NovelToon NovelToon
Transmigrasi ABCDE

Transmigrasi ABCDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Idola sekolah / Angst / Transmigrasi / Misteri / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: kurukaraita45

5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Korban Ketiga

Petunjuk :

"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."

...ΩΩΩ...

2 kasus belum usai, Neofourfive benar-benar telah menjadi misteri, 2 sekolah tersebut seolah saling terus melempar korban. Korban pertama di Bima Nasional, lalu korban selanjutnya di Bina Garuda, dan sekarang di kembali di Bima Nasional.

Dikabarkan, seorang siswi Bima Nusantara Nasional—Misra Adriana—korban tabrak lari. Pada kemarin sore tepatnya di Neofourfive, ditabrak oleh sebuah mobil yang masih belum ditemukan bukti apapun.

Setiap berita yang ada di Bima Nasional tentunya ada di Bina Garuda, seperti sekolah kembar yang mengetahui satu sama lain.

Tepat pagi tadi, OSIS Bina Garuda telah menempelkan kertas pemberitahuan di Mading besar sekolah, semua siswa berawal dari kelas 10 hingga kelas 12 tersebut langsung meliriknya.

Aduh kok ini kesannya kayak perbalas dendaman ya?

Jadi takut gue sekolah di sini.

Siapa ya yang mulai ini?

Kayaknya teman dekat Sila deh yang lakuin ini.

Kayak pembantaian gak sih?

Duh gue gak ikut-ikut deh serem, gue cuman belajar aja di sini.

Lagi-lagi samar-samar terdengar suara siswa putri yang membicarakan hal mengganjal tersebut. Akashi membelai kerumunan dengan dada bidangnya, karena dia sama sekali belum mengetahuinya.

Syok ia rasakan saat membaca isi surat tersebut. "Hey minggir, itu pangeran sekolah kita mau lewat." Kata perempuan yang berada di belakangnya.

Akashi acuh, dia memisahkan diri dari keramaian tersebut, dan memilih mencari teman-temannya yang lain yang ia nampak mereka tidak berada di sana.

Hingga di ruangan kelas, Akashi hanya menemukan Bercelly dan Evelyn yang tengah duduk di kursi masing-masing, tanpa ada percakapan di antara mereka. Bercelly yang fokus terhadap bukunya—membaca, sedangkan Evelyn menulis—dibukunya.

"Kalian udah tau berita di depan?" Tanya Akashi, memecah keheningan.

"Misra?" Tanya Evelyn.

Akashi mengangguk. "Udah banyak nyebar juga di sosmed, gue gak ke depan taunya dari sini." Evelyn menampakkan ponselnya yang berada di samping bukunya.

"Lo tau Cell?"

Bercelly hanya bergumam. "Dari mana?" Tanya Akashi.

"Sama kayak Evelyn." Dia hanya menjawabnya cuek.

Akashi mengiyakan, lalu duduk di kursinya. Bercelly meneguk minuman yang baru saja ia beli dari kantin sebelum masuk. "Aneh ya, padahal kita gak ada rencanain hal itu. Apa ada pihak lain selain kita?"

Uhuk

Bercelly terbatuk mendengarnya, sedangkan Evelyn tersenyum smirk mendengar penuturan Akashi. "Lo kenapa Cell?" Akashi peduli.

Bercelly berdeham, "Gak, ternyata minumannya kemasaman." Padahal Evelyn tau jika minuman itu rasa mangga manis kesukaannya.

"Gitu ya!"

"Kita kumpul abis ini, buat bahas soal kejadian ini," sambung Akashi.

Bercelly langsung menyelanya. "Gue gak bisa, ada urusan sama nyokap dan bokap gue."

Akashi mengeryitkan dahinya. "Tumben, 'kan biasanya gak lho."

"Quality time, cuman setahun sekali bisanya, dan gue gak bisa hamburin kesempatan ini."

Akashi menganggukkan kepala. "Gue pun gak bisa, Ayah udah ajak buat ke apartemen. Dia butuh gue buat berada di sana," timpal Evelyn.

"It's okay, fine. Nanti gue kabarin hasil diskusinya.

...ΩΩΩ...

"Lo ngerasa aneh gak sama tewasnya Misra? Gak mungkin ada kejadian kayak waktu itu, yang Alesya terpeleset ke jurang. Gak mungkin Misra sengaja? Secara apa kata Sila sebelumnya, Misra sangat dendam dengan Bina Garuda." Rayn mengemukakan pendapatnya.

"Iya beneran aneh!" Ujar Daisen.

Rayn merasa ada yang kurang. "Eh bentar Evelyn mana?" Tanyanya.

Lisa dengan sengaja berpura-pura batuk. "Apa? Nanya Evelyn ya?"

Rayn malu, dia meneguk salivanya kasar. "Eng-gak, maksud gue sama Celly mereka ke mana?"

"Celly dan Evelyn ada urusan sama keluarga," jawab Akashi.

"Gak kayak biasanya mereka, nyangkut gak sih anehnya?" Rayn asal bicara.

Daisen mengerutkan dahinya, "Maksudnya lo curiga sama tim lo sendiri gitu?"

Rayn menganggukan kepalanya. "Kok bisa?"

"Bisa aja, mereka gak kayak biasanya. Bukannya gue gak percaya sama mereka, tapi yang namanya manusia itu bisa berubah kapan aja." Rayn terus mengeluarkan kata-kata yang berada di otaknya.

"Keterlaluan lo Rayn!" Bentak Callisany.

Rayn baru menyadari, jika perkataannya barusan memang terlalu berlebihan. "Eh sorry, gue lagi gak fokus karena bingung banget ini siapa pelakunya. Kemarin Sila yang tiba-tiba aja diluar rencana kita, dan pantauan gue. Gue benar-benar menyesal sama semua itu, dan gue masih kepikiran hal yang sama. Takut yang lainnya ngalamin kayak Sila. Jadi, sorry banget gue ngomong gitu tadi."

Akashi berdeham. "Gue pahami bang, mereka juga pasti paham. Bukan cuman abang yang kehilangan, kita semua juga."

Callisany dan Daisen mengangguk.

...ΩΩΩ...

Petir bergemuruh, menyambar dan terus berpendar di atas langit. Wanita itu memandangi hujan yang terus turun dari balkon rumahnya, air matanya tak kalah deras dengan hujan yang sedang turun.

Lutut dipeluknya erat-erat, dan bibirnya mulai bergetar. "M-maafin gue Misra! Lo sepupu gue, harusnya kejadian kemarin gak terjadi." Dia masih menunduk dan wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya.

Sela-sela tangisannya yang terus meniti, seseorang memanggilnya dari tangga dalam bawah. "Hany! Ayok katanya mau ikut Ayah ke apartemen," ujar Jaindra mencari Hany yang masih berada di luar.

Dia mengelus pipinya, menyeka air matanya lalu berdiri. "Iya Ayah, Hany di sini," jawabnya dari luar.

Jaindra mendapati Evelyn baru saja berdiri dengan mata sembabnya. "Kenapa anak Ayah? Gak biasanya lho nangis sendirian gini, biasanya kalo ada masalah cerita sama Ayah."

Jaindra memeluk anaknya dengan lembut, Evelyn tak pernah menduganya, tapidia pun kembali memeluk ayahnya.

"Gak papa Yah, ini masalah hati aku aja. Malu dong harus cerita sama Ayah kalo suka cowok," elaknya.

"Kok gitu? Dari semenjak Ayah larang kamu saya Rayn ya?" Jaindra memastikan.

Evelyn melepas pelukan, dia hanya tersenyum sekilas. "Jangan gitu dong, Ayah sekarang restuin hubungan kamu sama Rayn. Ayah juga sadar kalo cinta gak bisa dipaksakan," pukasnya.

Evelyn menunduk, tersenyum hambar. Namun Jaindra tidak menyadari hal itu. "Udah yuk! Ayah mau ditemenin anak semata wayang Ayah ini buat ke apartemen baru Ayah. Kamu juga lain kali boleh banget ke sana, kalo lagi ada masalah atau sesuka kamu aja. View-nya bagus banget lho, maknanya sekarang kita ke sana yuk!"

Evelyn menganggukan kepala. "Ayok! Tapi maaf lama ya Ayah, belum mandi soalnya baru pulang sekolah. Kalo nanti macet gimana Yah? 'Kan lagi hujan."

"Aman Hany, gak terlalu jauh juga kok masih di sekitaran Neofourfive ini. Ayah tunggu kamu di bawah ya, anak Ayah gak lama mandinya."

Evelyn mengiyakan dan masuk ke dalam.

...-ToBeContinued- ...

1
kurukaraita45
Sangat bagus!
Bowo
seruh baget cerita nya ayo semangat Buat lag
kurukaraita45: ayok mampir lagi, tiap hari upnya dan kalo hari Minggu 2 kali lho. ketinggalan banyak gak nih kakaknya?
total 2 replies
khun :3
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
kurukaraita45: ayok kak boleh mampir lagi, aku up tiap hari lho dan kalo hari Minggu spesial 2 kali up.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!