NovelToon NovelToon
A Promise Between Us

A Promise Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Seorang wanita muda dengan ambisinya menjadi seorang manager marketing di perusahaan besar. Tasya harus bersaing dengan Revan Aditya, seorang pemuda tampan dan cerdas. Saat mereka sedang mempresentasikan strategi marketing tiba-tiba data Tasya ada yang menyabotase. Tasya menuduh Revan yang sudah merusak datanya karena mengingat mereka adalah rivalitas. Apakah Revan yang merusak semua data milik Tasya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dalang utama

Malam itu kantor hampir kosong. Tinggal beberapa cahaya lampu yang redup di lantai, dan suara AC yang mendengung monoton. Tasya masih sibuk di depan layar laptop ketika Fira muncul di ambang pintu dengan tumpukan map di tangannya.

"Tas, kamu masih di sini? Pas banget. Bisa tolongin aku bentar nggak?" tanya Fira, senyumnya manis, padahal matanya menyimpan sesuatu yang berbeda.

Tasya menoleh, agak ragu. "Tolongin apa, Fir?"

"Aku diminta Pak Arman buat sortir berkas lama. Itu ada di gudang file, dan agak berat kalau aku sendirian. Kamu bisa, kan?" Nada Fira terdengar biasa saja, tapi ada kesan mendesak.

Tasya sempat melirik jam di layar laptopnya. Sudah lewat jam pulang. Tapi karena merasa nggak enak menolak, ia akhirnya bangkit. "Ya udah, ayo."

Mereka berjalan menyusuri lorong yang sepi. Lampu gudang file redup, cahaya kuning pucat membuat bayangan rak-rak tinggi tampak menyeramkan. Fira membuka pintu besi, menyalakan lampu neon yang berkelap-kelip.

"Taruh aja di sana," ucap Fira, meletakkan map di atas meja kayu tua. Tasya mengikutinya, menaruh map lain di sampingnya. Baru saja ia menegakkan tubuh, tiba-tiba—

BRUK!

Sesuatu yang keras menghantam belakang kepalanya. Dunia Tasya langsung berputar. Ia sempat menoleh, dan yang terakhir kali dilihatnya adalah tatapan dingin Fira sambil menggenggam batang kayu kecil, entah dari rak gudang atau apa.

"Terlalu lama kamu bikin aku tertekan, Tasya," bisik Fira dengan nada getir. "Sekarang giliran kamu yang hancur."

Pandangan Tasya mengabur, tubuhnya limbung, lalu ambruk ke lantai. Suara berkas berserakan jadi satu-satunya gema di ruangan.

Fira berdiri di atas tubuh Tasya yang pingsan, napasnya terengah tapi wajahnya puas. Ia menendang ringan map yang berserakan, lalu berjongkok, menyingkirkan helai rambut Tasya dari wajahnya.

"Kamu cantik, pintar, semua orang sayang sama kamu. Tapi itu selesai malam ini."

 

Sementara itu, di sisi lain kota, Revan duduk di mobilnya dengan mesin yang dibiarkan tetap menyala. Matanya fokus mengikuti mobil Aldo yang melaju di depan. Hatinya gelisah, antara ingin segera mengonfrontasi, atau menunggu sampai bukti benar-benar jelas.

Mobil Aldo akhirnya berbelok ke sebuah kawasan perumahan tua yang agak sepi. Revan otomatis makin menurunkan kecepatan, menjaga jarak. Rumah-rumah di sana minim penerangan, hanya sesekali lampu jalan yang berkelip.

Aldo berhenti di depan sebuah rumah sederhana dengan cat dinding terkelupas. Dari luar, rumah itu tampak mencurigakan—penuh kabel menjuntai di sisi dinding, antena parabola tua di atap, dan jendela yang ditutup kain gelap.

Detak jantung Revan langsung meningkat. "Ini dia markasnya," gumamnya lirih, jemari mengepal di setir.

Begitu Aldo turun dari mobil dan mengetuk pintu, Revan tak tahan lagi. Ia buru-buru keluar dari mobilnya, langkahnya cepat, napasnya teratur tapi penuh tensi. Saat pintu rumah terbuka, Revan langsung mendekat dengan nada dingin.

"Aldo!"

Aldo menoleh kaget. "Pak Revan? Bapak ngikutin saya?"

Revan mendekat, matanya tajam. "Jangan main-main. Ini rumah siapa? Jangan bilang ini tempat kamu sembunyiin semua aktivitas haram itu." Revan menarik kerah Aldo.

Pintu rumah terbuka lebih lebar, dan seorang pria paruh baya keluar dengan wajah kebingungan. "Lho, Do, ini siapa?"

Aldo buru-buru melangkah ke depan, menahan tangan Revan. "Pak, tenang! Ini rumah temanku, Pak Budi. Dia teknisi komputer. Aku sering ke sini buat servis laptop, bukan buat hal aneh-aneh!"

Pak Budi menatap Revan dengan kening berkerut. "Mas, ada apa ya? Kok nuduh sembarangan begitu?"

Revan sempat terdiam, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Ia menatap Aldo, mencari tanda-tanda kebohongan. Tapi ekspresi Aldo murni kebingungan.

"Pak, ada apa sebenarnya? Saya nggak tahu maksud Bapak apa?" suara Aldo bergetar, campuran takut dan bingung.

Revan masih menahan napas, pikirannya kacau. Semua bayangan soal sabotase, IP address, hingga wajah Tasya terlintas bersamaan. Ada sesuatu yang tidak pas.

Kalau Aldo bukan pelakunya … lalu siapa?

"Tasya ... Tasya dalam bahaya!" seru Revan yang berhasil membuat Aldo tampak kebingungan.

Revan meraih ponselnya dan dengan cepat menelepon Tasya, tapi wanita itu tak kunjung mengangkatnya.

"Pak? Ada apa sebenarnya?" tanya Aldo sekali lagi.

"Ikut saya ke mobil! Sekarang! Kita tidak punya banyak waktu," sahut Revan sembari berlari ke arah mobilnya dan di ikuti olah Aldo.

Revan hampir melempar ponselnya ke jok mobil setelah panggilan ke Tasya tak juga dijawab. Napasnya memburu, jemari menekan setir begitu kencang hingga buku jarinya memutih.

"Kenapa dia nggak angkat teleponnya," gumamnya dengan nada serak, nyaris seperti berdoa.

Aldo yang duduk di kursi penumpang menatap bingung, wajahnya pucat. "Pak Revan, tolong jelasin ke saya. Ada apa sama Tasya? Kenapa Bapak tiba-tiba panik begini?"

Revan menoleh cepat, tatapannya tajam menusuk. "Kalau kamu nggak bohong, berarti ada orang lain yang main di belakang kita. Dan kalau feeling aku benar … Tasya sekarang sendirian di kantor."

Kata-kata itu membuat Aldo ikut tegang. Ia menelan ludah, tangannya gelisah di pangkuan. "Sendirian? Malam-malam gini? Pak, bahaya itu."

Revan sudah menyalakan mesin mobil, kakinya menghantam pedal gas hingga ban berdecit keras. Mobil melesat menembus jalan kota, lampu-lampu jalan berlari mundur di kaca depan.

Di kepalanya, bayangan wajah Tasya muncul silih berganti. Senyum hangatnya. Tatapannya yang penuh percaya ketika berjanji akan menjalankan rencana bersama. Dan sekarang … gambaran itu ditelan ketakutan bahwa mungkin saja ia terlambat.

"Bertahanlah, Sya …" Revan bergumam lirih, seolah sedang berbicara langsung padanya.

Aldo melirik Revan dari samping, lalu memberanikan diri bertanya, "Pak … siapa sebenarnya yang Bapak curiga kalau bukan saya?"

Revan tidak langsung menjawab. Rahangnya mengeras, matanya lurus ke depan, fokus pada jalan. Namun hatinya mulai merangkai potongan puzzle, tatapan Fira, bahkan Vera yang mencurigakan, caranya terlalu cepat muncul ketika Tasya dipanggil tadi siang, senyum samar yang sempat ia lihat lewat kaca.

Seketika perut Revan terasa mual.

"Kalau dugaanku benar …" Revan menggertakkan giginya. "Maka aku sudah salah orang dari awal."

Ia menekan pedal gas lebih dalam. Mobil melesat lebih cepat menuju gedung kantor, sementara waktu seakan berlari meninggalkannya.

Ban mobil Revan berdecit keras ketika berhenti di depan gedung kantor. Ia langsung turun tanpa pikir panjang, diikuti Aldo yang masih terlihat bingung. Pintu utama gedung setengah terbuka, seolah-olah seseorang baru saja masuk dengan tergesa.

Langkah Revan bergema keras di lantai kosong. Jantungnya menghantam dada, detak yang terdengar lebih nyaring daripada suara AC yang menderu.

Ia langsung menuju lantai tempat meja kerja Tasya. Lampu ruangan sudah redup, hanya beberapa monitor yang masih menyala, memancarkan cahaya biru pucat.

"SYA!" panggil Revan lantang. Suaranya bergetar menembus keheningan.

"Tasya!"

Tidak ada jawaban.

Revan semakin cepat melangkah, lalu berhenti mendadak di depan meja Tasya. Kursinya masih tertarik ke belakang, laptopnya terbuka dengan layar yang masih menyala. Di sampingnya, tas kerja Tasya tergeletak. Bahkan cangkir kopinya masih setengah penuh, uapnya sudah dingin.

Seolah ia meninggalkan semuanya dalam keadaan mendadak.

"Pak! Barang Tasya masih di sini," seru Aldo.

TO BE CONTINUED

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!