NovelToon NovelToon
Serafina'S Obsession

Serafina'S Obsession

Status: tamat
Genre:Obsesi / Romansa pedesaan / Mafia / Romansa / Aliansi Pernikahan / Cintapertama / Tamat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Marsshella

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya ingin bersamamu malam ini."

🌊🌊🌊

Dia dibuang karena darahnya dianggap noda.

Serafina Romano, putri bangsawan yang kehilangan segalanya setelah rahasia masa lalunya terungkap.

Dikirim ke desa pesisir Mareluna, ia hanya ditemani Elio—pengawal muda yang setia menjaganya.

Hingga hadir Rafael De Luca, pelaut yang keras kepala namun menyimpan kelembutan di balik tatapannya.

Di antara laut, rahasia, dan cinta yang melukai, Serafina belajar bahwa tidak semua luka harus disembunyikan.

Serafina’s Obsession—kisah tentang cinta, rahasia, dan keberanian untuk melawan takdir.

Latar : kota fiksi bernama Mareluna. Desa para nelayan yang indah di Italia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsshella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kamar yang Terkunci

Malam harinya, saat salju mulai menyelimuti desa, Serafina mengambil selimut wol tebal dan bantal. Dengan tekad membara, dia berjalan menyusuri jalanan sepi menuju rumah keluarga De Luca.

Dari balik jendela sebuah rumah kosong di seberang, seorang pria bertopi menurunkan kameranya. Sebuah foto yang jernih tertangkap.

Serafina Romano, dengan mantel bulu mahalnya, mengetuk pintu rumah nelayan. Dia merekamnya saat Rosa membukakan pintu dengan senyum penerimaan yang dipaksakan. 

Pria itu tersenyum tipis. “Sebuah tambang emas,” gumamnya. “Berapa banyak Romano akan membayar untuk merahasiakan ini?”

Di dalam rumah, suasana hangat namun tegang. Serafina meletakkan selimut dan bantalnya di sofa. 

“Aku akan tidur di sini malam ini,” ujarnya pada Rosa, yang hanya bisa mengangguk lemas. Dia tahu identitas gadis ini, dan tahu betapa berbahayanya menolaknya.

Serafina lalu memeluk Mila yang mengenakan piyama berbulu. “Kau adalah malaikat kecilku,” bisiknya, tapi matanya mencari sesuatu—atau seseorang—yang lain.

Tepat saat Rafael menuruni tangga, sudah mandi dan ingin minum. Dia membeku melihat Serafina. “Apa yang kau lakukan di sini?”

“Dingin di rumah Livia. Dan kau bilang rumah itu punya jiwa. Mungkin malam ini jiwanya menginginkan teman,” jawab Serafina dengan kepolosan palsu.

Rafael menghela napas panjang, suara yang sudah terlalu sering terdengar akhir-akhir ini. Dia tahu ini adalah permainan yang berbahaya.

...🌊🌊🌊...

Malam semakin larut. Rumah De Luca tenggelam dalam keheningan, hanya diselingi desah angin laut yang menderu. 

Serafina, yang seharusnya tidur di kamar Mila, menyelinap keluar. Kakinya yang telanjang tidak bersuara di lantai kayu tua. Dia mendorong pintu kamar Rafael—yang, seperti yang dia duga, tidak dikunci.

Rafael sedang berdiri di dekat tempat tidurnya, baru saja akan mengunci pintu untuk malam ini. Dia terkejut ketika melihat bayangan di pintu. Sebelum dia bisa bereaksi, Serafina sudah masuk dan dengan cepat mengunci pintu dari dalam.

“Serafina, keluar,” desisnya.

Tapi Serafina sudah merebahkan diri di tempat tidurnya. Aroma parfum mahal dan wanita menusuk hidung Rafael, mengusir aroma sabun mandi sederhananya.

“Aku tidak bisa tidur. Tempat tidur Mila terlalu kecil. Dan aku takut gelap,” keluhnya, tapi matanya bersinar dengan tantangan.

“Kau adalah putri Romano. Ini tidak pantas. Mamma dan Papa ada di bawah,” bantah Rafael, berusaha keras untuk tidak menatap siluet tubuhnya yang terpampang jelas di bawah kain sutra.

Serafina mengabaikannya. Dia malah bercerita, suaranya seperti nyanyian beracun. “Kau tahu tentang tunanganku? Si Morello? Kudengar dia punya selingkuhan. Mungkin ... aku akan memiliki selingkuhanku juga.” Matanya menatapnya tajam. “Aku telah menemukan cara untuk tidak melepaskanmu.”

Pernyataan itu membuat darah Rafael membeku. Dia tidak ingin menjadi ‘selingkuhan’, mainan rahasia dalam permainan kotor keluarga mafia Romano.

Saat itulah Serafina membuka mantel tebalnya yang dia kenakan hingga kini. Di bawahnya, hanya ada gaun tidur putih yang sangat tipis, tanpa apa-apa di dalamnya. Siluet dada yang montok, pinggangnya yang ramping, dan lekuk tubuhnya yang halus terpampang nyata di bawah cahaya lampu tidur yang redup. Dia seperti patung marmer yang hidup, sebuah godaan yang sempurna dan mematikan.

Rafael adalah seorang pria.

Seorang pria dengan darah yang panas dan nafsu yang lama dipendam. Melihatnya seperti ini, di kamarnya, di ranjangnya, hampir mustahil untuk tidak bereaksi. Otot-ototnya menegang, dan dia harus mengepalkan tangannya untuk mengalihkan dorongan untuk meraihnya.

“Berhentilah,” gumamnya, suaranya lebih serak dari yang dia inginkan.

Tapi Serafina hanya tersenyum. Dia merangkak ke tepi tempat tidur, mendekat. “Kalau begitu, mari kita bicara. Ceritakan segalanya tentang dirimu. Apa yang kau suka lakukan, ketika kau tidak sedang melaut?”

Ini adalah bagian dari obsesinya. Dia ingin mengetahui setiap detail, memiliki setiap bagian dari dirinya.

“Aku membaca,” jawab Rafael singkat, berusaha menjaga jarak.

“Apa?”

“Buku-buku sejarah. Tentang laut.”

“Yang mana favoritmu?”

“Aku tidak ingat judulnya.”

Serafina mendekat lagi. Aromanya membanjiri indranya. “Dan musik?”

“Terkadang. Tidak ada yang spesial.”

“Jangan bohong. Aku tahu kau suka lagu lama Modugno itu. Di ponselmu.”

Rafael terkesiap. Dia bahkan memata-matai musik di ponselnya. “Kenapa? Kenapa kau ingin tahu semua ini?” tanyanya, frustasi.

“Karena kau milikku,” jawabnya sederhana, seolah-olah itu adalah hukum alam yang tak terbantahkan. Tangannya yang halus meraih tangannya yang terkepal, membuka jari-jarinya yang kasar, dan menelusuri setiap garis dan bekas luka di telapaknya. Sentuhannya seperti listrik. “Aku ingin mengenal setiap bekas luka. Setiap rahasia. Setiap detak jantungmu.”

Dia menarik tangannya dan menempatkannya di dadanya, di atas jantung. Kain sutra terasa seperti tidak ada apa-apanya. Rafael bisa merasakan kehangatan kulitnya yang mulus. Napasnya tersangkut.

“Kau rasakan?” bisik Serafina, matanya terkunci padanya. “Jantungku berdetak hanya untukmu. Punyamu juga. Aku tahu.”

Rafael berdiri di tepi jurang. 

Di satu sisi, ada kewarasan, rasa hormat pada keluarganya yang tidur di sebelah, dan ketakutan akan murka Romano. Di sisi lain, ada wanita yang dia inginkan dengan cara yang salah, yang tubuhnya memanggilnya, dan yang obsesinya mencerminkan keinginan tergelapnya sendiri untuk dimiliki, untuk menjadi penting bagi seseorang, bahkan jika itu adalah kutukan.

Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha mencari kekuatan untuk mendorongnya pergi, untuk melarikan diri seperti malam sebelumnya. 

Tapi kali ini, kamarnya terkunci. 

Dan kali ini, godaannya jauh lebih kuat, lebih personal, dan lebih mematikan. Perang antara akal dan nafsu mencapai puncaknya di dalam kamar kecil yang penuh dengan bayangan ini, dan tidak jelas siapa yang akan menang.

...🌊🌊🌊...

“Dan sebelum aku?,” tanyanya. “Pernah ada seseorang?”

“No.”

“Itu tidak mungkin. Kau sangat tampan, Rafael. Gadis-gadis desa ... menatapmu. Aku melihat mereka.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!