“Aku tak menyukainya. Dia sangat dingin.”
Kikan adalah wanita pendiam dan sangat tidak mudah beradaptasi terhadap laki-laki.
Namun, ibunya yang sakit-sakitan ingin sekali melihat putri semata wayangnya itu agar segera menikah.
lalu kikan mendengar kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang bernama Alka yang kini menjadi pembisnis sukses.
sudah 15 tahun mereka sama sekali tidak pernah bertemu.
Kikan dan Alka saling menyetujuhi perjodohan itu
Namun, waktu akan melakukan pertemuan antar keluarga, Alka justru malah kabur dari rumah hingga kakak kandung Alka yang sangat dingin terpaksa menggantikan pernikahan tersebut.
bagaimanakah kisah pernikahan yang akan Kikan lalui dengan laki-laki yang tak seharusnya ia nikahi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbincang
Kala itu terlihat Bi Ani baru saja datang. ia masuk ke dalam rumah dan menyapa Alka dan Rey, yang tengah berbincang di ruang tamu itu. kemudian, Bi Ani pergi ke dapur membuatkan minuman untuk kakak beradik tersebut.
"Silahkan di minum Tuan Muda," kata Bi Ani yang tiba - tiba duduk bersimpuh di depan meja dengan meletakan dua cangkir teh di meja depan Alka dan juga Rey.
"Terimakasih banyak, Bi." saut Alka dan Rey.
"Sama - sama, Tuan muda," balas Bibi.
"Oh iya, Tuan Rey. di mana Nona Kikan?" tanya Bibi. Karna, tadi Bi Ani sempat mencari Kikan di dapur dan juga kamarnya. namun, ia sama sekali tak melihatnya.
"Sedang ke pasar, Bi. berbelanja bahan makanan," saut Rey dengan menyeruput teh yang baru saja di buatkan oleh Bi Ani.
"Astaga, maafkan saya, Tuan. saya sampai lupa mengecek ketersedian bahan makanan," kata Bi Ani, ia begitu merasa tidak enak dengan majikannya.
"Tidak apa - apa kok, Bi."
"Kalau begitu, saya akan menyusul Nona Kikan ke pasar ya, Tuan?" tanya Bi Ani.
" Tidak usah, Bi. Bibi di rumah saja ..." saut Rey dengan meletakan cangkir teh di atas meja.
"Tapi Tuan--"
"Saya tidak suka mengulang perkataan saya lagi, Bi."
"Baiklah, Tuan. saya akan kembali bekerja ke dalam. permisi," pamit Bi Ani. Alka dan Rey kembali menyeruput teh hijau yang ada di cangkir tersebut. mereka sangat menikmatinya dan memulai berbincang kembali.
"Bagaimana dengan wanitamu itu?" tanya Rey penasaran.
"Aku masih belum bertemu dia kembali, Kak." Alka meletakan cangkirnya kembali ke atas meja. Ia mengingat - ingat wajah wanita yang sedang ia pikirkan saat ini. Sang pemilik wajah yang saat ini Alka bayangkan tak lain ialah Kikan.
"Tapi, aku akan berusaha menemukan dia kembali, Kak." Alka berucap dengan penuh semangat, sembari melebarkan senyum di wajahnya.
"Dasar **** tengik," ledek Rey dengan menahan gelak tawanya.
"Kau sendiri, bagaimana hubunganmu dengan Kikan? kapan kau akan mengakhirinya?" tanya Alka. Rey sejenak menatap adiknya, kemudian, ia memalingkan pandangannya dengan menatap kosong sembarang arah. Entahlah, apa yang membuatnya membisu seperti itu.
"Kenapa kau hanya diam, Kak? jangan bilang kau masih ingin mempertahankannya?" tanya Alka sambil meledek. Rey sejenak menghela napas panjang.
"Entahlah, aku masih menunggu waktu untuk mencari alasan yang tepat," saut Rey, seolah di kedua manik mata laki - laki itu tersimpan sebuah kebingungan.
"Kenapa harus menunggu waktu? kau bisa mencari alasan ke mama dengan bilang istrimu selingkuh, selesai, kan." Alka berbicara dengan begitu entengnya. Rey melirik ke arah adiknya itu dengan tatapan yang kesal.
"Dia bukan wanita seperti itu!" seru Rey dengan kesal.
"Sejauh mana, saat ini kau berhubungan dengannya, Kak?" tanya Alka.
"Dia selalu menjaga jarak denganku dan aku juga sebaliknya," jawab Rey.
"Benarkah? Kakak sama sekali belum pernah berhubungan, dengan, dia?" tanya Alka semakin penasaran. Rey hanya diam. Tatapan matanya kembali kosong.
"Bagaimana, kalau dengan Reina?" tanya Alka kembali. rasanya Alka ingin sekali menyatukan kembali hubungan antara sahabatnya dan kakaknya tersebut.
"Sudah ku bilang aku sudah tidak tertarik dengannya!" seru Rey.
"Kak Rey, Reina itu wanita yang sangat sempurna. dia juga cinta pertamamu, bukan? sekarang hanya karna masalah kecil kau jadi membencinya seperti ini. kalau aku jadi Kakak. aku, akan memaafkan Reina dan akan lebih memilih mmenikahnya daripada Kikan," ujar rey
"Tapi sayangnya, aku bukan **** sepertimu." Rey berseru dengan sedikit geram.
"Kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Reina? sepertinya, kamu sangat pantas dengannya," imbuh Rey dengan meledek.
"Hahaha, aku tidak tertarik dengan wanita bekasmu, Kak." Alka tertawa begitu keras.
"Haha, dasar ****," saut Rey tertawa kecil sambil memukul pelan kepala adiknya tersebut.