Squel dari putri perawan milik daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan terlarang "Awal mula"
Dia ingin protes dan memberontak, tapi tiba-tiba kedua tangan nya dengan gerakan cepat di lumpuhkan oleh Edo ke atas, tangan kiri Edo menahan kedua tangan nya sedang kan tangan kanan Edo terus bermain-main dengan milik nya dibawah sana.
Vio ingin protes tapi lagi-lagi Edo membungkam bibir nya dengan sapuan lembut dari bibir uncle nya.
Antara ingin menolak sambil menahan gelanyar aneh di dirinya, Vio mulai bingung dengan apa yang terjadi, dia menikmati apa yang dilakukan uncle nya tapi cukup takut dengan apa yang akan terjadi berikutnya.
Jantung Vio berdetak begitu kencang, dia harus berbohong kah soal perasaan nya?dia tidak bisa membohongi perasaannya begitu lama, Realita nya dia begitu mengagumi uncle nya sejak dia berusia 10 tahun dan kemudian perasaan itu terus mengganggu dirinya hingga bertahun-tahun lamanya.
"Dia uncle mu"
Teman baiknya sejak semasa SMP Mina pernah memperingati dirinya.
Tapi dia tidak bisa mengontrol perasaan nya sendiri yang mulai tumbuh berkembang, semakin sering uncle nya mengunjungi mereka semakin perasaan Vio membuncah.
Dan sejenak kecemburuan Vio menyerang dirinya secara tiba-tiba saat sang Daddy dan Mommy nya berkata pada uncle nya saat laki-laki itu menelpon mommy dan daddy nya melalui panggilan video.
"Masih ingat sama Tante Rima nggak?"
"Yang anak nya kerja jadi pramugari itu loh do"
"Oh iya ingat"
"Tante Rima tanya kamu sudah punya pacar belum? mau nggak coba bertemu putri nya melewati kencan pertama, siapa tahu cocok dan bisa jadi mantu"
Mommy nya terus bicara melalui panggilan Vidio di dapur sembari membuat adonan cake bersama Vio.
Gadis itu tidak menghadap ke arah panggilan Video sama sekali, dia terus memunggungi sang uncle yang sejak tadi terus meminta dia berbalik.
"Cantik kak?"
Suara uncle nya memenuhi seluruh isi ruangan dapur mereka, seketika Vio merengut saat mendengar percakapan yang terjadi di antara Mommy dan uncle nya.
"Cantik lah do, jadi bunga nya di tempat kerjaan, kata nya dia pernah menyapa kamu Waktu kamu melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, tapi sayang nya kamu nggak kenal sama dia"
Protes Mommy vio yang tidak lain adalah kakak perempuan Edo.
"Wah kapan ya kak? lupa aku"
"Yah kamu temuin dulu saja"
Tiba-tiba Daddy Vio masuk ke arah dapur, mencium hangat pipi Vio lantas mencium pipi Mommy nya.
"Daddy pergi ke kantor dulu"
Ucap Daddy nya cepat.
"Dia dijakarta do, temuin dulu saja?"
Lanjut Daddy nya lagi lantas melesat pergi dari hadapan mereka.
"Cari waktu yang baik do, nanti kakak atur pertemuan pertama kalian"
Lanjut perempuan itu lagi.
"Baiklah, aku cek jadwal ku dulu kak, kalau ada yang kosong aku beritahukan kakak"
Pletakkk
Vio membanting Pisau yang ada di tangan nya.
Seketika Vio memejamkan bola matanya, gadis itu menarik kasar nafasnya sejenak lantas mulai beranjak pergi meninggalkan kegiatan nya.
"Loh kenapa?"
Mommy nya bertanya heran melihat ekspresi Vio yang tiba-tiba meninggalkan pekerjaan nya begitu saja dengan wajah tertekuk sempurna.
Alih-alih menjawab, Vio malah melengos menuju ke arah tangga, naik ke atas menuju ke arah kamarnya sambil mengeram kesal.
"Aku sudah lama tidak melihat wajah gadis bandel itu, Vio sekarang cukup enggan berinteraksi dengan ku melalui telpon"
Edo bicara Cepat ke arah kakak nya.
"Nggak peduli lagi lah sama kamu, Dia seperti nya mulai jatuh cinta pada seseorang, biasa cinta monyet di di usia muda do"
Sang kakak terkekeh sejenak diikuti oleh sang Uncle.
Vio menghentak kan kesal kakinya di atas sana, gadis itu membanting kesal daun pintu kamarnya.
Hingga akhirnya tercetuslah sebuah ide untuk pindah sekolah ke Jakarta, tinggal bersama Edo dan membuat laki-laki itu jatuh cinta pada nya dan menyingkirkan siapapun yang berani menggoda uncle nya.
"Kau gila"
Itu yang dikatakan Mina sahabat nya.
Mungkin benar, dan Vio jelas tidak tahu bagaimana mengendalikan perasaan terlarang nya.
Seketika ciuman di bibir yang dilakukan Edo mulai berpindah dan mulai menyapu di bagian leher Vio, membuat gadis itu mengencangkan pegangan nya pada lengan Edo.
Bahkan keadaan mulai semakin memanas saat bibir itu mulai turun ke arah dada nya.
"Akhh uncle"
Vio jelas gelagapan, dia cukup bingung dengan situasi ini, Edo semakin bergerak nakal ke sana kemari bahkan jemari nya di bawah sana mulai bergerak lincah tidak mau berhenti.
Vio mencoba mengatur detak jantung nya yang mulai berdetak tidak beraturan, rasa panas, gelanyar aneh dan perasaan berdebar-debar menghantam pemikiran nya menjadi satu.
"Uncle..."
"Ssttttt"
Edo berbisik pelan dibalik telinga nya sambil terus menyesap lembut cuping telinga nya dengan jutaan hasrat yang membara.