NovelToon NovelToon
Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rafli Ananda

Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Peperangan pertama dunia baru bagian 2

Nama : Ruling Sword

Keterangan : Pedang yang di ciptakan khusus untuk Andi sang penguasa Kerajaan langit ungu yang mana di berikan padanya dari sang Dewa jubah ungu, pedang itu akan meningkatkan setiap statistik penggunanya tergantung kepada tingkat kepercayaan dan jumlah dari bawahannya.

Skill :

- King’s Aura : Memberikan kekuatan dan juga memperkuat mental setiap bawahan yang ada di dalam medan perang, aura ini juga memberikan sifat dominasi kepada lawan yang mana memiliki statistik lebih rendah dari pengguna.

“Aku memberikan pedang itu kepada dirinya saat dia berhasil membentuk kerajaannya, akan tetapi aku tidak percaya kalau hanya butuh beberapa tahun hingga perang terjadi… dan pada akhirnya pedang itu harus di gunakan” pikir Reza.

Pada saat ini Reza dan juga Dewa Tangan-tangan merah terlihat tetap diam sambil melihat medan peperangan, mereka melihat medan peperangan seperti sedang melihat sebuah papan permainan kecil di dalam dimensi putih tersebut. Dengan nada merendah Dewa Tangan-tangan merah kemudian berkata.

“Sesuai yang di duga dari avatar seorang Dewa tingkat Superior, kau tidak akan bisa melihat status seperti itu di pada awal game saat ini… dia sudah seperti seorang boss monster tingkat B”

“Kau terlalu merendah, walaupun memang tidak sama besarnya… akan tetapi avatar milikmu juga tidak terlalu buruk, hanya saja sifatnya yang terlalu mudah terpancing emosi akan sangat tidak di untungkan dalam peperangan ini” balas Reza.

“Haha… Memang benar dia adalah manusia bodoh yang mudah terpancing amarah, akan tetapi dia kejam dan juga licik… aku tidak yakin kalau dia bisa kalah dengan mudah dalam peperangan kali ini” kata Dewa Tangan-tangan merah.

Keduanya saling memuji dan juga melihat kekurangan dari avatar masing-masing, mereka sama sekali tidak menunjukkan emosi mereka dalam permainan perang kali ini, karena siapapun yang termakan emosinya makan akan membuat keputusan yang bodoh dan terburu-buru, dan hal itu akan menjadi sebuah celah di mana lawan mereka dapat mengalahkan mereka dengan mudah.

“Sudah cukup lama juga aku bermain dalam peperangan, mari kita kerahkan beberapa koin kali ini” pikir Reza.

“Sringgs…” dari tangan kanannya Reza memunculkan beberapa koin-koin emas yang mana memiliki aura warna-warni, dan dengan santai “Sringgs… Tringgs… Tinggs…” Reza mulai menjatuhkan koin-koin tersebut di papan permaianan itu. Dan ketika koin-koin itu mulai di jatuhkan, “Tranggs… Tanggs…” beberapa senjata dari para player Kerajaan darah suci mulai patah dan hancur, dan “Duskk…” bahkan ada diantara mereka yang tidak sengaja tergelincir saat sedang bersiap untuk menggunakan skill mereka.

Dan dalam waktu singkat keadaan langsung berbalik, Kerajaan darah suci yang awalnya unggul dengan jumlah pasukan dua kali lebih banyak dari Kerajaan langit ungu, mulai memukul mundur para player dari Kerajaan darah suci. Sementara itu “Tranggs… tanggs…” Andi dan juga Gios terlihat saling berhadapan satu lawan satu.

Gios yang mana menaiki kuda monster miliknya memberikan serangan yang brutal kearah Andi, kuda monster tersebut menerjang kearah Andi dan berusaha untuk mengigitnya, akan tetapi “Tanggs… Tanggs…” Andi dapat dengan mudah menangkis serangan-serangan itu.  Namun karena kecepatan dari kuda monster itu, Andi menjadi tidak dapat membalas serangan dari Gios.

Melihat Andi yang hanya bisa menahan serangannya membuat Gios tertawa dan berkata.

“Hahaha… dasar lemah, apa hanya itu saja yang bisa kau lakukan… pertarungan ini menjadi terlalu membosankan, mari kita lihat apa kau bisa menahan ini… Skill Blood Orb”

Darah mulai keluar dari telapak tangan kiri milik Gios, dan darah itu mulai mengental dan mengkristal menjadi sebuah bola berdiameter 10 cm. Dan menggunakan kekuatan force miliknya, Gios mulai mengubah bentuk kristal darah itu menjadi sebuah anak panah, lalu “Wushkk…” anak panah darah itu langsung melesat kearah Andi.

Kecepatan anak panah darah itu lebih cepat dari kecepatan suara, dan membuat Andi “Tanggs…” tidak bisa menghindari anak panah itu dan terhempas beberapa meter dari Gios karena berusaha untuk menahan serangan anak panah darah tersebut. Akan tetapi di saat Andi terhempas di saat itu juga “Wushkk…” dia melemparkan kapak di tangan kanannya kearah Gios, namun “Fushkk…” Gios berhasil menghindari lemparan kapak tersebut sambil tersenyum.

“Ini saatnya” pikir Gios.

Dengan cepat Gios memacu kuda monster miliknya kearah Andi, dia ingin memberikan serangan penghabisan kepada Andi yang mana terlempar karena serangan anak panah darah miliknya. Akan tetapi “Drusshkk… Dushkk…” disaat Andi telah mendarat di tanah dia langsung berdiri dengan cepat, lalu “Wushkk…” dengan cepat dia berlari kearah Gios sambil mengarahkan pedang di tangan kirinya.

Melihat hal itu senyuman Gios menjadi semakin lebar dan menakutkan, dia semakin percaya diri dapat mengalahkan Andi dengan keadaannya yang sudah terluka parah karena skill miliknya. Akan tetapi pada saat itu “Srrahkk…” Andi mengarahkan tangan kanannya yang tidak memegang senjata apapun kearah Gios, dan saat melihat hal itu secara tiba-tiba Gios mendapatkan “Pinggs…” pesan dari notifikasi dari Dewa Tangan-tangan merah yang bertuliskan.

“Menghindar…”

“Wushkk….” Gios yang mengikuti kata-kata Dewanya itu langsung melompat keudara, dan benar saja “Funggs… Crrast…” kapak yang Andi lemparkan kearah dirinya secara tiba-tiba kembali dari arah belakang dan memenggal kepala dari monster kuda milik Gios. “Taassk…” saat kapak itu telah kembali ke tangan kanan Andi, “Srrahk…” energi dari darah milik kuda monster Gios mulai mengalir ke tubuh Andi, dan energi tersebut mulai menyembuhkan setiap luka yang Andi alami sedikit demi sedikit.

Dengan senyuman meremehkan Andi melihat kearah Gios dan berkata.

“Sayang sekali, padahal tinggal sedikit lagi aku bisa menaruh kepalamu di pajangan perapianku… namun aku rasa kepala dari kuda monster itu cukup menarik juga untuk di buat pajangan”

“Andi…. dasar pengecut licik, aku tidak menyangka kau akan melakukan tindakan yang tercela seperti ini” balas Gios yang terlihat kesal.

“Tercela… Hahaha… apa kau tidak tahu kawan, semuanya itu adil dalam peperangan dan cinta” kata Andi yang mengarahkan kapak miliknya kearah Gios.

Sementara itu di dimensi putih, Dewa Tangan-tangan merah terlihat kesal dengan apa yang terjadi, karena pada saat itu dia harus mengeluarkan ratusan koin untuk bisa menyampaikan pesan singkat yang cepat tersebut dalam permaianan peperangan tersebut. Dewa Tangan-tangan merah kemudian melihat kearah Reza dan berkata.

“Aku lengah, tidak aku sangka kau dapat membuatku mengeluarkan ratusan koin dalam beberapa gerakan”

“Hmm…?? aku tidak melakukan apapun, yang merencanakan semua itu adalah Andi avatarku, aku hanya melihat dan menikmati pertunjukkan yang mereka tunjukkan… yah walaupun itu tadi sangat di sayangkan” balas Reza.

“Haha… Dewa jubah ungu, anda terlalu merendah… akan tetapi jangan terlalu senang dulu, karena pertarungan sebenarnya baru akan di mulai” kata Dewa Tangan-tangan merah.

Saat itu “Srrahk… Tinggs…” Gios mengeluarkan dua kristal darah dari tangan kanan dan kirinya, dia kemudian mulai menyatukan ke 2 kristal darah tersebut dan menggunakan kekuatan force dia menciptakan sebuah tombak sepanjang 2 meter. Dan dengan senyuman yang menakutkan Gios berkata.

“Bersiaplah… karena sekarang aku akan menusuk jantungmu dan menjadikannya persembahan bagi Dewaku”

.

.

.

Bersambung…..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!