NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Menghindar!" ujar Bernard seraya menarik Garrick dan Rick ke samping. Rome, Ben, dan Ken berhasil menghindar dengan cara menunduk.

Tiga tombak mendarat di batu. Enam pria anggota suku pedalaman muncul dari balik pohon, berlari cepat menuju Bernard, Garrick, dan yang lain.

"Tong pesam burka maleje hodtoon!" teriak salah satu anggota suku pedalaman seraya mengangkat tombak tinggi-tinggi ke atas.

"Lari ke bebatuan sekarang. Ada jurang yang bisa kita gunakan untuk bersembunyi." Bernard melempar dua bom asap ke arah anggota suku pedalaman.

Rombongan bergerak cepat menuju bebatuan. Rome dan Ben melemparkan bom asap sekaligus jarum tidur pada anggota suku pedalaman yang semakin banyak mengejar. Terdengar suara siulan yang saling bersahutan, disusul dengan suara pukulan benda yang nyaring.

"Aku lengah," gumam Bernard seraya mengawasi keadaan belakang. Ia menyentuh pistol di pinggang kirinya.

Beberapa anggota suku pedalaman terjatuh karena tidak sadarkan diri, sedang yang lain terus bergerak mengejar.

"Rome, Ben, Ken, persiapkan jalan keluar untuk kita. Garrick, Rick, halangi orang-orang itu," perintah Bernard.

Rome, Ben, dan Ken bergerak lebih cepat, sampai di sisi jurang yang dalam beberapa detik setelahnya. Mereka melemparkan tembakan tali ke sisi bagian, memastikan tali-tali itu cukup kuat untuk membawa mereka ke seberang.

Garrick dan Rick melempar bom asap sekaligus menyalakan senter ke arah datangnya para anggota suku pedalaman. Tindakan mereka berhasil memperlambat pengejaran musuh meski beberapa tombak dan panah melesat ke arah mereka.

"Semua sudah siap," ujar Rome.

Ben dan Ken sudah lebih dahulu meluncur ke seberang. Mereka tiba dengan selamat di sisi jurang bagian lain.

"Garrick, Rome, pergilah lebih dulu." Bernard mengamati para anggota suku pedalaman yang masih belum bergerak karena terkena cahaya.

Garrick bergerak cepat, meluncur di salah satu tali, menatap Bernard dan Rick yang baru saja tiba di sisi jurang. Ketika menoleh ke bawah, ia melihat beberapa anggota suku pedalaman bergerak di pinggiran jurang dan sisi jurang.

Garrick segera memberi tanda pada yang lain. Ia bergerak untuk menghindari serangan panah dan tombak di saat masih meluncur di tengah jurang.

Ben dan Ken menembakkan jarum tidur dan dan bom asap pada musuh yang bergerak di sisi jurang. Keduanya menghindar dari serangan musuh yang tiba-tiba bergerak dari belakang mereka.

"Ken," ujar Ben seraya mengambil pistol dari saku celana. Ia melesatkan tembakan dengan peluru karet hingga satu per satu dari musuh berhasil ditumbangkan. Sayangnya, beberapa anggota suku pedalaman kembali bangkit dan menyerang dengan panah dan batu.

Ken menyerang sekaligus bertahan dari musuh yang akan mencelakainya dan Garrick yang menyerang dari sisi tebing. Sayangnya, ia terdesak ketika enam orang suku pedalaman menyerangnya sekaligus. Ken melempar bom asap sekaligus jarum beracun. Dua orang musuh berhasil tumbang, sedang empat lainnya berhasil bertahan dan menyerang.

Ken cukup kesulitan bergerak karena luka di kakinya. Ia mengambil tombak yang jatuh di tanah, bertahan dari gempuran serangan musuh di saat satu tangannya mengambil sesuatu dari dalam saku celana. "Andai saja aku tidak dilarang untuk menembak musuh dengan pistol, masalah ini tidak akan berlangsung lama."

Garrick tertahan di tengah-tengah jurang ketika beberapa anggota suku pedalaman justru akan memotong tali. Ia mengambil pistol dari pinggang, melesatkan tembakan dengan cepat. Anggota suku pedalaman berhasil mundur untuk sesaat.

"Rick, pergi sekarang dan bantu Garrick dan yang lain. Aku dan Rome akan menahan mereka," ujar Bernard seraya mengambil stun gun dari balik tas.

"Baik." Rick segera meluncur, melesatkan tembakan pada musuh yang berada di sisi jurang. Tindakannya berhasil karena musuh terdesak mundur.

Garrick sampai di seberang jurang, langsung melesatkan tembakan dan bom asap. Beberapa musuh bertumbangan dan sisanya terus bergerak ke arahnya. Ia menyerang mereka dengan stun gun, melesat ke arah musuh hingga mereka terbaring tak sadarkan diri di tanah.

Ben dan Ken berhasil menumbangkan semua musuh. Sementara itu, Rick masih menembakkan peluru ke arah anggota suku pedalaman yang bergerak di sisi jurang. Ia memutar tubuh untuk menghindari lemparan panah dan tombak.

Rick menangkap satu tombak dengan kaki, melemparnya ke atas, memutar tongkat untuk menahan serangan musuh dari kedua sisi. Garrick dan Ken bergerak cepat menumbangkan musuh yang kembali berdatangan, dan Ken membantu Rick dengan menyerang dari jauh.

Rick sampai di seberang jurang di saat Rome meluncur. Sementara itu, Bernard masih bertahan sendirian menghadapi anggota suku pedalaman yang terus berdatangan.

Bernard menumbangkan musuh dengan stun gun, melompat untuk meluncur ke seberang. Ia bergerak menghindari musuh yang kembali berdatangan. Ketika menoleh ke seberang, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken tengah sibuk melawan musuh.

"Jumlah mereka sekitar empat puluh orang. Mereka kemungkinan akan terus menyerang." Bernard menatap bebatuan berbentuk naga. Ia terkejut ketika melihat beberapa anggota suku pedalaman bergerak di tali.

"Potong talinya sekarang!" perintah Bernard.

Ben dan Ken segera memotong tali di sisi kiri dan kanan. Beberapa anggota suku pedalaman tertarik ke bawah dan sisanya berhasil kembali ke sisi jurang

Seorang anggota suku pedalaman bergerak cepat di tali yang sedang digunakan Bernard, memutar-mutar tombak. "Tong niwa-niwa burka ti inga! Asi duku darmo di ngeunleun inga!"

Bernard melesatkan tembakan, tetapi anggota suku pedalaman itu berhasil menghindar. Bernard mengambil pisau, lalu memotong tali dengan cepat hingga ia terdorong ke bawah.

Rick, Rome, dan Ben segera menarik Bernard ke atas. Di saat yang sama, Garrick dan Ken menghadapi musuh yang terus berdatangan.

Bernard menembakkan peluru sekaligus menghindari musuh yang datang dari sisi jurang di saat tubuhnya ditarik ke atas.

Bernard berhasil sampai di atas tebing, bergerak cepat menumbangkan musuh yang terus berdatangan. Ia memberi tanda pada yang lain agar segera pergi di saat musuh dari seberang jurang berusaha untuk mengejar.

Garrick, Rome, dan Ken segera mengeluarkan skuter listrik dari dalam tas. Bernard kehilangan skuter ketika terjatuh dari ketinggian. Alhasil, ia hanya bisa berjalan kaki dan berlari selama ini. Sementara itu, Garrick dan yang lain harus menghemat baterai dan hanya menggunakan skuter dalam keadaan darurat.

Bernard, Rick, dan Ben segera naik di bagian belakang. Mereka bergerak di tengah rerimbunan pohon. Dari arah belakang terdengar suara langkah kaki dan teriakan.

"Kita harus mundur sekarang. Kita akan terus bergerak ke arah timur agar mendapatkan sinyal untuk menghubungi yang lain. Kita sudah kelelahan dan tidak memiliki cukup persiapan dan persenjataan jika terus memaksakan bergerak. Mundur adalah pilihan terbaik dibandingkan kita terus maju dan kehilangan banyak kesempatan untuk pergi ke tempat itu lagi," ujar Bernard seraya menoleh ke belakang.

Garrick kurang setuju dengan keputusan Bernard, tetapi ia tidak bisa membantah karena ucapan Bernard karena ia dan yang lain memang sudah kelelahan serta mereka tidak memiliki cukup bekal untuk meneruskan perjalan.

"Kita akan kembali ke tempat ini secepatnya dengan persenjataan dan persiapan yang lebih lengkap. Kita akan fokus untuk menjelajahi tempat itu dan menemukan petunjuk lain, sedang kelompok lain akan bertugas untuk mengalihkan perhatian suku pedalaman itu."

Garrick menghembus napas panjang, menoleh ke belakang. "Kami mengerti."

Rombongan terus bergerak melewati rerimbunan dedaunan. Mereka menerobos hutan bersamaan dengan anggota suku pedalaman yang mengejar mereka dari belakang.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!