NovelToon NovelToon
Berakhir Di Aku

Berakhir Di Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ibu ditca

Di usia mudanya, Falya terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Padahal sebelumnya kehidupannya sangat sempurna. Tapi karena kesalahan fatal ayahnya, akhirnya ia dan keluarganya menanggung beban yang sangat berat.

Dan suatu hari,ia tak sengaja bertemu dengan sosok arwah penasaran yang justru mengikutinya ke mana pun dia pergi.

Siapakah sosok itu sebenarnya? Dan seberapa kuatnya seorang Falya menjalani kehidupannya???/

########
Untuk pembaca setia tulisan receh mak othor, mangga....di nikmati. Mohon jangan di bully. Mak othor masih banyak belajar soalnya. Kalo ngga ska, skip aja ya! Jangan di ksaih bintang satu hehehehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28

Falya berhenti di lampu merah. Ia menoleh ke sisi jalan di mana untuk pertama kalinya ia melihat sosok Zidan yang tak lain Rayan. Gadis itu tersenyum di balik maskernya. Ia melihat jam tangannya,masih terlalu awal jika harus ke rumah sakit.

Ia pun berpikir sambil menunggu lampu hijau menyala. Tiba-tiba saja terselip di kepalanya.

"Apa aku jenguk papa? Bagaimana pun juga papa berhak tahu kalau sekarang Gio sudah menikah!'' monolog Falya. Ia terus bertarung dengan isi kepalanya. Hingga akhirnya lampu hijau menyala. Motor itu kembali melaju. Jika jalan ke rumah sakit lurus, Falya membelokan sepeda motornya. Alhasil, Falya baru menyadari jika ia mengarah ke rutan di mana papanya di penjara.

Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya.

"Mungkin memang aku harus ke sana!''

Dan beberapa menit kemudian, Falya tiba di depan kantor rutan. Dia yang tak pernah menjenguk papanya pun bingung bagaimana mekanisme bertemu dengan narapidana yang sedang menjalani hukuman.

"Selamat siang mba, ada yang bisa kami bantu?'' tanya petugas.

"Eum...siang pak. Saya mau bertemu pak Hendra, maksud saya Mahendra Kuswara'' jawab Falya. Petugas rutan itu cukup akrab dengan Hendra yang sopan dan bersahaja.

"Sebenarnya sekarang bukan jadwal menjenguk mba...tapi saya rasa Pak Hendra akan sangat bahagia di jenguk oleh keluarganya''

Falya tersenyum tipis. Mungkin petugas sudah hafal dan sudah sangat tahu jika papanya tak pernah di jenguk oleh anak-anaknya.

Falya pun menandatangani buku tamu sebagai bukti daftar kunjungan ke rutan itu. Tak lupa juga tanda pengenalnya pun di tinggal ke bagian resepsionis. Setelah itu, Falya di suruh menunnggu di sebuah ruangan yang tak terlalu luas.

"Saya panggilkan pak Hendra sebentar!'' kata petugas. Falya mengangguk singkat. Petugas menuju ke blok di mana sel Hendra berada. Lelaki yang belum terlalu tua itu terlihat sedang mengaji. Itu sudah kesehariannya selama menjadi penghuni rutan.

"Pak Hendra, ada tamu untuk anda!'' kata petugas. Hendra mendongakkan kepalanya lalu mendekat ke petugas yang terhalang jeruji besi.

"Tamu buat saya? Siapa pak? Pak Hanan lagi?'' tanya Hendra. Petugas itu tersenyum ramah.

"Seseorang yang spesial pak!'' jawabnya sambil membukakan pintu sel. Hendra pun penasaran namun ia tetap ikut petugas itu menuju ke tempat pertemuan.

Jantung Hendra seakan berhenti berdetak melihat sosok yang sedang menunggunya duduk di sebuah bangku sambil memainkan ponsel di atas meja. Lelaki itu tampak terharu dan bahagia yang rasanya saja campur aduk tak bisa di jelaskan.

"Falya....!'' panggil Hendra. Falya mendongakkan kepalanya yang tadi sedang menunduk. Lelaki yang dulu gagah dan tinggi  besar itu kini terlihat mulai keriput dengan tubuhnya yang jauh lebih kurus, Hati kecil Falya menatap pilu sosok cinta pertamanya itu. Tapi kekecewaan yang mendalam membuatnya terus berusaha untuk menepis perasaan itu.

"Silahkan pak Hendra, saya beri waktu tiga puluh menit'' kata petugas. Hendra menoleh pada petugas yang masih muda itu. Mungkin usianya tak beda jauh dari Falya. Biasanya pertemuan hanya di batasi lima belas menit, alangkah spesialnya kali ini untuk Hendra bisa sedikit lebih lama bertemu dengan sang putri tercinta.

"Falya...!'' Hendra akan menyentuh tangan Falya, tapi gadis itu menariknya mundur. Senyum Hendra tak sedikit pun luntur, Baginya, di kunjungi oleh Falya adalah sebuah keberuntungan.

"Apa kabar kamu nak? Gio...Kak Fi-da?'' tanya Hendra terputus. Gigi Falya  bergemeletuk. Mungkin ia  sedang menahan emosinya saat ini.

"Maafkan papa Falya....'' kata Hendra penuh sesal.

"Gio sudah menikah tadi pagi! Dia menghamili teman sekplahnya!'' kata Falya yang tiba-tiba saja tak bisa membendung air matanya.

Deg!

Jantung Hendra seperti berhenti berdetak.

Apalagi ini Tuhan??? Batin Hendra.

"Gio...menikah?'' tanya Hendra. Falya tak menyahut, rasanya ia tak sanggup mengulang kalimat itu.

"Aku heran! Kenapa sifat bina**** itu menurun pada anak lelaki mu!'' kata Falya dengan suara bergetar. Hendra memejamkan matanya seolah ia tak sanggup untuk mendengar kabar yang menyakitkan lainnya.

"Maafkan papa nak! Maafkan papa!'' kata Hendra sambil terisak.

"Falya capek pa..Falya capek!''

Gadis itu memukuli dadanya sendiri yang sesak. Sontak, Hendra bangun dari bangkunya lalu meraih anak gadisnya itu dan memeluknya dengan erat. Keduanya menangis, menumpahkan segala emosi yang terendap sejak lama.

Hendra mengusap pungung Falya dengan penuh kelembutan.

"Kenapa semua harus aku yang mengalaminya Pa? Kenapa harus aku? Aku capek kalau semuanya harus ku tanggung! Aku capek papa! Aku gagal!'' kata Falya.

Hendra menggeleng pelan sambil mengusap air mata di pipi Falya.

"Ngga sayang! Ngga! Kamu ngga gagal! Kamu anak papa yang kuat! Papa hanya bisa menitipkan mereka sama kamu, Nak! Maafkan papa!'' kata Hendra.

Petugas rutan yang cukup akrab dengan Hendra pun terharu dengan pemadangan di depannya. Lelaki muda bernama Julian itu hanya bisa menatap keduanya tanpa ada maksud untuk ikut campur karena faktanya dia menguping tanpa sengaja obrolan mereka.

"Kemarin tuan Hanan Jayadinigrat ke sini, menemui papa!'' kata Hendra. Falya menatap papanya.

"Beliau bilang, kamu menjadi perawat pribadi putranya.''

Falya tak menyahut apalagi mengangguk. Hendra menggenggam kedua tangan putrinya.

"Papa tidak akan meminta keringanan hukuman Ya. Karena papa tahu perbuatan papa sudah mengecewakan kalian. Papa hanya ingin kalian tahu, bahwa papa tidak seburuk yang kalian pikirkan dan...kenapa hal ini bisa terjadi!'' lanjut Hendra panjang lebar.

"Apa maksud papa?'' tanya Falya.

Hendra menceritakan pertemuannya dengan rekan bisnisnya yang membuatnya terjebak dengan situasi yang menjiijikan itu. Hingga Hanan memberikan bukti-bukti bahwa apa yang terjadi padanya karena ada orang yang menjebaknya dan di jadikan tumbal untuk menghancurkan putra Hanan.

Falya menggeleng pelan.

"Papa tidak akan memaksa kamu untuk percaya sepenuhnya pada papa. Kamu bisa tanyakan langsung pada tuan Hanan dari apa yang papa ceritakan tadi'' kata Hanan.

"Papa tidak akan meminta keringanan apa pun karena bagi papa, penjara dua puluh tahun tetap tak bisa menghapuskan kesalahan papa pada kalian terutama...kak Fida!'' kata Hendra.

Tak terasa setengah jam berlalu, Julian pun menghampiri bapak dan anak itu untuk mengingatkan bahwa waktu untuk bertemu sudah habis.

Hendra menyempatkan mengecup puncak kepala Falya dengan lembut tanpa penolakan dari gadis itu.

"Terimakasih sudah mau menemui papa! Salam untuk kak Fida juga...ucapan selamat buat Gio!'' kata Hendra. Falya diam membisu di bangkunya. Akhirnya Hendra pun kembali ke sel nya.

"Bapak senang di kunjungi anaknya?'' tanya Julian.

"Iya pak Julian. Mungkin keberuntungan sedang berpihak pada saya!'' kata Hanan.

Sedangkan Falya sendiri sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Ia harus mandi lebih dulu di sana jadi setidaknya dia harus datang lebih awal dari jam dinasnya agar bisa membersihkan diri di sana.

Julian yang sudah mengantar Hendra bermaksud menyapa Falya kembali. Tapi tampaknya gadis itu sedang menerima panggilan telepon.

[Hallo...]

[Kamu kok belum datang?]

[Ya kan belum jadwal dinas. Lagian masih satu setengah jam lagi jam dinasku. Memangnya kenapa sih bang?]

[Ngurusin aku lah!]

Falya berdecih dan cukup di dengar oleh Rayan juga Julian.

[Udah ah...aku mau berangkat ke situ, tapi mau numpang mandi dulu!]

[Kok gitu? Air di rumah mati emang?]

[Ngga bang! Udah deh abang tunggu aja nanti aku juga kesitu! NGURUSIN abang!]

Kata Falya menekankan kata ngurusin. Rayan yang ada di seberang sana terkekeh mendengar ocehan Falya. Julian yang tadinya akan menyapa, memilih mundur karena mendengar obrolan Falya tadi.

Setelah menyimpan ponselnya, Falya pun melajukan roda duanya dan keluar dari area rutan.

***************

Terimakasih .....

1
dewi rofiqoh
Ceritakan saja falya apa yang sudah di lakukan oleh tamu rayan tadi
hidagede1
mending jujur aja falya, takut nya rayan di manfaatkan sama teman" nya yg belok
dewi rofiqoh
Apakah Julian tertarik dengan falya? Atau sekedar ingin saya hello aja ya? Tapi gk jadi 🤭🤭🤭🤭gara-gara falya dapat telepon
dewi rofiqoh
Celin, seharusnya kamu bisa menempatkan diri di rumah keluarga suamimu. Bagaimanapun falya yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk suamimu
dewi rofiqoh
Mungkin dengan kerjasama ini akan mengungkap tabir penyebab terjadinya petaka dalam keluargamu hendra. Dan anak-anakmu bisa menerimamu kembali
dewi rofiqoh
Rayan hubungan seperti apa yang kamu inginkan? Jika kamu memiliki perasaan istimewa pada falya Jangan sampai boy tahu
hidagede1
ayo donk papi hanan gercep buat selidiki mas boy...
dewi rofiqoh
Mulai sedikit terbuka teka-tekinya. Selidiki terus dan tetap waspada
hidagede1
pernyataan nya ambigu bang...🤭
dewi rofiqoh
Temanin gimana bang Zidan 🙄🙄
hidagede1
tp kan suster angel dan suster rita udah punya pasangan... lain lagi sama kamu yg masih ting" falya🤭🤣
dewi rofiqoh
Sepertinya o yang dekat dan peduli dengan rayan harus berhati-hati. Si boy mengawasi setiap gerg gerik mereka
dewi rofiqoh
Bis jadi adegan divideo rayan itu ayah falya, rayan dan ayah falya dijebak
dewi rofiqoh
Hati-hati falya, kamu masih diawasi
dewi rofiqoh
Si boy benar-benar menargetkan falya, sampai2 dia ngirim orang untuk mengawasinya
dewi rofiqoh
Wah si boy musuh dalam selimut. Kayaknya, apa dia yang menyukai rayan? Ataukah benci sehingga ia membuat seolah rayan kaum pelangi
hidagede1
ternyata yg menyimpang tuh mas boy... (pake logat nya emon)
dewi rofiqoh
Akhirnya rayan sadar juga, falya bersyukur meskipun menahan Sakit karena dilupakan oleh Zidan/rayan
dewi rofiqoh
Syukurlah, rayan masih hidup
dewi rofiqoh
Apa yang terjadi dengan rayan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!