Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya Tuhan dan Renata
Berdiri didepan cermin biasanya untuk menilai seberapa pantasnya diri terhadap lingkungan sekitar. Termasuk yang dilakukan Kiyara. Ia bingung harus memakai baju apa untuk menemui mama Aira dan juga Tuan Dirgantara.
Ceklek!
"Re..." Panggil Kiyara seperti melihat sebuah harapan. Matanya penuh dengan keputusasaan namun dengan cepat berubah menjadi permintaan bantuan. Renata dengan reflek menertawakan Kiyara yang seperti orang baru saja terkena hembusan angin tornado. Rambutnya acak acakan, struktur wajahnya juga terlihat menurun kebawah.
"Jangan ketawa!" seru Kiyara namun Renata tetap saja menertawakan sahabatnya itu.
"Berhenti nggak?!"
Renata dengan sigap berhenti untuk tertawa lalu adu pandang dengan Kiyara. Namun dalam 5 detik saja, mereka berdua kembali tertawa yang kali ini semakin kencang.
"Pakai ini Ki.." Ucap Renata dengan menyodorkan sebuah kotak yang lumayan besar. "Ini apa Re?" tanya Kiyara yang penasaran. Renata dengan cepat membantu Kiyara untuk membuka kotak yang ia bawa.
"Ini dress Re!" ucap bahagia Kiyara.
"Iya benar. Pilihlah yang kamu suka!" seru Renata dengan membantu mengeluarkan beberapa dress dalam kotak tersebut.
"Tapi, darimana kamu mendapatkannya Re?" tanya Kiyara heran.
"Jadi, saat aku pulang kemarin, ibuku menyiapkan dress - dress ini untukku berkencan dengan Renald." tutur Renata dengan melihat lihat model dress satu persatu.
"Pakai ini saja Ki.." ucap Renata dengan menyodorkan sebuah dress berwarna putih susu dengan di lapisi kain brokat sedikit di bagian atasnya. Roknya sedikit mengembang dan menggunakan kain satin yang menambah kesan elegan jika memakainya. Bagian lengan dress itu juga sedikit membentuk seperti balon. Dress yang dipilih oleh Renata memiliki model Sabrina dengan resleting yang berada dibelakang.
"Wah!! Ini bagus sekali!"
Kiyara bergegas untuk mengganti pakaiannya semantara Renata menunggunya dengan bermain ponsel. Di dalam kamar mandi, Kiyara melihat dress yang akan ia pakai. Ada rasa tak percaya diri yang tiba tiba muncul.
"Sudah lama aku tidak memakai pakaian bagus. Apa aku masih pantas? Aku rasa aku semakin gemuk." ucapnya Lirih.
"Udah nggak perlu insecure Ki.. Pakai aja!! Kamu nggak gemuk kok!!!" teriak Renata yang mendengar ucapan Kiyara dari dalam kamar mandi.
"Iya iya bawel!" ucap Kiyara yang kemudian segera memakai dress-nya. Kiyara akhirnya keluar dengan perasaan yang takut. Bukan karena apa apa, ia takut dress itu tidak cocok untuknya.
Ceklek!
Seketika Renata menoleh ke arah Kiyara. Tatapan mata Renata yang penuh arti. Kepalanya bergeleng geleng dengan bibirnya yang membulat. Kedua tangannya pun mengacungkan jempol kepada Kiyara.
"Udah, pakai ini! fix kamu cantik banget!" Puji Renata.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Sebuah pesan masuk ke ponsel milik Kiyara.
"Oh aduh, gimana ini Re, Adrian mau jemput aku dalam satu setengah jam. Aku deg-degan banget!" ungkap Kiyara dengan sedikit heboh.
"Kii.. Calm down girl! Calm down!" balas Renata dengan membantu Kiyara untuk tenang. Kiyara kemudian menarik nafasnya dalam dalam lalu mengeluarkannya.
"Sudah?" tanya Renata yang membuat Kiyara menganggukkan kepalanya.
"Oke, Sekarang kamu mandi. Biar aku setrika dress ini." ucap Renata.
"Oh ya, pakai sabun ini dan pakai ini." imbuh Renata dengan menyodorkan sabun cair kemasan kecil dan sebuah botol yang seperti parfum.
"Ini apa?" tanya Kiyara.
"Udah, percaya sama aku. Itu semacam parfum. Pakai setelah kau mengeringkan badanmu. Semprot kemudian ratakan dengan halus. Khususnya dibagian lehermu ya." tutur Renata.
Kiyara pun menurutinya tanpa bertanya lagi. Ia sudah percaya dengan Renata. Sembari menunggu Kiyara mandi, Renata membantu menyeterika dress yang akan digunakan Kiyara. Ia menambahkan beberapa parfum yang dicampur sehingga mendapatkan aroma elegant seperti pramugari. Tercium dari jarak satu kilometer.
Setelah mandi, Kiyara pun keluar dan merasa nyaman mencium harum tubuhnya.
"Kamu benar benar hebat Re, bau badankuu sangat harum sekali." puji Kiyara.
"Ini semua kulakukan khusus untuk sahabatku yang akan bertemu calon mertuanya. Aku sudah lihat beberapa konten di TnT. Banyak sekali yang merekomendasikannya. Jadi aku coba cari di supermarket. Puji Tuhan aku Nemu. Baju kamu juga sudah ku setrika. Coba cium." tutur Renata dengan menyodorkan dress yang sudah rapi.
"Wahh iyaa!! Ini elegan banget Re! kamu juga cari inspirasi di aplikasi TnT?" tanya Kiyara yang membuat Renata menaik turunkan kedua alisnya sambil tersenyum.
"Makasih ya Re!" ucap Kiyara dengan memeluk Renata. Renata pun membalas pelukan sahabatnya itu. "Iya, sama sama. Nanti kalau aku mau ketemu calon mertua jangan sampai nggak bantuin aku loh ya!" balas Kiyara.
"Siap bos!" ucap Kiyara.
"Yasudah pakai cepat. Satu jam lagi Adrian akan kesini. Aku juga belum menata rambutmu itu." jawab Renata yang membuat Kiyara mengangguk.
Renata mengeluarkan beberapa alat penata rambut dari balik tas yang didalam kotak besar yang ia bawa.
"Kamu juga punya alat penata rambut Re?" tanya Kiyara.
"Tidak, ini punya teman kos ku. Aku meminjamnya." ujar Renata.
"Yakin kamu bisa Re? Sudah lama kita bersama tapi aku tak pernah melihat kamu memakai alat ini." tutur Kiyara.
"Percayakan semua ini padaku Ki.." ujar Renata dengan percaya diri. "Baiklah!" ucap Kiyara.
Kiyara pun duduk di depan Renata. Renata mulai mengeringkan rambut Kiyara lalu menyisirnya.
"Sebentar aku buka video dulu." ujar Renata.
Renata kemudian fokus melihat video yang ada di ponselnya. Setelah kurang lebih 5 menit berlalu, Renata menarik nafasnya lalu mengeluarkannya perlahan.
"Oke, mari kita mulai!" ucap Renata.
Renata mulai memberikan beberapa treatment untuk membuat rambut Kiyara harum. Lalu ia mulai mencatok rambut Kiyara. Ia memakai catok untuk membuat rambut Kiyara sedikit melengkung ke depan. Renata juga mulai menata poni Kiyara yang sudah lama disembunyikan. "Boleh aku memotong sedikit rambutmu Ki?" tanya Renata.
"Aku percayakan padamu. Jika memang itu perlu lakukanlah." ujar Kiyara yang memberi izin.
Renata mulai memotong rambut poni Kiyara seperti seorang profesional. Dalam 30 menit, Renata berhasil menyelesaikan misinya.
"Nah sudah selesai!" ucap Renata dengan menyodorkan sebuah cermin yang cukup besar.
Kiyara tak menyangka bahwa sahabatnya sangat lihai dalam menata rambutnya. "Wow! Ini bagus sekali!" puji Kiyara dengan mata yang berbinar binar.
"Tapi Re, Aku melupakan satu hal." ucap Kiyara.
"Memangnya apa?" tanya Renata.
"Aku belum make up!" ujar Kiyara.
Renata kemudian menepuk jidatnya. Ia juga melupakan satu hal yang besar yaitu Make up.
"Oke tenang Ki! Aku akan membantumu merias wajahmu tanpa merusak tatanan rambutmu ini." ujar Renata.
Renata kemudian membuka sebuah pouch yang hanya berisi bedak padat, bedak tabur, pensil alis, lipstik, dan eyeshadow yang hanya terdiri dari 6 warna saja.
"Percayakan padaku Ki!" ucap Renata yang membuat Kiyara mengangguk.
Renata mulai memoles wajah Kiyara dengan perlahan. Ia tak mau menghancurkan tatanan rambut Kiyara. Ia mulai menaburkan bedak padat dan bedak tabur ke wajah Kiyara. Selanjutnya ia mulai menghitamkan alis Kiyara dan memakaikan eyeshadow yang berwarna nude. Lipstik yang ia pakai juga terkesan memakai warna pink menyesuaikan warna bibir Kiyara yang memang sudah berwarna pink. Dalam 30 menit, Renata sudah menyelesaikan tugasnya.
"Oke sudah! Semoga hasilnya bisa membuatmu puas Ki!" ujar Renata.
Kiyara perlahan membuka matanya lalu meletakkan cermin di depannya.
"Ya Tuhan! Aku cantik sekali!" Ucapnya dengan berputar 360 derajat.
Sementara Renata, ia tersenyum puas menyaksikan Kiyara yang super cantik. Kiyara akhirnya memeluk Renata. "Thank you, Re!" ucap Kiyara yang merasa terharu dengan pengorbanan sahabatnya itu.
ini yg terima telepon si Renald kan, bukan Varrel?