Menjadi seorang model terkenal di segala penjuru dunia ternyata tidak membuat seorang Jennifer Priscilla Livingston bahagia.
Nyata nya dalam kehidupan rumah tangga nya bersama seorang Garrick Filbert Livingston sang penguasa bisnis, tidak semanis yang media beritakan.
Sikap acuh Garrick membuat pernikahan yang sudah berjalan hampir satu tahun ini terasa hambar. Garrick hanya terlihat peduli dan romantis kepada Jennifer pada saat media merekam saja, sisa nya? Pria itu seolah tidak mengenal diri nya!
-Judul dan sinopsis bertentangan? Penasaran? Ayo ikuti kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Kehangatan, kasih sayang dan perlakuan penuh cinta dari Garrick. Kini telah Jennifer dapat kan dari pria yang dahulu selalu mengabaikan nya bahkan enggan menatap nya lebih dari lima detik.
Jennifer bahkan melupakan semua keinginan dan masalah yang menimpa rumah tangga nya begitu merasakan segala perasaan cinta dari Garrick.
Seperti saat ini, dimana Garrick terus menggenggam tangan nya dengan sebelah tangan yang sibuk dengan laptop nya.
"Apa ini tidak terlalu melelahkan untuk mu?" Tanya Jennifer, memainkan jemari Garrick yang berada di genggaman nya.
"Tidak" Sahut Garrick dengan mata yang melirik Jennifer sesaat. Tak lupa pria itu juga tersenyum sebelum menjawab.
"Huh.." Jennifer menghela napas mendapat jawaban seperti itu.
Entah kenapa padahal Garrick yang memilih untuk menemani nya setiap hari di lokasi pemotretan dan malam nya pria itu baru akan mengerjakan pekerjaan nya.
Melelahkan 'bukan? Tetapi itu pilihan Garrick sejak satu bulan lalu.
"Kenapa menghela napas?" Tanya Garrick.
Jennifer menggeleng kemudian merebahkan tubuh nya dengan tangan yang memeluk pinggang suami nya.
"Aku hanya takut kamu sakit karena waktu istirahat mu, kamu gunakan untuk bekerja" Terang Jennifer.
Garrick kembali tersenyum kemudian mengusap-usap kepala wanita nya. "Tenang saja, aku sudah terbiasa dan lebih baik sekarang kamu tidur" Jawab nya.
"Aku akan menunggu kamu selesai, besok 'kan aku tidak ada jadwal pemotretan"
"Baiklah jangan di paksakan, jika kamu ngantuk maka tidur lah" Peringat Garrick mencubit pelan hidung Jennifer.
"Aku tidak akan tidur sebelum kamu selesai!" Tegas Jennifer.
Garrick terkekeh samar kemudian mengangguk. "Baiklah"
Setelah nya Garrick kembali fokus pada laptop nya, sesekali pria itu mengecek handphone nya karena beberapa file nya juga ada di dalam benda pipih persegi panjang itu.
Setengah jam berlalu, satu file yang baru saja Garrick cek dan dikoreksi kini telah selesai.
Mata pria itu teralihkan pada sosok istri nya yang sejak beberapa menit lalu sudah tidak terdengar suara ataupun terasa gerakan nya.
"Tidur?" Gumam Garrick, menyingkap rambut yang menutupi wajah Jennifer.
Dan benar saja, wanita itu tertidur di posisi nya yang menyamping dan memeluk pinggang Garrick.
"Astaga.." Gemas Garrick tidak mampu berkata-kata.
Padahal baru setengah jam yang lalu wanita itu mengatakan dengan tegas nya akan menunggu diri nya sampai selesai.
Bahkan baru dua file yang Garrick selesaikan, wanita itu sudah tertidur begitu pulas.
Menaruh laptop yang berada di pangkuan nya ke sisi kasur di sebelah nya, kemudian Garrick bergerak pelan untuk menarik selimut.
Baru saja selesai menyelimuti tubuh Jennifer dan kembali bersandar, tetapi tiba-tiba wanita itu bergerak dan menaruh kepala nya di atas paha Garrick.
Membenamkan wajah nya di perut Garrick dengan tangan yang memeluk nya erat. Jennifer terlihat begitu nyenyak.
"Selalu" Ujar pelan Garrick.
Sudah seperti kebiasaan di saat diri nya baru saja menyelimuti tubuh istri nya, maka setelah itu kepala istri nya malah berpindah ke paha nya.
Tentu hal itu membuat laptop yang semula berada di pangkuan nya berakhir di atas kasur.
Dengan tubuh yang sedikit miring namun ia pastikan tidak menganggu tidur Jennifer. Garrick pun kembali mengutak-atik laptop nya.
Menyelesaikan pekerjaan nya yang semakin menumpuk dan harus benar-benar di teliti.
*
*
Garrick membuka kelopak mata nya di jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi.
Tidak ada beban yang menimpah tubuh nya ataupun tangan yang memeluk tubuh nya dan juga tidak ada tubuh sang istri di sebelah nya.
"Sayang" Panggil Garrick seraya duduk dan memperhatikan sekitar. Terutama pintu kamar mandi.
Tidak ada sahutan, dan seperti nya dari arah kamar mandi pun tidak terdengar suara gemercik air.
Garrick pun lantas bangun dan beranjak dari kasur. Sesaat pria itu meregangkan tubuh nya yang terasa pegal akibat bekerja dengan posisi yang salah seperti semalam dan malam biasa nya.
Membuka kamar mandi yang kosong, Garrick pun memilih untuk mandi terlebih dahulu sebelum mencari istri nya yang pasti berada di dapur.
Ceklek~
"Happy birthday to you..."
"Happy birthday to you.."
"Happy birthday, happy birthday.."
"Happy birthday to my husband.."
Garrick terdiam membeku begitu membuka pintu kamar mandi di suguhkan penampilan cantik istri nya dengan sebuah cake ulang tahun dengan lilin berangka Dua Puluh Sembilan itu sudah menyalah.
Belum lagi suara indah itu menyanyikan lagu singkat bersamaan dengan tatapan berbinar dan senyum manis nya.
Jennifer mengangkat kue nya dengan alis terangkat beberapa kali, mengode agar Garrick meniup lilin tersebut.
"Aku bahkan lupa kapan hari ulang tahun ku" Kalimat tersebut Garrick ucapkan sebelum akhirnya pria itu memejamkan mata nya sejenak.
Membuat make a wish dalam hati nya sebelum akhirnya pria itu kembali membuka mata nya.
Menarik pelan tubuh Jennifer kemudian mengecup kening nya, Garrick pun kini meniup lilin berangka tersebut hingga padam.
"Yeayy!!" Sorak girang Jennifer.
Cup.
Cup.
Cup.
Kecupan bertubi-tubi Jennifer layangkan pada wajah Garrick dengan kaki yang berjinjit agar bisa menggapai wajah tampan yang terlihat begitu segar.
"Selamat ulang tahun, honey" Ucap Jennifer untuk ke sekian kali nya.
Garrick tersenyum kemudian mengambil alih cake tersebut lalu menaruh nya. Setelah nya pria itu langsung memeluk erat tubuh Jennifer.
"Sungguh aku ingin menangis saat ini juga" Ucap lirih Garrick di samping telinga Jennifer. "Maafkan aku yang membuat mu sering menangis" Lanjut nya.
Jennifer tersenyum samar dan membalas pelukan Garrick tak kalah erat.
Lama kedua nya dalam posisi seperti itu hingga akhirnya Garrick pun mengurai pelukan nya.
"Eh, kok nangis beneran?" Kaget Jennifer menyeka air mata Garrick.
"Aku sangat bahagia" Jawab Garrick.
"Kebahagiaan ini belum seberapa kalau kamu belum memakan cake buatan ku" Ujar Jennifer melirik cake nya yang terasa di asingkan.
Mendengar itu Garrick pun langsung mengambil cake tersebut.
"Pakai ini" Jennifer menyodorkan sendok yang entah kapan wanita itu pegang atau bawa. Yang pasti Garrick tidak begitu memperhatikan nya.
Dengan senyum di wajah nya Garrick pun menerima sendok tersebut lalu mulai menyendok cake berukuran sedang itu dari pinggir nya.
"Enak" Puji Garrick menikmati rasa manis yang pas dan coklat yang begitu pekat.
"Ayo makan lagi" Titah Jennifer.
Dengan kegemasan nya Garrick menyendok bagian tengah cake itu yang kemudian terlihat sesuatu di dalam plastik bening.
"Apa ini?" Tanya Garrick mengernyit bingung.
"Apa? Coba lihat?" Jawab Jennifer yang seperti bertanya juga.
Sedang Garrick yang melihat ekspresi bertanya yang di buat-buat oleh istri nya hanya bisa menahan tawa nya.
Sebelum akhirnya pria itu berjalan ke sofa dan menaruh cake tersebut di meja. Baru lah pria itu mengambil plastik bening yang berisi sesuatu.
Mata nya sontak langsung menatap Jennifer yang berdiri di hadapan nya dengan senyum mengembang.
Tidak bertanya terlebih dahulu, Garrick pun mengeluarkan testpack yang berada di dalam plastik bening tersebut kemudian meneliti nya.
"Kado untuk mu" Ujar Jennifer begitu melihat mata berkaca-kaca milik Garrick menatap ke arah nya.
...****************...
Lucu banget eh