah menceritakan, bila fisik seseorang tidak kuat, dia langsung mati setelah digauli makhluk halus. Nah, dirimu termasuk kuat, bisa bertahan. Akan tetapi _”

Dia sulit menjelaskan hal yang bila dipikirkan secara logika maka tidak masuk akal, pun dirinya kasihan dengan Mia.

“Seperti digigit Anjing rabies ya Kak? Ada virus mematikannya,” suaranya terdengar biasa saja, tapi pancaran matanya putus asa.

“Maaf, Mia. Kurang lebihnya memang seperti itu, tapi kau jangan khawatir – pasti dirimu bisa sembuh.” Untuk pertama kalinya, Laila memeluk Mia, mengusap punggung gadis paling tabah yang pernah dia temui.

Kemudian Laila melakukan hal sama kepada Astuti. Dapat dirasakan olehnya aura gelap mengalir dalam aliran darah ibunya Mia.

‘Bangsat memang Sopyan itu. Sepertinya dia harus menjadi orang pertama dihukum setimpal!’

“Besok tunggu aku di perkebunan karet atas bukit jalan pintas. Bawalah Anto, suruh dia mengenakan pakaian sehari-hari agar tidak mencolok mata. Jangan bawa apapun, selain baju yang melekat di tubuh. Kalian sudah siap ‘kan – berpisah sementara waktu dengannya …?”

.

.

Bersambung.

1
Tutuk Isnawati
baca novel dahayu sedih bgt baca ini tegang. makasih thor novel mu top semua sneng bgt bca novel on going yg outhorny rajin up/Drool/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
waduh, ayo berpikir Laila! gunakan akal licikmu..
Jia
Laila mode ceroboh hehe, he jin kampret tutup pandangan damini.tenang Laila Damini lg stres berat karna teror yg kamu kirim.
mamaqe
gunakan akal licikmu laila ..blg tuh bokong pake sumpelan😄
Watiningsih
waduh Laila ceroboh ga pernah ilang cerobohnya semoga kamu luput dari pengamatan damini
Mommy'ySnowy 💕
wah,, siap² ketauan ini msih pelawan../Chuckle//Facepalm/
ora
Mual membayangkannya🤢
ora
Pecahin dong misterinya, katanya dukun sakti/Chuckle/
isya🌀
Tak apa laila, pede saja. Damini sdg stress ilmunya ga mempan menyelesaikan teror. Dia mngkn luput memperhatikan penampilanmu
AFPA
Duh..peeabotan laila ada dirumah dinas ya...jjd ga pake.
smg ga ketauan domino
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Laila Canggung kamu ceroboh gimana kl ketahuan sama Damini 😌😅😁
Jeje kwok 12🌹
jangan sampe dah Laila ku ketahuan klo masih perawan ting tong ..loh ya damini jd orang ko kaya iblis eh emang dia iblis wujud manusi versi paling jelek seantero pernovelan
Liana CyNx Lutfi
Suryo murka dpt hadiah dr laila ngatemi..jngn lama2 lah thour giliran abdul dan karsa biar pra korban yg mereka bunuh jd plong blas dendamnya klu suryo damini urusan nilam dan nyi hyang.....laila ngatemi ceroboh gra2 terlalu senengsihmuda2hn damini tdak terlalu fokus kebdan laila
Mawar Hitam
Wah gawat

.nihih...
Fia Ayu
Jangan terungkap dulu weee
Mawar Hitam
Mayat mereka ada dikebun Damini Mantap..
Muhammad Arifin
waaah....persiapan kurang 🤦🏻🤦🏻
FLA
waduh gawat Laila, baru juga seneng abis bikin ulah eh ketemu Damini. bisa ketahuan dong kamu masih perawan
Hafifah Hafifah
tangan siapa tuh? si Suryo udah g punya muka ngeliat si Pram 🤣🤣🤣 katanya dukun sakti tapi nyari bukti seperti itu aja g dapet
Hafifah Hafifah
si rizal ada benernya nih lw ngomong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!