Cinta Sugar Daddy

Halooo 😁

Happy reading !!!

..._____...

Dua Minggu berlalu,

Dengan kasih sayang yang di berikan oleh Bu Maria, kini gadis kecil itu secara perlahan mulai kembali pulih dari rasa takut dan trauma nya, ia mulai mau berbicara dan menangkap apa yang orang lain kata kan.

Empat Minggu berada di rumah Bu Maria, di rawat dengan penuh kasih sayang oleh wanita itu, benar-benar membantu nya dalam masa tahap pemulihan.

Ya,

Gadis itu kini sudah sehat. Bayangan-bayangan bunda nya saat marah waktu itu perlahan bisa ia lupakan.

Dan sekarang,

Gadis itu bingung memikirkan bunda nya, pasti bunda nya itu begitu khawatir di buat nya.

"Cinta.." Sapa seorang laki-laki yang berdiri di ambang pintu kaca yang menghubungkan antara ruang tengah ke sebuah taman bunga.

Gadis kecil itu menoleh ke belakang, melihat suara siapa yang memanggil nya itu.

"Om Anan !" Jawab nya.

Laki-laki itu berjalan mendekat, lalu ikut mendudukkan tubuh nya di sebuah kursi panjang yang ada di taman bunga milik Bu Maria mama nya itu.

"Ngapain disini sendirian ?" Anan bertanya.

"Suka aja di sini om." jawab nya. "Suka liat bunga-bunga nya. Cantik-cantik." Celoteh gadis kecil itu.

Eh...

Deg..

Kata-kata yang Anan dengar dari mulut gadis kecil itu menusuk ke dalam hati nya. Seperti tidak asing kata-kata itu di telinga nya. Seperti.. seseorang dulu yang sering mengucapkan nya.

Anan terdiam, seketika perasaan dan pikiran nya bertempur dalam diri nya, mendengar kata-kata yang tak familiar di telinga nya, hati laki-laki itu kembali merasakan sakit. Ia kembali teringat seseorang yang ia cintai, seseorang yang juga sangat suka duduk di taman bunga itu.

Entah lah, bahkan gadis kecil di samping nya ini sama sekali tidak ada hubungan nya dengan wanita itu. Tapi...

Cinta menoleh, menatap Anan yang tiba-tiba saja terdiam. "Om, kenapa ??"

Laki-laki itu tersentak, tersadar dengan suara gadis kecil di samping nya itu. "Gak papa kok !!" Ujar nya sambil tersenyum ke arah Cinta.

Ya,

Kini Anan mulai berubah. Laki-laki itu lebih mulai betah tinggal di rumah nya. Tak jarang laki-laki itu pulang malam atau pagi setelah bekerja. Meski masih sering datang ke Club' malam, tapi tidak lagi setiap malam nya di datangi oleh laki-laki itu.

Entah lah..

Apa yang membuat laki-laki itu berubah.

Gadis kecil itu tidak percaya dengan ucapan Anan. Ia merasa seperti ada yang sedang di rasa oleh laki-laki itu.

"Om, gak bohong kan sama Cinta ??"

Refleks Anan menoleh dengan cepat ke arah Cinta. Ucapan nya seperti sebuah todongan bagi laki-laki itu. "Emm, eng-enggak kok !!" Anan menjawab. "Om gak bohong dek." Ia berusaha meyakinkan gadis kecil itu.

"Masa ??" Ternyata Cinta masih belum mempercayai nya.

"Iya !!" Sungut Anan, susah sekali anak itu di bohongi, pikir nya.

Cinta mengangguk-angguk, meng-iya kan ucapan Anan dan mencoba mempercayai nya.

Anan dan Cinta sangat dekat, Anan menyayangi gadis kecil itu seperti seorang kakak pada adik nya, Anan tertarik pada Cinta sejak dia membawa Cinta ke rumah Tiara saat gadis kecil itu pingsan.

Anan pun tak tau, apa yang membuat nya tanpa alasan menyayangi Cinta yang bahkan dia saja baru mengenal nya.

"Kenapa gitu ?" Tanya Anan dengan ketus yang melihat Cinta seperti tak mempercayai nya.

"Gak papa !!"

"Kenapa !!"

"Gak papa om Anan.." Jawab Cinta menekan kan.

"Ya tapi kamu jawab nya gitu banget dek !"

"Kan tadi om Anan juga jawab nya gitu." Ucap Cinta membalikan kata-kata Anan.

"Iya tapi kan gak harus ikut-ikutan juga kali !!" Laki-laki itu kesal.

"Gak ikut-ikutan, tapi memang aku mau jawab nya gitu."

Laki-laki itu semakin kesal, pintar sekali gadis kecil itu menjawab nya.

"Tau ah.." Cetus nya, sedangkan Cinta tertawa cekikikan melihat sikap Anan yang merajuk seperti itu.

Hening,

Hening mengambil alih di antara mereka. Tak ada yang berbicara. Hanya suara pancuran air kolam ikan yang terdengar di taman itu.

"Dek, kenapa ??" Anan bertanya, ia melihat Cinta yang seketika memurungkan wajah nya.

"Cinta kangen bunda om." Gumam nya. Tak henti-hentinya ia me-mikirkan Sadifa. Pasti bunda nya itu sedang sedih memikirkan nya.

Anan terdiam.

"Om."

"Em, iya.."

"Cinta pengen pulang.." Lirih gadis kecil itu. Ia tak bisa lagi menahan ke rinduan nya pada bunda nya. Bagaimana pun bunda nya itu, ia tetap lah bunda nya.

Anan terdiam, entah harus apa. Haruskan Anan pergi mengantar gadis kecil itu kembali pulang dan bertemu dengan orang tua nya, atau kah ia menahan nya untuk tetap tinggal di sini bersama nya dan juga orang tua nya.

Ahh...

Tapi tidak, bagaimana dia harus egois seperti itu. Cinta adalah hak orang tua nya, bagaimana bisa ia menahan nya untuk tetap tinggal disini.

"Bunda pasti khawatir cari Cinta om." Gadis kecil itu bergumam seraya menundukkan kepalanya. "Cinta salah, malam itu cinta lari dari rumah karena bunda marah." Gadis kecil itu sedikit bercerita.

"Marah ? kenapa ?" Laki-laki itu bertanya.

"Karena Cinta tanya soal ayah." Ujar nya dengan lirih.

Anan bingung. "Maksud nya ?"

"Emm." Cinta mengangguk. "Bunda marah banget karena Cinta tanya siapa ayah Cinta."

Apa, laki-laki itu menyipitkan ke dua mata nya, ia tak mengerti bagaimana bisa bunda nya Cinta se-marah itu saat Cinta menanyakan soal ayah nya.

"Kenapa bunda kamu bisa se-marah itu ??"

Cinta menggeleng. "Gak tau om."

"Tunggu, memang nya ayah kamu di mana ??" Tanya Anan lagi.

Gadis kecil itu kembali menggelengkan kepala nya. "Cinta gak tau om." Ujar nya dengan sendu. "Dari kecil Cinta gak tau siapa ayah."

Kasihan sekali gadis kecil ini. Dari kecil ia sama sekali tak tau siapa ayah nya. Dan sekarang, hanya karena menanyakan soal siapa ayah nya, ia di marahi oleh bunda nya hingga dia mengalami sebuah tekanan yang mempengaruhi mental nya.

"Cinta cuma pengen tau siapa ayah om." Ujar Cinta lagi. "Meski gak bisa lagi punya ayah kaya temen-temen cinta, se-enggak nya cinta tau siapa ayah dan dimana ayah sekarang."

Ehh.. kenapa suasana nya jadi sendu seperti ini. Anan ikut merasakan apa yang Cinta rasakan, wajar saja kemarin gadis kecil itu mengalami tekanan seperti itu.

Anan hanya diam, ia tak tau apa yang harus ia katakan. Karena dia pun sama sekali tak tau bagaimana akar dari masalah nya.

"Dek." Anan memanggil. "Udah, kamu jangan terlalu sedih. Bukan saat nya di usia kamu saat ini mikirin masalah yang gak seharus nya kamu pikirin." Ujar laki-laki itu. "Mungkin bunda kamu punya alasan kenapa dia marah seperti itu." Imbuh nya. "Udah ya, jangan terlalu dipikirin nanti kamu sakit lagi."

Cinta hanya mengangguk menjawab semua yang dikatakan Anan pada nya.

..._____...

Tinggalkan jejak yah 😁 like, komen, vote atau gift kalian 🙏😁😁 hehe

semoga selalu suka yah😁 dan semoga selalu sabar menunggu pasangan pemeran utama nya😜😂 wkwkwkw 🤣