NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Diam-diam

Xanara sedang memeriksa tumpukan kain satin di meja cutting ketika suara pintu butik terbuka, dia mendongak dan menemukan Rey berdiri di ambang pintu, santai seperti pelanggan yang datang tanpa janji.

“Rey?” alis Xanara terangkat sedikit.

“Kamu mau pesan jas juga? Setahuku butik ini nggak buka untuk umum kecuali by appointment.”

Rey tersenyum tipis, menurunkan kaca mata hitamnya ke ujung hidung.

“Kalau untuk kamu, aku rasa aku bisa melanggar aturan sedikit. Lagi pula, siapa yang gak mau lihat desainer hebat kerja langsung?” Ucap Rey

Nada suaranya memancing, tapi tidak berlebihan.

Xanara memutar mata kecil, mencoba menepis aura menggodanya.

“Aku sibuk. Kalau mau lihat-lihat, jangan ganggu jalur kerjaku.”

Rey melangkah masuk, tangannya menyentuh kain di meja, terlalu dekat dengan tangan Xanara hingga dia merasakan sentuhan singkat di buku jarinya.

“Tenang, aku cuma mau ngobrol. Gak ada niat ganggu.” Senyumnya mengandung sesuatu yang samar, seperti menyimpan rahasia.

Xanara menghela napas, melanjutkan pekerjaannya.

“Ngobrol soal apa?”

Rey mencondongkan tubuh, suaranya merendah.

“Soal kamu dan betapa aku penasaran sama apa yang sebenarnya kamu pikirkan tentang semua drama ini.”

Xanara menghentikan gerakan guntingnya, menatapnya tajam.

“Kalau ini ada hubungannya sama Winny atau Harvey, aku gak tertarik.”

Rey menahan tatapannya, ada kilatan berbeda di matanya, bukan sekadar godaan.

“Justru karena aku gak mau kamu terluka, aku ada di sini. Percaya atau gak, kadang musuh yang kelihatan bukan yang paling berbahaya. Yang diam-diam, itu yang harus diwaspadai.”

Xanara terdiam sesaat, tak tahu harus menanggapi apa. Kata-kata itu seperti peringatan, tapi juga janji samar yang sulit diartikan.

Sebelum pergi, Rey mendekatkan wajahnya sedikit cukup dekat untuk membuat napas Xanara menahan sebentar.

“Aku akan ada di pihakmu, meski kamu belum sadar kalau kamu butuh aku.”

Dia melangkah pergi, meninggalkan jejak aroma parfumnya yang tertinggal di udara, dan rasa penasaran yang kini mulai mengusik pikiran Xanara.

Xanara mencoba mengabaikan jejak kata-kata Rey, namun tangannya yang memegang kain justru sedikit gemetar bukan karena takut, tapi karena dia benci mengakui bahwa pria itu tahu cara menembus bentengnya.

Dia baru saja kembali fokus menjahit ketika suara langkah kaki terdengar lagi. Rey kembali masuk, kali ini membawa secangkir kopi yang masih mengepulkan uap.

“Aku lupa katanya desainer kalau lagi sibuk bisa lupa makan dan minum. Jadi aku bawain ini.” Ucap Rey.

Xanara melirik sebentar, berusaha tetap tegas.

"Aku nggak pesan.”

“Tapi kamu butuh,” jawabnya santai, meletakkan kopi di sudut meja.

Dia berdiri di belakangnya, cukup dekat sehingga bahu mereka nyaris bersentuhan.

“Biar aku yang pegang kertas sketsamu, kamu fokus jahitnya.”

Xanara hampir menolak, tapi Rey sudah mengambil kertas itu, memandanginya dengan penuh minat.

“Cantik sekali desain ini kamu buat untuk Harvey?”

Nada suaranya ringan, tapi ada penekanan yang sulit diabaikan.

Xanara menghela napas, mencoba menjaga jarak.

"Itu urusan pribadaku.”

Rey menunduk sedikit, membisikkan kata-kata nyaris di telinganya.

“Dan aku ras akan ada satu desain yang akhirnya kamu buat hanya untukku.”

Detik berikutnya, ponsel Xanara bergetar di meja, nama Harvey muncul di layar. Rey tersenyum kecil, mundur selangkah.

“Angkatlah, aku nggak akan ganggu. Tapi ingat, aku di sini bukan cuma untuk main-main.”

Dia meninggalkan butik dengan langkah tenang, sementara Xanara memandangi pintu yang tertutup lagi dan entah kenapa, dadanya terasa sedikit sesak, bukan karena Harvey, tapi karena Rey yang seperti bayangan, sulit ditebak, dan semakin lama semakin mendekat.

Baru saja langkah Rey hilang di ujung koridor, pintu butik kembali terbuka.

Xanara mengangkat kepala dan kali ini yang berdiri di ambang pintu adalah Harvey.

“Lagi sibuk?” suaranya tenang, tapi tatapannya langsung menyapu seluruh ruangan, seakan menilai sisa kehadiran seseorang.

Xanara buru-buru menunduk, pura-pura merapikan kain di meja.

“Sedikit.” Ujar Xanara

Harvey berjalan mendekat, matanya jatuh pada cangkir kopi yang masih beruap di sudut meja.

“Ini bukan kopi yang biasa kamu minum.”

Nada suaranya bukan bertanya, tapi menyelidik.

“Teman tadi bawain,” jawab Xanara singkat.

“Teman?” Harvey mengulang, bibirnya membentuk garis tipis.

“Rey?” Tanya Harvey.

Xanara tidak membalas. Diamnya justru menjadi jawaban paling keras yang bisa didengar Harvey.

Pria itu menatapnya lama, lalu mengambil langkah lebih dekat.

“Kamu tahu, aku gak suka orang lain ada di sekitar kamu terlalu lama.”

“Harvey"

Dia memotong, tangannya meraih pinggang Xanara, menariknya mendekat hingga jarak di antara mereka hampir lenyap.

“Apalagi orang seperti dia.”

Suaranya dalam, ada ancaman sekaligus rasa memiliki yang tajam.

Xanara mencoba tetap tenang.

“Aku bisa jaga diri.”

“Tapi aku nggak akan biarkan kamu melakukannya sendirian,” jawab Harvey pelan, lalu bibirnya hampir menyentuh telinga Xanara.

“Mulai malam ini, kamu gak akan punya waktu untuk orang lain.”

Ada getaran di dadanya, bukan karena takut, tapi karena intensitas yang Harvey bawa selalu membuatnya kehilangan napas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!