" mas, apa kamu benar benar tidak ingin memiliki anak?"
" tidak perlu terburu-buru sayang, aku mau Kita menikmati waktu berdua dulu"
Rani hanya bisa pasrah saja saat mendengar jawaban dari suaminya. dia berfikir mungkin memang suaminya masih ingin menikmati waktu berdua.
namun hati nya seketika hancur saat melihat foto foto pernikahan suami nya dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28_
Setelah menunggu sangat lama. akhirnya pintu ruangan operasi terbuka dan seorang dokter keluar. Keano segera menghampiri untuk menanyakan kondisi calon istrinya.
" bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya keano cemas.
" operasi nya berjalan lancar, bayi nya lahir dengan selamat. Tapi istri Anda sempat pendarahan hebat yang membuat tubuhnya kehilangan banyak darah" ujar dokter.
" golongan darah AB+ sedang kosong. Jika ada pihak keluarga yang memiliki darah sama bisa segera di periksa. Pasien sangat membutuhkan darah sekarang. selain itu kami juga akan mencari di rumah sakit Lain. namun proses nya akan lama "
Keano terdiam. darah AB+ sedangkan darah nya O. darah AB+ tidak dapat menerima darah lain selain darah AB+. keano harus bertemu Arthur, tapi Arthur juga sedang tidak baik baik saja.
Dokter berpamitan pergi. Pintu ruangan terbuka dan terlihat Rani yang tidak sadarkan diri terbaring di atas ranjang rumah sakit di dorong keluar untuk di pindahkan ke ruang rawat.
Di belakang nya ada Suster yang keluar sambil mengendong bayi mungil yang di balut rapi dengan kain putih.
Keano mengikuti kemana Rani di bawah. Dia melihat wajah Rani yang pucat, matanya terpejam. tidak ada pergerakan hanya ada deru nafas tenang.
" aku tidak bisa diam saja" batinnya lalu dia segera keluar dari ruangan itu dan mencari keberadaan Arthur.
keano berdiri di luar ruangan persalinan tempat Emma melahirkan. dia menunggu Arthur keluar. setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu ruangan tersebut terbuka dan terlihat dokter dan Suster keluar mendorong ranjang milik Emma.
Berbeda dengan Rani yang tidak sadarkan diri. Emma malah masih membuka matanya meskipun sayu terlihat tidak bertenaga. di sampingnya ada Arthur yang keluar sambil mengendong bayi mungil mereka.
" Ken, bagaimana keadaan Rani?" tanya Arthur yang masih khawatir dengan keadaan sang adik.
" Rani.... Kehilangan banyak darah. Dia membutuhkan donor darah AB+ " ujar keano " apa kakak mau mendonorkan nya?"
" gendong putra ku, aku akan menemui dokter nya" ujar Arthur hendak menyerahkan putra nya pada keano.
keano segera menolak. Keano dan Arthur jelas berbeda. Arthur sudah dewasa dan sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Sedangkan Keano? Melihat bayi baru lahir saja tidak pernah, apa lagi mengendong nya.
Keano tahu. bagi yang baru lahir sangat rentan. Tulang tulang nya masih belum kuat. tidak bisa di gendong oleh sembarangan orang yang belum berpengalaman.
" aku tidak bisa menggendong nya kak, aku takut melukai putra Kakak" ujar keano.
Arthur tidak memaksa. Dia tidak ingin putra nya kenapa kenapa. dia menyerahkan putra nya ke suster lalu dia berpamitan pada Emma. Setelah itu dia dan keano segera pergi menemui dokter nya Rani.
Arthur menjalankan pemeriksaan terlebih dahulu. Lalu setelah itu dia segera mendonorkan darahnya untuk sang adik tercinta.
Setelah mendonorkan darahnya. Arthur menemui adik nya sebentar sebelum kembali ke ruangan sang istri yang berada di sebelah ruangan Rani.
" jaga adik ku dengan baik" ujar Arthur lalu segera pergi.
keano duduk di kursi yang ada di samping ranjang Rani. dia menggenggam tangan Rani yang terasa dingin. sedari tadi, keano hanya fokus pada Rani bahkan tidak melihat keadaan anak mereka. Keano bahkan tidak tahu apa anak itu perempuan atau laki laki.
" sayang, cepat lah bangun. aku menunggu mu" ujar keano lirih seraya mengusap lembut kepala Rani.
Terdengar suara tangisan bayi. keano segera menoleh pada box bayi yang ada di ruangan itu yang di letakkan tidak jauh dari ranjang Rani.
keano ingin melihat nya, namun dia belum siap. Meskipun dia ingin menganggap anak itu adalah anak nya. tetap saja tidak bisa menutupi fakta bahwa anak itu adalah anaknya danil, anak saudaranya sendiri.
keano memilih memanggil perawat. Biarkan mereka yang menenangkan nya. keano ingin fokus pada Rani sekarang. Dia sangat takut kehilangan Rani seperti dia kehilangan neneknya dulu.
•••••••••
Arthur, berdiri di samping box bayi yang berisi putranya yang tampan. Istrinya sedang beristirahat, sedangkan dia memilih untuk melihat bayinya yang belum di berikan nama.
Arthur sangat bersyukur, karena meskipun putranya belum saatnya untuk lahir. Namun bayinya tetap sehat dan berat badannya pun normal sehingga putranya tidak perlu di letakkan di dalam kaca.
Arthur juga bersyukur. Untuk kelahiran putra keduanya. istrinya tetap bisa melahirkan dengan normal dan selamat.
" Daddy" panggil Orion yang baru saja masuk bersama dengan pengasuh nya.
" hey, pangeran nya Daddy" ujar Arthur lalu berjongkok menyambut kedatangan putra sulungnya.
Arthur membawa Orion kedalam gendongannya lalu berdiri dan membawa Orion ke arah putra keduanya.
" ini adik mu, dia tampan bukan?" tanya Arthur.
Orion menatap wajah mungil adiknya yang sedang tertidur. wajahnya jadi cemberut mendengar perkataan Daddy nya.
" aku mau adik yang cantik, aku tidak mau adik yang tampan" ujarnya merajuk.
Orion hanyalah anak kecil yang berusia 4 tahun. dia belum tahu apa apa. Dia berfikir bayi itu di beli seperti kita membeli mainan. kita bisa memilih mana yang kita mau.
" hey, tidak boleh seperti itu. Ayo sapa adik mu" ujar Arthur.
" tidak mau!" ujar Orion memalingkan wajahnya" aku mau ketemu mommy " ujarnya.
Arthur menghela nafas panjang. lalu dia membawa Orion ke ranjang istrinya. Emma masih tertidur sama seperti bayi nya.
" mommy sedang istirahat" ujar Arthur.
" kalo begitu aku mau ketemu IMO. Bukanya IMO juga sudah memiliki bayi?"
" baiklah, Daddy akan mengantarkan mu" ujar Arthur" tolong jaga Emma dan putra saya sebentar " ujar Arthur pada pengasuh nya Orion lalu dia segera pergi menuju ruangan Rani.
Di dalam sini suasananya berbeda. Terdengar suara rengekan bayi dan juga suara mesin yang berdetak berirama.
Arthur menatap keano yang hanya fokus pada Rani. bahkan keano tidak melihat bayinya. bayi Rani sedang di tenangkan oleh perawat.
" IMO" panggil Orion.
keano segera menoleh saat mendengar suara seseorang. Dia melihat Arthur dan Orion yang berjalan mendekat. Keano segera berdiri.
" Orion ingin melihat bayi kalian" ujar Arthur.
" silahkan " ujar keano.
Arthur berjalan mendekat ke arah box bayi. Di sana ada bayi yang sangat mirip dengan Rani. bayi itu tidak tenang seperti putranya. bayi itu terlihat gelisah, tangan dan kakinya terus bergerak gerak dan matanya mengeluarkan air bening yang kental.
" Daddy, bayinya menangis" ujar Orion.
" hmm, dia merindukan ibunya "ujar Arthur" Keano, lihat lah bayi mu. Tenang kan Dia " ujar Arthur.
apa? Menenangkan bayi yang baru lahir? keano tidak bisa. apa lagi bayi itu adalah bagi nya Danil, pria yang dia benci. awalnya dia pikir dia akan mampu menerimanya. tapi setelah dia lahir dalam kondisi seperti ini membuat keano harus berfikir ulang. Dia semakin membenci Danil yang membuat Rani tersiksa.
" aku.... Aku tidak bisa" ujar keano .
Arthur menatap tajam Keano. Dia tahu Keano bukan ayah dari bayi ini. Tapi jika keano mending tulus dan ingin menikahi Rani seharusnya keano mampu menerima bayi ini.
" ternyata kau memang masih remaja labil. kau tidak akan bisa menjadi ayah dan suami yang baik" ujar Arthur " setiap orang memang tidak bisa di lihat dari umurnya. tapi kau masih bertingkah sesuai umur mu"
keano terdiam. yaa, dia akan menikahi Rani. Bukankah dengan begitu dia juga harus menerima bayi itu?
Keano perlahan mendekat. dia berdiri di dekat box tersebut dan melihat bayi mungil yang sangat mirip dengan Rani.
hari keano bergetar saat melihat nya. matanya basah saat melihat wajah menyedihkan bayi itu. Bayinya terlihat gelisah bahkan suara lirih yang memilukan terdengar menyayat hati.
" lihat lah Keano, dia hanya bayi malang yang tidak bersalah apa apa. dia bayi yang lahir suci tanpa kotoran dosa. Apa yang membuat mu membenci nya? Dia dan papa nya tidak akan sama" batin keano.
tangan keano terangkat lalu nyentuh tangan mungil yang masih rapuh itu. Dadanya berdesir aneh, matanya berkaca-kaca.
" apa dia perempuan?" tanya Keano.
" yaa, bayi anda perempuan tuan" ujar perawat.
Keano tersenyum tipis " dia sangat cantik. sama seperti ibunya " ujar keano.
bisa di ambil ya otomatis isinya jiga rumpah didlm