Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Hingga lima hari Romli belum juga Kembali dari alam gaib, Nur sudah semakin gelisah, khawatir terjadi sesuatu pada diri sang suami nya itu.
Semenjak memiliki uang banyak, sikap Romli sudah sangat jauh berubah, yang dulu nya sangat tempramental dan kasar bila menghadapi sang istri. Kini jauh lebih halus lembut dan nampak sangat sayang pada sang istri.
Begitu pula dengan sikap Nur, “sekarang Nur sudah sangat jarang mengomel karena melihat suaminya yang sudah berubah menjadi lebih baik dalam bersikap kepadanya
"Kang, sudah hampir seminggu loh kang, pamit nya cuma sehari semalam saja, tapi kok ya sudah hamper sampai seminggu belum pulang juga " gumam Nur sembari mondar mandir di depan pintu kamar rahasia tersebut.
"Pch... kaaang kang!!, sampean kok buat kawatir aku saja to kang" gerutu Nur sambil terus mondar mandir kebingungan.
"Apa benar waktu di sini sama di sana itu jauh perbedaan nya?? Kalau iya, wong dua hari dua malam dia bilang hanya sekejap, lah ini, sehari semalam, bisa bisa seminggu lebih, bisa dua mingguan" gumam nya semakin khawatir pada sang suami nya itu.
"Pak tukang tadi sudah makan belum ya" gumam nya saat mengingat di belakang rumah ada yang sedang bekerja membersihkan rumpunan bambu yang rimbun.
Nur pun turun dari kasur empuk nya dan menuju belakang rumah....
"Yu Nur!! sapa pak tukang batu yang kini beralih menjadi tukang taman.
"Yu, apa ini di pagar pake pagar bambu sekalian ya yu" tanya sang tukang mengusulkan.
"Sampean buat serapi mungkin kang, trus nanti samping timur rumah,
kalau masih ada bahan nya, sampean buatkan taman buat nanam sayur atau apa" jawab Nur sambil meminta pak tukang untuk membuatkan taman.
"Ooh, iya yu, bahan semen pasir sama bata masih banyak kok yu, nanti setelah selesai buat pagar ini, nanti langsung saya buatkan taman" jawab pak Tukang menyanggupi permintaan sang tuan rumah.
Terimakasih ya kang" sahut Nur sambil mengulas senyum ramah dan berlalu meninggalkan pak tukang itu bekerja.
"Pch, kaang kang!!, kapan to sampean pulang" gumam Nur lagi sambil menatap kearah kamar rahasia itu.
"C'KLEK... C'KLEK... C'KLEK" suara kunci di putar di pintu kamar rahasia itu.
Seketika Nur terkesiap dan menatap tajam kearah pintu itu....
Bibir Nur bergetar, kerinduan pada sang suami beberapa hari telah tercurah dengan kedatang pria yang selalu ia nanti kedatangan nya itu.
"Kang" gumam Nur memanggil pelan sang Suami.
Romli langsung mengembangkan senyum menawan nya dan merentangkan tangan nya....
"Brug" Nur langsung menubruk sang suami dan mendapat pelukan erat dari pria yang ia rindukan itu.
"Aku sampai khawatir kang" gumam Nur berbisik.
"Sekarang kakang sudah kembali dengan selamat Nur, sudah, jangan sedih lagi" jawab Romli sambil memegangi kedua pipi sang istri yang sudah sembab penuh dengan air mata.
"Iya kang" jawab Nur yang lagi lagi menenggelamkan kepala nya di pelukan sang suami.
Romli menuntun sang istri untuk duduk di kursi sofa empuk nya....
"Berapa hari kakang pergi??' 'tanya Romli.
"Enam hari kang" jawab Nur menggumam pelan.
"Ternyata benar, waktu di sini dan di alam sana sangat jauh perbedaan nya" sahut Romli menggumam.
"Memang nya di sana berapa lama kang??" Tanya Nur penasaran.
"Di sana baru sehari semalam Nur" jawab Romli yakin.
"Jauh sekali ya kang perbedaan waktu nya'sahut Nur meringis.
"Tadi masak apa??'tanya Romli menoel dagu sang isteri sembari menelisik wajah sang istri yang sudah nampak berbeda, terlihat lebih bersih dan lebih cerah
Nur hanya me mengerenyitkan kening nya mendapat perlakuan romantis dari sang suami.
"Kenapa wajah sampean aneh begitu" todong Romli.
"Ya heran saja, kenapa kakang tiba tiba romantis begini" todong Nur karena gelagat sang suami jauh berbeda, selain suka memeluk, Romli yang anti mencium Nur pun kini lebih sering mengecup kening sang istri.
"Memang nya salah kalau aku romantis sama isteri ku??" Tanya Romli berkilah.
Nur hanya menggeleng pelan sambil tersenyum malu.
Ternyata Romli masih terbawa, keromantisan nya saat bersama Isteri dedemit sesembahan nya, hingga dia bawa dan ia salurkan pada Nur.
"Nah... maka nya, kalau kakang romantis sama orang lain, baru sampean boleh protes, kalau romantis sama punya kakang, gak ada yang bakal melarang, cup..." ujar Romli dan akhir nya mendaratkan kecupan nya di kening sang istri.
"Iiih, kakang... aku malu" sahut Nur sambil menutup wajah nya dengan telapak tangan nya.
"Sampean semakin cantik saja Nur" gumam Romli sambil menatap lekat wajah sang istri.
"Iih, jangan gitu kang, aku malu" sahut Nur lagi sampai wajah nya bersemu merah karna malu dengan pujian sang suami.
"Kakang kangen" bisik Romli.
Nur tesipu malu dan menenggelamkan kepala nya di pelukan sang suami.
"Jangan di sini Nur, malu kalau tiba tiba ada yang masuk" bisik Romli dengan mesranya.
Nur hanya mengangguk pelan dan perlahan mengikuti sang suami masuk ke dalam kamar nya.
"Masih siang kang"bisik Nur saat Romli mulai menciumi dan memeluk nya dengan erat.
"Kakang cuma pingin meluk Mar, kakang juga lelah" jawab Romli yang membuat Nur benar benar malu karena mengira sang suami menginginkan hal yang lain.
"Kalau lelah, kakang istirahat tidur dulu, atau aku pijiti" jawab Nur menawarkan pada sang suami.
"Boleh" sahut Romli sambil mengangguk dan tersenyum.
Romli pun langsung merebahkan tubuh lelah nya di kasur empuk itu dan menikmati pijatan lembut dari sang istri....
"Loh kang !!, sudah pulang??' Sapa pak tukang kala Romli menampakan diri nya di tengah pintu.
"Iya kang, baru saja" jawab Romli sambil mengembangkan senyum ramah nya.
"Lagi mengerjakan apa kang??" Tanya Romli basa basi.
"Ooh ini mau buat Pagar kang, kata mbak yu Nur suruh merapihkan biar terlihat nyaman" jawab pak Tukang sambil membelah bambu untuk pagar.
Di belakang rumah Nur masih ada beberapa rumpun bambu, dan sebelum nya sangat tidak terawat, sehinga nampak seperti rumah tak bertuan, dan setelah rumah di bangun dengan dinding bata, dan belakang rumah di rapikan, nampak luas dan nyaman di pandang mata....
"Kang, makan dulu, jangan ngobrol terus, kalau ngeladeni kang Romli gak bakal makan sampean nanti" ujar Nur berseloroh ramah.
"Ooh iyo, ayo makan sama sama kang, aku juga lapar" sahut Romli sambil mengedipkan mata nya pada sang istri.
Para pekerja nya langsung merapikan alat alat kerja nya dan langsung mencuci tangan di air kran.
Sedangkan Nur sedang menggerutu karena sang suami terlihat lebih genit setelah pulang dari tempat sesembahan nya itu.
"Kakang genit" gumam Nur sambil mencubit pelan pinggang sang suami.
"Genit sama istri ku sendiri, gak salah to?? Yo gak kang jawab Romli dan meminta dukungan
para pekerja nya itu saat dua orang pekerja itu baru menginjakan kaki di dapur nya.
"Hehe, iya kang" sahut pak Tukang sambil terkekeh.
"sudah ayo makan, katanya lapar" ujar Nur sambil melirik kesal.
"Ayo kang" ajak Romli ke empat orang itu untuk makan bersama sama….
