Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan
"Kamu disini?" Suara Jefry membuyarkan lamunannya kala memandangi gambar tersebut
Jefry terkekeh, ia ambil pigura itu dari tangan sekretaris pribadinya. Entah kenapa saat Zalika menatap manik coklat dari tuannya, terdapat rasa rindu yang amat dalam ditunjukkan oleh pria itu
"Kamu pasti ngerasa aneh, harusnya saya meletakkan foto keluarga atau apapun disini, tapi kamu malah melihat hasil gambar anak TK"
Terbesit rasa rindu dalam diri pria tampan itu kala memandangi hasil gambar dari gadis kecil yang sampai hari ini ada dihatinya
"Tuan mendapatkan gambar itu dari mana?" Zalika yang tahu asal dari gambar itu bertanya
"Seorang gadis kecil memberikan ini kepada saya sebagai hadiah perpisahan!" Jawab Jefry
Zalika mencoba mengatur raut wajahnya "Apa tuan tau nama gadis itu?"
"Tidak, aku hanya memanggilnya dengan sebutan peri kecil, karena dia memang seperti peri, cantik dan menggemaskan!" Pria tampan itu tersenyum saat mengatakannya
"Kamu tau Zalika, tujuanku kembali ke negara ini adalah untuk bertemu lagi dengan peri kecil ku itu" Ujar Jefry
"Pasti sekarang dia bukan lagi peri kecilku yang menggemaskan, tapi telah menjadi sosok peri dewasa yang sangat cantik!"
Jefry memandang Zalika yang membeku di tempatnya, gadis cantik itu terlihat gelisah mendengar cerita darinya
"A-apa yang akan tuan lakukan jika diberi kesempatan untuk bertemu dengan peri kecil itu lagi?" Zalika bertanya dengan perasaan gugup yang tak bisa ia sembunyikan
"Entahlah Zalika, mungkin saat ini dia telah menjadi milik orang lain!" Ada rasa tidak rela saat Jefry mengucapkan kalimat itu
"Bagaimana jika dia bukan milik siapapun?"
"Saya akan menjadikan dia milikku, Zalika. Karena dia memang milikku sejak awal!" Jawabnya penuh keyakinan
"Apa tuan akan meninggalkan nona Leona?" Gadis cantik itu jadi banyak bertanya, entah apa yang ingin ia pastikan
"Saya akan meninggalkan apapun untuk bersama peri kecil itu!" Jawabnya dengan tegas
"Kamu tidak tau seberapa pentingnya gadis itu dalam hidup saya Zalika, kamu bisa berpikir jika saya aneh, karena menganggap serius perasaan pada gadis berumur tujuh tahun. Tapi sungguh, perasaan itu masih sama sampai hari ini" tuturnya
"Saya hanya ingin bertemu dia sekali saja, mengungkapkan rasa rindu yang telah saya pendam selama belasan tahun!"
Jefry kembali membawa pandangannya pada gadis yang masih berdiri mematung itu
"Kamu baik-baik saja? Kamu terlihat pucat!"
"S-saya baik-baik saja tuan, emm. Kalau begitu saya permisi dulu!" Pamit Zalika, dirinya harus mengendalikan detak jantungnya yang tidak karuan ini
Zalika duduk di kursinya, meraih Tote bag miliknya yang berada diatas meja
Tujuannya adalah melepas sebuah benda kecil yang tergantung pada Tote bag tersebut
Sebuah gantungan kunci berbentuk seorang gadis dengan dress hijau dan sayap dibagian punggung serta rambut berwarna kuning yang disanggul
Benda kecil ini begitu istimewa bagi Zalika, sejak kecil ia menggunakan benda kecil ini sebagai pelipur rasa rindunya pada cinta masa kecilnya
"Jadi tuan Jefry itu kakak pangeran!" Gumamnya, lalu dengan cepat ia masukkan benda kecil berbentuk peri itu kedalam tasnya
Benda itu merupakan hadiah terakhir yang kakak pangeran berikan kepadanya sebelum anak laki-laki itu pergi keluar negeri
"Tuan Jefry nggak boleh tau kalau aku peri kecil itu! Aku nggak mau jadi alasan seorang pria meninggalkan kekasihnya!"
Gadis cantik itu bermonolog, biarlah identitas nya sebagai si peri kecil ia simpan seorang diri, akan lebih baik jika Jefry menganggap peri kecil itu telah tiada
"Aku juga merindukanmu, kakak pangeran!" Setitik cairan bening membasahi pipinya, jika ingin mengikuti egonya. Zalika ingin berteriak pada Jefry bahwa dirinya lah peri kecil yang selama ini pria itu rindukan
"Zalika.."
"Tuan muda Leon!" Entah sejak kapan pria itu berdiri disana, Zalika bahkan tidak menyadari keberadaannya
Pria itu mendekat, dan seperti biasa, ditangannya membawa seikat bunga mawar merah untuk gadis pujaannya
"Bunga yang cantik untuk wanita paling cantik!" Leon menyerahkan buket bunga indah itu pada Zalika
"Terima kasih tuan!"
"Ck, aku bukan atasan kamu Zalika. Panggil Leon saja!" Pinta pria tampan itu
"Saya tidak terbiasa, lagi pula tuan muda itu adiknya tuan Jefry!" Kata Zalika
Leon memajukan wajahnya dengan bertumpu pada kedua tangannya yang ia letakkan diatas meja kerja gadis itu "Atau kamu bisa panggil aku, sayang!"
Zalika meremang, hembusan nafas pria didepannya ini terasa hangat menerpa wajahnya
"Ini sudah keterlaluan tuan!" Gadis cantik itu mendorong tubuh Leon dengan tangannya. Berada dengan jarak sedekat ini dengan seorang pria membuatnya tidak nyaman
"Aku suka wajah merah mu!" Leon terkekeh menatap wajah cantik yang tengah bersemu itu
"Aku kesini mau ngajak kamu makan siang!"
"Saya akan makan siang dikantor saja!" Tolak nya
"Ayolah Zalika, aku akan minta izin sama kak Jefry!" Ucap Leon penuh permohonan
"Tapi saya hanya punya waktu lima belas menit untuk istirahat makan siang!" Sebenarnya ia sangat malas untuk ikut bersama pria perayu ini
"Aku janji akan kembaliin kamu kesini lagi sebelum lima belas menit!" Segala cara akan Leon lakukan agar gadis pujaannya ini bersedia ikut bersamanya
"Baiklah!" Pasrah, apa lagi yang bisa dilakukan mengingat Leon juga bagian dari Jefry yang merupakan atasannya
Wajah tampan itu seketika berbinar, seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar
"Kamu tunggu disini sebentar! Aku akan minta izin sama kak Jef!" Dengan penuh antusias, Leon memasuki ruangan sang kakak guna untuk meminta izin membawa sekretaris nya
"Kak Jef!" Senyuman maut dan wajah memelas Leon berikan pada sang kakak
"Ada apa Leon?" Wajah Jefry datar, entah permintaan aneh apa lagi yang akan diajukan oleh adik bandelnya kali ini
"Aku mau ajak Zalika makan siang diluar!"
Jefry menghentikan kegiatannya, permintaan Leon seperti menghancurkan moodnya seketika
"Nggak bisa Leon, Zalika harus kerja!" Sebisa mungkin Jefry akan membatalkan rencana makan siang bersama itu
"Sebentar aja kak, hanya di cafe dekat kantor!" Ucap Leon penuh permohonan
"Hanya lima belas menit!" Ucap Jefry pada akhirnya, Zalika juga memiliki hak yang sama untuk beristirahat selama lima belas menit lalu kenapa ia menghalangi. Cemburu memang membuat orang menjadi jahat
"Terima kasih kak, terima kasih!"
"Jaga Zalika baik-baik Leon, kalau Zalika kenapa-napa ini adalah hari terakhir kakak izinkan kamu membawa dia!"
Pesan penuh ancaman Jefry berikan pada sang adik entah apa tujuannya. Ia yang tau kondisi kesehatan gadis itu sedikit dibuat risau jika terjadi hal yang buruk
"Siap tuan Jefry yang terhormat!"
Tanpa menunggu lagi, Leon segera membawa sang pujaan hati keluar dari gedung pencakar langit tersebut
semoga terkuak ya rahasianya