Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Formation of a family.
Angelo memutuskan untuk beristirahat sejenak, merasakan tubuhnya semakin cepat lelah. Perutnya yang kini lebih besar dari yang dia perkirakan membuatnya merasa tidak nyaman, terutama di usia kehamilannya yang masih terbilang muda.
Maximillian, dengan lembut, mencium kening Angelo sebelum meninggalkan kamar. "Aku akan bertemu dengan Papa. Beristirahatlah dengan nyaman," ucap Maximillian dengan nada menenangkan sebelum melangkah pergi.
Angelo hanya mengangguk, memejamkan matanya dan membiarkan ketenangan menyelimuti dirinya. Meskipun selama masa kehamilan ini, Maximillian merasakan semua gejala yang menyertainya, Angel juga tidak bisa mengabaikan kelelahan yang menggerogoti dirinya akibat rutinitas harian yang mulai membosankan, ditambah lagi dengan membawa perut besarnya ke mana-mana.
Saat Angelo beristirahat, Maximillian melangkah menuju ruang keluarga, di mana Theodore, ayahnya, pasti tengah menunggu penjelasan. Dia membayangkan ayahnya mungkin akan menanyakan tentang rencana pernikahan mereka. Dengan langkah mantap, Maximillian menghampiri Theodore yang duduk di sofa, dikelilingi oleh aroma teh hangat yang masih mengepul dari cangkir di meja.
"Apakah Janet dan Jacob sedang pergi?" tanya Maximillian, tidak melihat keberadaan keduanya di ruangan itu.
Theodore, yang tengah asyik membaca majalah, menutupnya dan mengalihkan perhatian pada Maximillian. "Mereka sedang memeriksa persiapan pernikahan," jawabnya, wajahnya kini tampak serius dan penuh perhatian terhadap anaknya.
"Jadi, kapan kalian akan menikah? Apakah setelah pernikahan Janet dan Jacob?" tanya Theodore, nada suaranya menunjukkan rasa ingin tahunya. Dia merasa senang mendengar bahwa Angelo sudah menerima Maximillian, dan meskipun dia tidak ingin memaksa mereka untuk segera menikah, sebagai orang tua, dia tentu berharap mereka segera terikat dalam ikatan yang sah.
"Angelo menginginkan pernikahan setelah bayi kami lahir, dan aku tidak mempermasalahkan hal itu. Untuk saat ini, aku dan Angelo ingin fokus pada kehamilan Angel," jawab Maximillian dengan tegas, matanya berbinar penuh harapan.
Theodore mengangguk kecil, menerima keputusan itu dengan lapang dada. Mungkin itu juga yang terbaik untuk mereka. "Papa akan selalu mendukung keputusan kalian. Tapi, Papa harap kau tidak mengecewakan Angelo. Mau bagaimana pun, Angelo berbeda dari wanita lainnya. Dia sudah terbiasa mandiri, dan jika dia mau, mungkin dia tidak akan menikah. Kini, kesempatan sudah kau dapat, jadi jangan buat dia kecewa. Kau memang putraku, tapi aku tidak akan pernah mendukungmu jika kau yang berbuat salah," tegas Theodore, menatap Maximillian dengan serius.
Maximillian mengangguk, merasakan beban tanggung jawab yang diembankan padanya. "Tentu, aku tidak akan mengecewakan Angelo," jawabnya dengan keyakinan.
Perbincangan antara ayah dan anak itu terus berlanjut, membahas berbagai hal tentang persiapan menyambut anggota keluarga baru, hingga tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Janet dan Jacob kembali ke kediaman, membawa aroma segar dari makanan yang mereka beli.
"Kau sudah datang? Di mana Angelo?" seru Jacob dengan semangat saat melihat Maximillian sudah kembali, wajahnya penuh rasa ingin tahu.
Maximillian menoleh, senyumnya mengembang. "Dia tengah beristirahat. Kemarilah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Maximillian, mengajak Jacob mendekat, penuh antusiasme untuk berbagi kabar penting yang sudah mereka diskusikan. Suasana hangat dan penuh harapan menyelimuti ruang keluarga, menciptakan momen berharga bagi mereka semua.
. . .
"Sayang, bangunlah. Ini sudah sore, ayo bangun dan makan malam bersama," bisik Maximillian lembut, berusaha membangunkan Angelo yang masih terlelap dalam tidurnya. Cahaya senja yang masuk melalui jendela kamar memberikan sentuhan hangat pada wajahnya.
"Hm, apakah sudah malam?" gumam Angelo, perlahan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya.
Maximillian tersenyum melihat Angelo yang masih terlihat mengantuk, pipinya merona karena baru bangun tidur. "Ya, bangunlah," ucapnya sambil mengelus rambut Angelo dengan lembut, merasakan kehalusan setiap helainya.
Dengan enggan, Angelo bangkit dari tempat tidurnya. Kepalanya terasa sedikit pusing karena terlalu lama berbaring. "Kau keluarlah, aku ingin mandi terlebih dahulu. Tolong minta pada pelayan untuk membuatkan aku sup hangat, sepertinya aku menginginkan sup," ucap Angelo, suaranya masih serak karena baru bangun. Sejak hamil, seleranya terhadap makanan menjadi sangat berubah-ubah, dan itu cukup merepotkan baginya dan juga orang-orang di sekitarnya.
"Aku akan mintakan pada pelayan," jawab Maximillian sambil mengangguk. "Kau mandilah, Jacob sudah menunggu ingin bertemu denganmu. Pamanmu itu cukup bawel, dan aku pusing mendengarnya terus mencarimu," keluh Maximillian, mengingat bagaimana Jacob terus berusaha menerobos masuk ke dalam kamar saat Angelo tengah terlelap.
Angelo hanya terkekeh kecil mendengar aduan dari Maximillian. Wanita itu turun dari atas kasur, merasakan dinginnya lantai menyentuh kakinya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu, Maximillian keluar dari kamar untuk menemui pelayan dan menyampaikan pesanan Angelo, berharap sup hangat itu akan membangkitkan selera makannya dan membuatnya merasa lebih baik.
Setelah selesai, Angel keluar dari kamar, merasakan udara segar di ruang keluarga yang dipenuhi tawa dan canda. Dia menuruni tangga dengan langkah ringan, bergabung dengan mereka yang tengah bercanda gurau. Begitu melihat keponakannya yang sudah lama tak dia temui, Jacob langsung berdiri dari duduknya. "Oh, good... Aku benar-benar merindukanmu," serunya dengan antusias, lalu memeluk Angel dengan erat.
Angel tersenyum lebar dan membalas pelukan Jacob, merasakan kehangatan kasih sayang yang tulus. "Oh, kau terlihat semakin bahagia saat jauh dariku... Apakah karena kau akan menikah, Jacob?" tanyanya, menggoda.
Jacob tidak menjawab, tetap memeluk Angel tanpa suara. Namun, Angel dapat merasakan bahunya yang basah. "Hey, kau menangis kenapa?" tanya Angel, khawatir melihat reaksi Jacob yang tiba-tiba.
"Aku bahagia... Akhirnya, bukan hanya aku yang menemukan kebahagiaanku, tapi kau juga," ucap Jacob, suaranya teredam oleh pelukan itu, membuat Angel merasakan kedalaman perasaannya.
Angel menepuk-nepuk punggung Jacob dengan lembut, berusaha menghiburnya. "Sudahlah, apakah kau tidak melihat tatapan cemburu Janet padaku? Rasanya kini aku takut dengan tatapannya," bisik Angel, matanya melirik ke arah Janet yang berdiri di sudut ruangan, jelas terlihat cemburu.
Jacob melepaskan pelukannya dari keponakannya itu, lalu menoleh pada Janet dengan senyuman. "Kau tenang saja, aku tidak akan bisa menikahinya. Meskipun bisa, dia tidak akan mau menikah denganku," ucap Jacob, nada suaranya penuh kejujuran, membuat Janet tersipu malu. Dia merasa terpergok karena cemburu pada Angel, keponakan yang selalu mendapat perhatian lebih.
Suasana hangat dan penuh kasih sayang menyelimuti ruang keluarga, di mana tawa dan cerita mengalir dengan indah, menciptakan momen berharga di antara mereka.
pdhl aku ikutn smngt jmbak tu pelakor,kn pgn ikutn jg sm angelo.....
ayo dong double up.....🤗🤗🤗
Akhrnya...ngekor aja kmna induknya prgi.....
tp yg pst saat ini mreka sdh bhgia....
lgian,brsa bgt jd krban pdhl dia yg jd trsngka....yg slingkuh kn dia,tp janet yg d tduh....dsr gila....
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....