NovelToon NovelToon
Rise Of The Rejected

Rise Of The Rejected

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Epik Petualangan / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:862
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nuraida

Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.

Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:

“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”

Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.

Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.

“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 – Rekrutmen dari Bayangan

Pilar-pilar batu Valenforge tampak lebih tinggi dan lebih mengancam setelah duel Bayang Arena. Setiap bayangan terasa seperti mata-mata, dan Ardan tahu, setelah mengalahkan Rion, ia tidak bisa lagi bergerak bebas hanya dengan jubah kuli panggul. Ia harus masuk lebih dalam ke bawah tanah Valenforge.

Pertemuan kedua Ardan dengan Serena Thorne terjadi di lokasi yang sama sekali tidak terduga: di atas atap Katedral Cahaya Valenforge. Katedral ini adalah simbol tatanan Dewan Elemen, dibangun oleh Klan Cahaya.

Ardan menyelinap di malam hari, menggunakan Void Energy-nya untuk memanipulasi kerapatan udara, menjadikannya hampir tanpa bobot—teknik yang ia pelajari dari The Lost Chronicles Elandra—sehingga ia bisa melompati atap-atap tanpa suara.

Serena sudah menunggunya di menara Katedral, di bawah patung Dewa Cahaya yang megah. Dia mengenakan jubah perjalanan hitam-emas, dan wajahnya serius, tidak ada lagi senyum sinis yang biasa ia tunjukkan.

"Kau berani sekali datang ke sini," kata Ardan, melompat turun dari atap sebelah.

"Tempat paling aman untuk bicara rahasia adalah di bawah hidung musuh," jawab Serena, menatap Valenforge yang berkilauan di bawah mereka. "Setelah pertarungan Rion, Solan sudah menempatkan seluruh tim investigasi Aetherion di Distrik Pasar Malam. Tapi tidak ada yang menyangka 'Ancaman Kegelapan' akan berani berdiri di atas Katedral Cahaya."

"Aku sudah melakukan bagianku. Rion ditaklukkan. Solan panik. Sekarang giliranmu, Serena. Apa selanjutnya?"

Serena berbalik. "Kami terkesan, Void. Kau menahan diri, tapi memberikan pesan yang jelas. Itu menunjukkan lebih dari sekadar amarah. Itu menunjukkan tujuan."

"Aku punya tujuan. Bukan milikmu, bukan milik The Whisper. Milikku sendiri."

Serena mengangguk. "Itu bagus. Kami tidak butuh boneka. Kami butuh sekutu yang kuat. Malam ini, aku akan membawamu menemui Ravel. Pemimpin The Eclipse Order. Dia yang akan menentukan apakah kau bisa menjadi 'Umbra' kami."

"Umbra?"

"Nama kode baru. 'Bayangan yang Tak Bisa Ditangkap Cahaya'. Identitas Ardan Kael sudah mati. Umbra lahir. Kau perlu nama yang bisa menggetarkan Dewan Elemen."

Ardan menyukai nama itu. Itu melambangkan warisannya sebagai Void.

Serena mengulurkan tangan. Dari telapak tangannya, Illusioncraft muncul, bukan sebagai kabut tipis, melainkan sebagai portal bayangan yang berputar.

"Markas kami ada di tempat yang tidak bisa kau temukan sendirian. Kami siap merekrutmu."

Ardan ragu sejenak. Jika ia masuk, ia akan bergabung dengan organisasi politik yang sama berbahayanya dengan Dewan Elemen.

“Masuklah, Ardan. Ini adalah jalannya. Kita butuh informasi, dan Elandra tidak akan memberikan yang seperti ini. Gunakan mereka. Kita akan mengkhianati mereka nanti,” bisik The Whisper, menyetujui langkah itu.

Ardan menatap portal itu, lalu menatap Serena. "Aku setuju bergabung. Tapi dengan satu syarat: Aku ingin kebebasan penuh. Aku akan melakukan misi yang sesuai dengan tujuanku. Aku tidak akan menjadi tentara bayaran."

Senyum tipis muncul di wajah Serena. "Tentu saja. The Eclipse Order menghargai kebebasan di atas segalanya. Kami hanya akan memberimu arah, Void."

Ardan melangkah ke dalam portal. Sensasinya aneh: bukan teleportasi instan, melainkan seperti berjalan melalui air yang sangat dingin.

Ia muncul di sebuah gua bawah tanah yang besar, jauh di bawah distrik kumuh Valenforge. Tempat itu berfungsi sebagai markas: penuh dengan meja peta kuno, kristal komunikasi yang berkedip, dan orang-orang berjubah hitam yang sibuk bekerja. Ini adalah rumah bagi para Reject yang menolak menyerah, para penyihir yang tidak percaya pada Dewan Elemen, dan sarjana yang mencari kebenaran.

Di tengah gua, berdiri sosok yang menjadi pusat perhatian.

Ravel.

Pemimpin The Eclipse Order itu mengenakan jubah hitam legam dan topeng perak yang menutupi seluruh wajahnya, memberikan kesan misterius dan otoriter. Ia tidak memancarkan aura sihir elemental; sebaliknya, ia memancarkan karisma politik yang dingin.

"Selamat datang, Ardan Kael," sambut Ravel, suaranya dalam dan berwibawa, bergema di gua. "Atau haruskah saya panggil Umbra?"

"Umbra sudah cukup," jawab Ardan, membiarkan Void Energy di sekelilingnya sedikit memancar—sebuah tampilan kekuatan yang disengaja.

Ravel tersenyum di balik topengnya. "Menarik. Kau mengendalikan Void Energy dengan keberanian. Kami sudah menunggu keturunan Kael the Abyssal selama ratusan tahun, sejak Gerhana Besar terakhir."

"Apa tujuan kalian, Ravel?" tanya Ardan, langsung ke intinya.

Ravel mengisyaratkan Ardan untuk melihat peta besar di atas meja batu. Peta itu menunjukkan Valenforge dan Akademi Aetherion, tetapi juga memiliki simbol rune tersembunyi yang membentuk jaringan di bawah tanah.

"Dewan Elemen berbohong kepada seluruh dunia. Mereka membangun tatanan ini dengan darah dan penyensoran. Solan Caelum dan leluhurnya menyegel kebenaran tentang sejarah Perang Elemental Besar—bahwa Dewa-dewa yang mereka sembah dulunya hanya klan sihir yang serakah," jelas Ravel, menusuk peta dengan jarinya.

"Tujuan kami sederhana: kami ingin menghancurkan sistem klan, membuka akses sihir untuk semua orang—termasuk para Reject di Desa Tersisih. Kami ingin membangun dunia baru yang bebas dari tatanan klan yang menindas."

"Dan Anda ingin saya menjadi alat penghancur Anda," kata Ardan.

"Kami ingin kau menjadi pemutusnya," Ravel mengoreksi. "Void Energy adalah satu-satunya kekuatan yang dapat menembus dan melenyapkan Segel Elemen yang melindungi Dewan. Kami butuh kau untuk membuka jalan ke Menara Void saat Gerhana Kedua datang. Menara itu bukan hanya penjara; itu adalah arsip kekuatan murni Kael the Abyssal. Jika kau mendapatkannya, Solan tidak akan bisa menjatuhkanmu."

Ardan merenung. Elandra dan Ravel, keduanya menginginkan Ardan ke Menara Void, tetapi dengan motif yang berbeda. Elandra untuk kontrol, Ravel untuk perang.

“Ambil aliansi ini, Ardan. Mereka memberi kita jalan ke Menara. Itu adalah kunci kebenasan total. Kita akan menyisihkan mereka setelah kita menjadi lebih kuat,” The Whisper mendesak.

"Baik," kata Ardan, tekadnya bulat. "Aku setuju bergabung dengan The Eclipse Order. Aku akan membantu kalian menghancurkan sistem ini, dan aku akan membuka Menara Void. Tapi syaratku berlaku: kebebasan penuh, dan begitu sistem ini runtuh, aku akan menghilang. Aku tidak tertarik pada kekuasaan."

Ravel tersenyum lebar, menyambut Ardan dengan jabat tangan yang kuat.

"Selamat datang, Umbra. Perjalanan kita dimulai. Tapi sebelum kau bisa memimpin kami ke Menara Void, kau harus membuktikan dirimu sepenuhnya. Kekuatanmu liar. Aku tidak bisa mengambil risiko kau melenyapkan seluruh Order secara tidak sengaja."

Ravel menoleh ke Serena. "Serena, siapkan Ritual Bayangan. Umbra harus melewati ujian mental di dunia mimpi Void. Itu akan membuktikan apakah ia mengendalikan kekuatannya... atau dikendalikan olehnya."

Ardan menyadari, ini adalah ujian sesungguhnya. Bukan kekuatan fisik, melainkan psikologis. Ini adalah pertarungan melawan bayangan dirinya sendiri yang paling gelap—diri yang haus kekuasaan yang diciptakan oleh kebencian.

1
azizan zizan
nah ini Nih sering kali kebanyakkan para pemula ingin membuat novel melakukan kesalahan yang boleh mencacatkan sesebuah karya perkataan2 di bab yang lepas di ulang kembali di bab baru.. jika para pemerhati yang menyinak tahu apa yang mereka cakap... novel sampah.. maaf Thor komentar aku ini kasar... kau perlu perhatiin yang itu.. jangan terlalu abal2 membuat sesebuah novel.. jika ingin orang menghargai sebuah karya yang kita buat kita perlu menghargai para pembaca juga itu baru adil...
azizan zizan
ku mampir Thor di novel mu... semoga mc meluluhlantahkan kekaisarannya sama rata dengan tanah usah pedulikan bai atau jahat di pukul rata...🤭🤭🤭🤭
maulida
mampir bentar biar GK lupa baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!