NovelToon NovelToon
DES ROSES

DES ROSES

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Tamat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: celine biollle

Gadis cantik yang mengalami perpindahan jiwa kedalam tubuh gadis dari anak pengusaha terkenal.

Gadis yang memiliki tubuh istimewa yang di incar orang orang. banyak orang yang ingin memanfaatkan darah dari gadis itu.

Banyak misteri disetiap langkahnya yang akan menemani gadis itu. Jiwanya berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang paling di cari semua orang. lalu apa penyebab gadis itu terlahir kembali sebagai bayi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon celine biollle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

"Jalang penghianat." Gumamnya geram.

Atensinya menoleh kearah sesuatu yang keluar dari balik dinding putih itu. sepiring makanan dan segelas air.

Caren mendekati itu dan mengambil segelas air putih lalu di tegaknya sampai habis. tenggorokannya sedari tadi kering ingin berbicara pun susah.

AKHHHH

Caren memegang kepalanya yang teramat sakit, memukul kerasa serta menjambak kuat rambutnya. matanya berembun dirinya tidak kuat menahan rasa sakit yang teramat di kepalanya. Ingin pingsan pun Caren tidak bisa seperti seolah olah memang dirinya tidak di perbolehkan dan harus menikmati rasa sakit itu.

Sakit itu berangsur menghilang dan Caren menatap linglung sekitarnya.

Memiringkan kepalanya "Aku dimana?"

Pintu bergeser menampilkan pria paruh baya memakai jas putihnya seperti Ilmuwan. Batinnya

"Halo" Sapa pria itu

Caren mengerjap polos, membalas sapaan pria itu dengan mengangguk.

"Kamu siapa? Ini ada di mana? Kenapa semuanya warna putih?" Tanya Caren beruntun dengan tatapan polosnya.

"Saya Ziudith Orang tua kamu, Kamu sedang di rumah sakit, Khusus untuk pasien cantik seperti mu" Jawab Ziudith dengan senyum lebar

"Aku siapa? kenapa aku tidak ingat apapun?"

"Kamu lupa ingatan" Caren mengangguk mengerti mendengarnya

"Nama mu Laurent Koscielny Gibbs Putri tunggal ku"

°°°°

"Perkenalkan dia yang akan menjadi asisten pribadi mu, Juna Rorimpandey. Juna" Caren or Laurent

Caren Dan Juna saling berjabat tangan dengan singkat di sertai senyuman tipis dari bibir pria bermata abu yang memiliki nama Juna itu.

Juna Rorimpandey Berusia 17 Tahun Berbeda dua tahun dengan Caren.

Sudah sangat lama pula Caren dan Juna berteman. banyak eksperimen kecil yang semakin membuat mereka dekat.

Namun Caren seakan tidak pernah Merasakan malam. dikarenakan setiap menjelang malam dirinya akan di bius untuk mengambil darah berharga milik Caren dan mengoperasikan tubuhnya. Memang tidak setiap hari. Namun di beberapa bulan selanjutnya operasi yang untuk mengubah organ dalam Caren di lakukan dengan terus menerus dan Caren akan terbangun satu Minggu setelahnya.

Operasi tanpa sepengetahuan Caren berjalan dengan lancar. Organ yang mereka buat berbeda dengan alasan memperkuat tubuh Caren.

Sangat kejam.

untuk darah yang mereka ambil dari tubuh Caren, mereka gunakan untuk membuat manusia tercerdas itu. ketiga balita itu. Caren memiliki kecerdasan otak yang tidak biasa sebab itu pula Ziudith selaku pemilik laboratorium itu memanfaatkan darahnya membuat manusia buatan lainnya.

Caren berlari dari kejaran Juna yang mengejarnya di ikuti oleh orang berpakaian hitam di belakangnya.

Caren dengan kecerdasannya menggunakan tubuh mungilnya melewati lubang yang berada di dinding itu membuat kejaran Juna dan pengikutnya menjadi kehilangan jejaknya.

"Sialan, Pak tua itu ternyata memanfaatkan tubuhku. Kenapa tidak sekalian kepala ku saja yang di perkuat. Pantas saja aku sering mengalami rasa sakit seperti akan mati, ternyata itu di sebabkan oleh sinyal sinyal otak untuk organ lain yang sudah di ganti." Kaki Caren melewati lorong lorong gelap di sekitarnya. Dirinya tidak akan mau kembali ke laboratorium itu jika tidak karena ada ketiga balita itu.

Kalian paham tidak pas bagian ini? Biar saya jelaskan ya. Kitakan sering tuh terluka tanpa sadar nah otak itu ngirim sinyal ke kita supaya kita itu sadar kalau ada bagian tubuh yang terluka. begitulah, makanya pas kita ga sadar terluka ga ngerasa sakit sama sekali. pas udah sadar terluka malah perih kan?

Anggap aja Caren kaya begitu.

Menyelusuri lorong itu untuk mencari pintu keluar yang pernah dirinya buat di sini, sewaktu waktu bahaya terjadi ternyata bermanfaat saat seperti ini.

Caren mengendap ngendap Ketika banyak orang yang berlalu lalang serta penjaga yang sepertinya sedang mencari seseorang, siapa lagi jika bukan dirinya. Menunggu cukup lama akhirnya Caren berhasil keluar dari gedung besar itu.

Kakinya melangkah tanpa arah memasuki hutan hutan yang cukup seram itu.

Menyeret sekoci kecil yang memang dirinya sudah siapkan. Hutan ini di kelilingi oleh pulau yang jauh dari tempat ayahnya berada walaupun masih satu negara. hutan  dengan pepohonan yang sangat tinggi tidak akan menduga jika di dalamnya terdapat sebuah bangunan penelitian yang besar.

Caren menjalankan sekoci itu dengan cepat. Dari ingatannya dirinya pernah menyebrang antar hutan yang pernah di tempati dirinya bersama ayahnya.

Pagi menjelang Caren menepikan sekocinya dan melangkahkan kakinya menyusuri hutan itu.

"Mansion ayah? Atau Ernest? Mansion ayah sajalah"

Cukup lama dirinya berjalan membuat kakinya keram dan menimbulkan memar yang cukup terlihat di kaki putihnya. Beristirahat sejenak dengan badan yang di sandar di pohon.

Srek

Srek

Bunyi dedauanan yang seperti di lewati membuat Caren langsung bersembunyi dan bersiaga.

Pemuda dengan pakaian lusuhnya menyeret seekor rusa yang tertancap panah yang terbuat dari kayu

"Pria? Pria mana yang berada di hutan seperti ini?" Gumamnya. Asik berfikir tanpa sadar pria itu menyadari keberadaan dan menodongkan panah miliknya ke arah Caren.

"Siapa kau?!"

Caren tersentak dan mengangkat tangannya "Saya tersesat" Jawabannya

Pria itu seperti seperti pernah mendengar alasan itu.

Masih menodongkan senjatanya tanda tidak percaya membuat Caren berdecak.

"Kau fikir aku disini untuk mengikuti mu?!" Ucap Caren ketus.

Ernest ya, Tebaknya dalam hati.

Menurunkan senjatanya, menatap datar gadis di depannya. walaupun Ernest seperti mengenal Caren namun dirinya tidak yakin.

"Bisa Bantu aku keluar dari hutan ini?" Lagi lagi Ernest merasa Dejavu.

Menggelang pertanda tidak bisa

"Saya sudah sedari kecil di sini"

"Oh, Kasihan ya" Jawabnya santai.

"Siapa Nama mu?" Tanya Ernest

"Caren..." Menangguk mengiyakan

"Atau Clar."

"Huh?!" Clar? Cla? penolongnya? malaikatnya? Gadis cantik di depannya?

"Cla?!" Tanya Ernest terkejut.

Dengan cepat Ernest memeluk tubuh Caren dengan erat. Caren yang di peluk memberontak karena sesak.

"Lepas! Aku tidak bisa bernafas!"

"Maaf, maaf. aku terlalu bahagia bisa bertemu dengan mu" Ucapnya terharu dengan mata yang berkaca-kaca.

Caren mendelik sinis melihatnya Apa apaan dengan tatapannya itu.

"Ayo kerumah ku!" Ajak Ernest dengan semangat.

Tangan kanan Ernest menggenggam lembut tangan Caren, tangan kirinya menarik rusa yang cukup besar itu.

Rumah kayu, tidak Lebih mirip seperti gubuk sih. Caren melihat sekelilingnya dengan seksama. Caren mencoba mengingat di dalam otaknya. Sepertinya dirinya pernah melewati jalan ini? Tapi seingatnya dirinya tidak pernah melewatinya, Lalu kenapa dirinya Merasa tidak asing dengan jalannya, Apa Di mimpi?

Caren duduk di kursi kayu sendirian. entah kemana perginya Ernest itu.

"Cla" Panggil Ernest.

Caren menatap Ernest yang berjalan kearahnya membawa makanan dan minuman di tangannya.

Duduk di kursi kayu samping Caren, Ernest menatap intens Caren membuat Caren risih di buatnya.

"Apa?" Tanya Caren dengan raut wajah risih

Menggelang dengan tersenyum di pikiran Ernest, Dirinya hanya tidak menyangka jika bisa bertemu lagi dengan Gadis cantiknya.

"Bagaiman kamu bisa tersesat lagi?" Tanya Ernest penasaran.

Menghela nafas panjang "Panjang ceritanya"

"Pendekan"

"Iya"

Mendelik mendengar ucapan Caren membuat Ernest kesal.

"Apa apaan itu!?" Ernest menatap jengkel Caren

"Apa?"

"Sudahlah, Lupakan" Dengan entengnya Caren mengangguk santai dan meneguk minuman dan memakan cemilan yang menurutnya hambar itu. Tidak apa lah dirinya juga sedikit lapar.

Berdecak sebal Ernest melihatnya

"Antarkan aku kedanau itu" Ucapnya tiba tiba

"Danau apa?"

"Pertama kali bertamu dengan mu"

Ernest ber-oh ria dan mengangguk menyetujui.

1
Iyank Dylaniess
un
Iyank Dylaniess
ecuu urrmmu7;r89rr959r88r8o'9r9 8ut urirurry8u7%ur9r mirm898r8r89r98r8u8f8fmii9e8f8rr9err8i5u9r.8o9urriu98eurtue 9rrrur89urr.rruu9uu 0
Hebe
Selesai baca, aku langsung dapet mood bagus. Terima kasih thor!
Agnes
Nggak bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!