Tak pernah terbayangkan dalam hidup Selena Arunika (28), jika pernikahan yang ia bangun dengan penuh cinta selama tiga tahun ini, akhirnya runtuh karena sebuah pengkhianatan.
Erlan Ardana (31), pria yang ia harapkan bisa menjadi sandaran hatinya ternyata tega bermain api dibelakangnya. Rasa sakit dan amarah, akhirnya membuat Selena memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka dan memilih hidup sendiri.
Tapi, bagaimana jika Tuhan mempermainkan hidup Selena? Tepat disaat Selena sudah tak berminat lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tiba-tiba pria dari masalalu Selena datang kembali dan menawarkan sejuta pengobat lara dan ketenangan untuk Selena.
Akankah Selena tetap pada pendiriannya yaitu menutup hati pada siapapun? atau justru Selena kembali goyah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08.
Hari sudah hampir petang, tapi Selena dan Mama Jana masih setia menunggu Papa Riza yang belum juga sadar sepenuhnya. Sedangkan, Lili sudah pamit pulang sejak dua jam yang lalu, meninggalkan Selena berdua saja dengan mamanya di ruangan yang mulai terasa sepi tersebut.
Selena duduk di kursi samping ranjang, menggenggam tangan papa Riza yang masih terbalut perban. Matanya tampak lelah, tapi tatapan itu tak lepas sedikit pun dari wajah sang ayah. Sementara Mama Jana sibuk duduk dikursi sofa yang ada didalam ruang rawat tersebut, tangannya sibuk mengupas apel untuk Selena sebab sedari pagi ia belum melihat putrinya itu menyentuh makanan sedikitpun.
“Sel.."panggil Mama Jana pelan, mendongak menatap putrinya. “Tadi Erlan sempat ke sini nyariin kamu, loh sekalian lihat kondisi Papa juga. Tapi Mama bilang kamu lagi keluar. Terus dia katanya mau nyusulin kamu, tapi kok sekarang gak kelihatan batang hidungnya?" tanya mama Jana
Selena menoleh pelan, menampilkan senyum kecil yang sulit dibaca. “Oh, iya, Ma tadi mas Erlan sempat ketemu sama Selena sebelum berangkat ke Rumah Sakit Sabda Husada” jawabnya singkat.
"Kerumah Sakit Sabda Husada?" ujar Mama Jana keheranan
Selena mengangguk pelan. "Iya ma, mas Erlan dipindah tugaskan sementara disana".
Mendengar itu, Mama Jana hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham sambil menghela napas pelan. Ia tau menantu nya itu juga orang yang sibuk dan jarang ada waktu. Tapi, ingin sekali mama Jana bertanya lebih jauh, tapi ia urungkan. Ia merasa ada sesuatu di yang terjadi dengan putrinya itu, tapi ia memilih untuk diam.
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara langkah perawat di luar ruangan. Sampai akhirnya, terdengar suara pintu diketuk dari luar. Seorang pria berperawakan tegap mengenakan pakaian formal melangkah masuk dengan ekspresi sopannya.
“Permisi, Nyonya… Nona,” sapa Fandi dengan sopan sambil melangkah masuk, membawa map dan beberapa dokumen.
“Uncle Fandi?” Selena segera berdiri, menatap pria tegap itu.
“Ya, Nona. Mohon maaf mengganggu,” jawab Fandi cepat seraya berjalan menghampiri Selena lalu menaruh dokumen di meja kecil samping ranjang. “Kondisi Tuan Riza sudah stabil sekarang. Saya langsung urus administrasi rumah sakit dan memastikan semua perlengkapan yang diperlukan tersedia. Nyony Jana dan Nona Selena tidak perlu lagi khawatir.”
Selena mengangguk, matanya masih setengah berkaca. “Terima kasih, Uncle."
Fandi tersenyum tipis, menahan ekspresi seriusnya. “Sama-sama, nona".
Mama Jana yang duduk di sofa menatap Fandi dengan raut wajah sedikit cemas. “Jadi… bagaimana kecelakaan itu terjadi?”
Fandi menghela napas pelan, menoleh menatap kearah mama Jana. “Pagi tadi, ketika tuan Riza hendak berangkat lebih awal untuk meninjau beberapa proyek kerja sama internasional. Bayu yang bertugas mengemudi mobil dan tuan Riza duduk di samping sambil mengecek iPad. Di jalan, ada kendaraan lain yang tiba-tiba menyalip secara berbahaya, membuat Bayu harus mengerem mendadak. Tuan Riza sedikit terpental, tapi beruntung terselamatkan berkat seatbelt. Bayu berhasil menahan mobil dan langsung menghubungi saya.".
"Terus bagaimana kondisi Bayu sekarang?" tanya Selena
Fandi tersenyum tipis sambil memalingkan wajahnya menatap kearah Selena“Bayu sedikit lecet, Nona, tapi sudah dirawat di rumah dan saat ini beristirahat. Tidak ada yang serius.”
Mendengar itu, Mama Jana dan Selena seketika langsung mendesahkan nafasnya lega. Tapi, baru saja Mama Jana hendak membuka suara dan kembali bertanya tiba-tiba papa Riza perlahan membuka kedua matanya mengerjap menyesuaikan ruangan. Wajahnya masih tampak pucat, tapi senyum tipis muncul begitu menyadari keberadaan putrinya.
"Sel..." ucapnya pelan dengan suara yang terdengar serak
Mendengar suara Papa Riza, sontak Selena langsung menoleh. Begitu juga dengan Fandi dan mama Jana. Ia langsung berdiri dari duduknya jalan cepat mendekati papa Riza.
"Papa, syukurlah papa udah sadar". Ujar Selena seraya menghembuskan nafas lega
"Pa, astaga papa bikin mama jantungan aja. Gimana pa ? Apa yang papa rasakan? Ada yang sakit. Mama panggil dokter yaa..." timpal Mama Jana dengan begitu cemas nya
Papa Riza menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, lalu pandangan mata nya menatap sekeliling lalu berhenti pada Fandi.
"Bayu? Dimana dia? Apa dia baik-baik saja?" tanya nya lirih
"Anda tenang saja tuan, Bayu baik-baik saja. Hanya mengalami luka lecet dan sudah ditangani. Tidak ada yang serius, saat ini dia sedang beristirahat". Jawab Fandi
Mendengar itu, Papa Riza langsung menghembuskan nafas lega. Ia mencoba bangkit dari posisi berbaringnya dan dengan sigap Selena langsung membantunya.
"papa jangan banyak gerak dulu..." ucap Selena seraya menarik bantal dan meletakkannya dengan hati-hati di belakang punggung Papa Riza. Tangannya menempel di bahu ayahnya, memastikan Papa Riza duduk dengan nyaman.
"Papa udah gapapa sel, cuma luka dikit aja". Sahut papa Riza pelan
"Tapi pa-"
"Fan.."
Belum sempat Selena menyelesaikan ucapannya, Papa Riza langsung memotong memanggil asistennya itu.
"Ya tuan ?"
"Kau sudah urus semua administrasi Bayu?" tanya Papa Riza, sebab bagaimana pun Bayu adalah ajudannya dan ia bertanggungjawab atas pria itu.
Fandi menganggukkan kepalanya, "Sudah tuan. Semua sudah saya urus".
"Hmm..".
Setelah itu, tak lama kemudian Fandi pamit undur diri. Tinggallah mama Jana dan Selena yang masih setia menjaga papa Riza.
"Pa, lainkali papa harus lebih hati-hati. Tau gak sih papa bikin Selena sama mama panik setengah mati". Omel Selena merajuk pada papa nya.
Papa Riza yang mendengar itu bukannya marah justru tertawa terkekeh pelan seraya mengelus lengan Selena yang duduk ditepian ranjang.
"Papa sudah hati-hati nak, tapi kan semua kejadian ini takdir yang sudah diatur oleh Tuhan. Kita juga gak bisa menghindari nya bukan ?" ujar papa Riza menjelaskan dengan lembut
"Tapi pah-"
"Papa baik-baik saja sudah bersyukur Sel. Mungkin, kalo gak ada kejadian ini papa juga gak akan ambil cuti libur buat istirahat. Bakal kerja terus". Kata Mama Jana menimpali
"Iya sih ma. Papa kenapa sih dulu harus calonkan diri jadi diplomat? Papa kan udah jadi pebisnis. Gak mungkin kan papa ngejar harta?". Selena bertanya dengan begitu penasaran.
Papa Riza tersenyum tipis mendengar pertanyaan putrinya itu. Matanya menatap jauh ke luar jendela seolah mengenang masa lalu, lalu kembali menatap Selena.
“Menjadi diplomat itu pilihan hati, Sel. Bukan soal harta atau bisnis. Papa ingin bisa membuat perubahan, memberi kontribusi lebih untuk negara. Tapi.. Tentu saja, bisnis tetap bagian dari hidup papa,” jawabnya lembut dengan suara yang masih terdengar serak
Selena mengangguk pelan, mencoba mencerna jawaban ayahnya. “Jadi papa nggak nyesel sama sekali ya, Pa?” tanyanya lagi, suara sedikit ragu.
Papa Riza menggeleng, senyum tipisnya mengembang. “Tidak sama sekali, nak. Semua yang papa lakukan… demi kebaikan kita juga. Demi keluarga.”
Mama Jana tersenyum, menatap keduanya. Lalu ikut menimpali,“Lihat, Sel. Papa memang keras tapi hatinya selalu untuk kita.”
Deg!
Hati Selena seketika mencelos mendengar kalimat terakhir yang mama Jana ucapkan.
"Hatinya selalu untuk kita..."
Tiba-tiba, ia teringat akan masalah nya dengan Erlan. Bagaimana reaksi papa Riza dan mama Jana seandainya tau?
.
.
.
Jangan lupa dukungannya! Like vote dan komen... Terimakasih 🎀❤️
Agak telat ya up nya, maaf yaaa 🙏🏻🙏🏻 ada sedikit kendala
seperti diriku jika masalah keungan tipis bahkan tak ada bayangan
Maka lampirku datang 🤣🤣🤣
dan sekarang datang