7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.
Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.
Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.
Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SELAMAT MENERIMA HADIAHMU
Semakin hari Hanna semakin produktif. Hanna berusaha untuk terus meningkatkan nilai dirinya. Walaupun Hanna masih belum mendapatkan kesempatan bekerja, dia tetap berusaha untuk meningkatkan nilai dirinya.
Saat itu Hanna memutuskan untuk mengikuti kursus untuk menggunakan Microsoft Excel dikarenakan Hanna tidak mau kehilangan ingatan ataupun pengalaman sebagai pengguna Microsoft Excel.
Disela-sela mengerjakan tugas kursusnya tepat pukul 18.00 WIB, sebuah pesan masuk ke WhatsApp Hanna.
"Selamat sore, Ibu Hanna.
Selamat, anda dinyatakan lulus ke tahap selanjutnya yaitu negosiasi gaji. Apabila bersedia silahkan untuk hadir besok pukul 09.00 WIB dan melakukan rangkaian MCU (Medical Check Up) setelah negosiasi gaji selesai dilakukan. Harap membalas pesan ini dengan format [Nama_Hadir].
Demikian kami sampaikan.
Terima kasih."
Hanna heran. Setelah sebulan lamanya, Hanna diberitahu bahwa dia lulus dan ternyata Hanna sudah lupa bahwa dia pernah mengikuti tes di rumah sakit itu.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, Hanna tidak mau terlalu senang. Ia takut bahwa semuanya belum tentu sesuai dengan ekspektasi nya.
Tibalah besok Hanna hadir untuk melakukan negosiasi gaji.
Dan boom!
Semua sesuai ekspektasi Hanna. Dimulai dari gaji hingga fasilitas yang diberikan pun sangat sesuai dengan ekspektasi Hanna.
Dia bersedia untuk bekerja di rumah sakit itu dan mengikuti rangkaian MCU (Medical Check Up) dengan hati yang bersyukur.
Namun, tiba-tiba Hanna sedikit bersedih.
"Biasanya kalo aku dapet kabar baik, aku pasti ngabarin Yudha. Sekarang ga ada lagi yang bisa aku kabarin haha. Tapi yaudah sih. Ribet banget kalo harus berurusan dengan dia lagi. Sendiri gini aja udah enak"
Hanna dengan cepat menyadarkan dirinya untuk tidak terlalu menggantungkan kebahagiaan pada orang yang tidak menganggapnya sama sekali.
Saatnya Hanna memulai kehidupan yang baru dengan lingkungan dan orang-orang yang baru.
Banyak harapan Hanna akan tempat bekerjanya yang baru ini. Semoga ia bisa beradaptasi dengan baik dan mengemban tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Ada kalanya sisi centil Hanna terusik dan berpikir mungkin Hanna bisa bertemu dengan pria-pria tampan disana hahaha.
Selamat menjalani kehidupan baru, Hanna. Selamat bertumbuh dan berkembang.
Akhirnya Hanna benar-benar menerima "hadiah" itu. Tak henti-hentinya Hanna mengucap syukur karena doanya telah dikabulkan.
Miris memang ia harus kehilangan sesuatu agar hal baik bisa segera masuk. Namun, Tuhan yang lebih tau apa yang pantas untuk kita, bukan? Maka dari itu, nikmati semua prosesnya.
Jika itu sakit, rasakan sakitnya. Jika itu membahagiakan, syukuri lah.
Rayuan Hanna kepada Tuhan benar-benar membuahkan hasil.
Kini Hanna sudah duduk di atas doanya.
Hari pertama masuk bekerja, Hanna merasa tenang dan tentram karena lingkungan bekerja yang positif.
Masa orientasi Hanna empat hari lamanya. Setelah itu, Hanna sudah bisa memulai pekerjaannya dengan pelan.
Hanna ditugaskan sebagai penanggung jawab tagihan klinik yang bekerja sama dengan rumah sakit tempat Hanna bekerja. Dimana Hanna ditugaskan untuk memeriksa semua kelengkapan berkas surat berobat pasien dan harus bekerja sama dengan dokter jaga yang bertugas di klinik saat itu.
Klinik tersebut berlokasi jauh dari pemukiman warga karena berdiri di dalam perkebunan sawit. Mau tidak mau, Hanna harus bersedia jika sewaktu-waktu ditugaskan untuk berkunjung ke klinik.
Sulit bagi Hanna seorang anak yang jarang bepergian jauh namun dia tidak mau kalah akan rasa takutnya. Hanna belajar untuk memulai sesuatu yang baru. Barangkali dia bisa lebih berani lagi.