NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama

kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.

Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 - Batasan Mana Dan Fisik (5)

“Ada yang aneh didalam hutan ini, rasanya seperti Mana yang sangat kukenalin.”

Aku berniat untuk menuju target buruan selanjutnya, namun langkah kakiku terhenti dengan kehadiran Mana yang tak asing dalam benakku.

Ryan masih mengikutiku dari belakang berjauhan diantara pepohonan hutan kecil.

Agoy merasa tak nyaman dengan perasaan hatiku terhadap Ryan, bayangan itu berucap dalam dunia batin.

Kejutkan saja Ryan... Detak jantungmu seperti orang yang pertama kali jatuh cinta.

Lagi dan lagi, apa yang dikatakan Agoy selalu membuatku naik pitam.

Bodoh aku tidak jomok, kamu tahu aku ini masih berjiwa laki-laki!

Bentakku pada bayangan yang sangat menyebalkan.

Entah mengapa dari sekian banyak plot yang harus aku dapatkan, malah dirimu.

Aku berani katakan novel ini begitu sampah jika diberi unsur romantis pada tubuh gender bender.

Lanjut ku katakan tanpa rem pada sang penulis asli novel pararel ini.

Hahahaha teruslah mengeluh, kenyataannya kamu memang bocah perempuan di dunia ini.

Aku mendukungmu untuk hal yang romantis dengan laki-laki.

Apa yang dikatakan Agoy memanglah benar, di dunia ini bukan hanya tubuh—hatiku juga menjadi seorang perempuan.

Kamu mengharapkan apa bayangan bodoh, aku ini masih berusia empat tahun.

Semakin panjang perdebatan, semakin panjang juga Agoy menimpalinya dengan kesenangan.

Hahahaha, jika ini novel sampah kamu karakter terlucu dalam novelku.

Mari kita hitung, usiamu di bumi berkisar dua puluh tahunan, dan kamu sudah mengulangi waktu selama enam tahun kebelakang.

Artinya kamu hampir berumur tiga puluh tahun jika dikalkulasikan.

Timpal Agoy, dengan jawaban simpelku.

Aku hanya ingin berumur enam belas tahun selamanya, bodoh.

Namun entah mengapa aku setuju dengan rencana Agoy, mengejutkan Ryan bukanlah hal buruk.

Kukencangkan kakiku dengan Mana, sangat kencang hingga aku dapat melesat sangat cepat.

Whoooosshh

Seketika aku menghilang dari tempatku berpijak, pergerakan yang cepat itu membuat mata Ryan awas dan terkejut.

Bssshhh

Aku mendarat tepat dibelakang tubuh Ryan, diatas dahan pepohonan.

“Halo!”

Diam tanpa suara membalikan badannya dengan mengacungkan pedang kayu ke arahku, membuatku sedikit kehilangan keseimbangan.

“E-ehh ini aku!”

“Hah? Lala?”

Tubuhku tergoyahkan membuatku terjatuh dari atas pohon.

“Argh!” Tubuh usia empat tahun ini sangat menyebalkan!

Disaat tubuhku terjatuh dan masih melayang di udara, Ryan melesat dengan cepat.

Whooossshh.

Menggendongku khas tuan putri yang diselamatkan pangeran tampan, seolah-olah apa yang dikatakan Agoy memang terjadi.

Hahahaha adegan ini yang kumau.

Suara Agoy bergema didalam dunia batin, lagi-lagi jantungku sebagai Lala Rosalia berdetak kencang.

Tap

Ryan mendarat sempurna pada tanah, membuatku terkesima dengan kelihaian dirinya.

Menurunkanku dari pangkuan Ryan, dia berkata “Maaf Lala, aku tidak tahu kamu bisa melesat seperti itu.”

Batinku bergumam, hah aku tahu kamu curiga pada kekuatanku kan? Setelah kuperlihatkan potensi anak berusia empat tahun.

Kamu juga sama monsternya dengan diriku.

Dari raut wajah Ryan yang dingin, aku memahami perasaan tak enak pada bocah laki-laki berambut biru.

“Tak apa Ryan.”

“Kamu bilang gak mau ikut aku, tapi kenapa disini?” Dasar...

Ryan memang dingin, namun perhatian.

“Ahh aku hanya penasaran.”

Bilang saja kamu khawatir padaku dasar bangsawan penyangkal.

Dengan adanya Ryan, aku merasa diuntungkan untuk mengenalinya lebih dalam.

“Baiklah sekarang ikuti aku ya, sebagai permintaan maaf mu.”

Tentu saja aku akan menyeretnya bersamaku, menuju Mana yang kukenali.

Kami menyusuri hutan kecil semakin dalam, kami berjalan bersebelahan.

“Lala kenapa kamu ingin menjadi kuat?” Ryan menundukkan kepalanya sembari berjalan.

“Heh... Kamu penasaran?” Godaku pada Ryan.

Wajah Ryan memerah, namun terus menyangkal apa yang ia rasakan.

“Tidak juga.”

Aku bertanya balik kepada Ryan.

“Terus? Kamu kenapa ingin menjadi kuat?” Senyumku pada Ryan membungkukkan tubuh sembari berjalan.

“Hah? Untuk apa kuberi tahu?”

Sedikit kesal dengan jawaban Ryan aku hanya bergumam dalam batin.

Padahal pas usia sembilan tahunan kita sudah lebih terbuka...

“Jawab saja atau aku gak maafin kamu.”

“Aku nanti cerita sama James dan Nasya kalo kamu tuh jahat...”

Sebuah ancaman polos pada Ryan, dengan begini ia tidak curiga padaku.

“Heh... Curang banget.”

Aku menurunkan bibir dan berkata “Tinggal jawab apa susahnya.”

“Dasar perempuan...”

“Aku hanya ingin melindungi apa yang aku cintai.”

Terkejut, pria sedingin Ryan dapat jatuh cinta, walau kutahu itu adalah Lala Rosalia dimasa depan.

“Heh... Memangnya siapa yang kamu suka?” Kembali menggoda Ryan, rasanya sangat menyenangkan.

Ryan hanya mendelikan mata padaku tanpa menoleh, perlahan wajahnya merah merona.

Aku menyipitkan mata.

“Apa-apaan wajahmu itu? Malah memerah.”

Ryan dengan kesalnya menjawabku “Tak perlu ikut campur kan bisa...”

Dengan perbincangan sederhana yang kami ucapkan, aku memandang Ryan sebagai bocah laki-laki yang sangat lucu.

Tanpa kami sadari kami semakin dekat dengan arah Mana.

Aku menoleh kedepan dengan cepat, menyeru pada Ryan untuk siaga.

“Ryan, siapkan badan!”

Tanpa basa-basi Ryan memegang pedang kayunya, seorang pengguna katana sejati Nodachi no Katana dimasa depan.

Bukan hanya diriku, Ryan juga berjiwa dewasa.

Bocah laki-laki itu juga dapat merasakan hawa yang mencekam dari kejauhan, dari apa yang aku serukan Ryan tak bertanya apapun.

Tak heran hawa setipis anjing hutan dapat Ryan rasakan.

Semakin dekat, hingga kedua bola mata kami terpaku pada dua monster yang sedang bertarung.

Beruang dengan culah badak dan anak serigala bertanduk satu yang terluka.

“Bercula dan Sebertan?!”

“Mengapa dua monster ini berada dihutan dekat desa?!” Ketus Ryan terkejut.

Akupun sama terkejutnya, hanya saja terkejut hal lain.

Sebertan yang disebut Ryan tak pernah asing dimataku, Mana yang sangat kukenali berasal dari monster itu.

Hah... Silvanna!

Tak kusangka itu dia!

Takdir seolah-olah berpihak padaku dipengulangan waktu ini, tentu saja aku bertemu Silvanna pada saat menyelamatkan elf sunda di hutan timur desa Carrington.

Dan Larasati menjinakkan Silvanna untukku bepergian.

“Ryan, lindungi Sebertan itu!” Seruku pada Ryan dengan tegas, Ryan terheran apa yang aku serukan.

“Hah? Mengapa ingin melindungi monster?!”

Tak percaya apa yang aku katakan, aku tak perlu meyakinkan Ryan.

“Tak perlu banyak tanya, ikuti saja kataku!”

Enggan berdebat kaki kami melesat pada Bercula yang ingin menerkam Silvanna.

Silvanna sudah dalam kondisi mengerikan, terkapar dan tak berdaya.

Kurapalkan sihir panah api. “Feuerpfeil!” langsung kulesatkan pada Bercula.

Namun Bercula merespon dengan cepat, kepalanya menoleh dan menangkis sihir itu dengan cakar besarnya sebelum berbalik badan.

Tashhh

Tangkisan itu seketika menghilangkan sihir panah api.

Ryan mendekat dari sisi kiri, titik buta Bercula.

“Shadowlesh!”

Menghunuskan pedangnya dari sarung pedang kayu beberapa kali pada tubuh Bercula lalu menyarungkannya kembali, seketika Bercula merespon serangan tersebut dan cakar yang lain hampir mengenai Ryan.

“Backstep!”

Ryan melesat mundur dari skill aneh yang ia sebutkan, aku merapal kembali sihir bola api yang besar.

“FLEURBALL!” Aku merentangkan kedua tanganku ke udara, matahari kecil tercipta diatasnya lalu kulesatkan pada Bercula.

Bercula tak dapat menahannya ia mengaum sangat keras.

“GROAAARRRR!”

Suaranya memecah keseluruhan hutan kecil dekat tanah lapang.

Bulu Bercula terbakar.

Ryan kembali melesat ke arah Bercula.

“DIVINE SLASH!”

Boom

Pedang kayu Ryan mengarah pada leher Bercula, Bercula terpenggal dengan darah yang memuncrat ke udara.

Dengan serangan pamungkas milik Ryan, Bercula dikalahkan namun pedang kayunya hancur menjadi serpihan kecil seperti kaca pecah.

“...Berhasil.”

1
AI
kata "di" dipisahkan jika menunjukkan tempat, lokasi, atau waktu.
xiang ma'ling sheng: saya catat kak
total 1 replies
AI
Kalau dialog tag itu ditulis didahului tanda koma sebelum tanda petik dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.

Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
xiang ma'ling sheng: oalahhh, oke catat pak
total 1 replies
AI
tanyaku
AI
Anak berusia empat tahun itu jatuh dengan kepala membentur batu. Sudah jelas ia akan mati karena pendarahan di otak. Mungkin jiwanya pergi, dan aku yang menggantikannya.
AI
Lala, anak pemilik tubuh ini, terjatuh dari atas pohon saat bermain sendirian. Kepala bagian belakangnya terbentur batu besar sehingga membuatnya tak sadarkan diri selama empat hari.
AI
Dave dan Liria memang tidak pernah memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku terbangun. Namun, aku sempat mendengar mereka berbicara diam-diam di balik pintu kamarku.
AI
Tulisan di chapter ini sedikit lebih baik dari prolognya yang kek cacing kepanasan. Meski begitu, penggunaan tanda bacamu buruk, huruf kapital masih salah, dan kata-kata yang harusnya dipisah malah disambung.
xiang ma'ling sheng: catat pak, saya akan tulis ulang.
total 2 replies
xiang ma'ling sheng
Terimakasih untuk semua yang membimbing saya dalam menulis, saya akan terus berkembang.

Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.

Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
xiang ma'ling sheng: Novel ini hanya awal pembentukan kisah utama.

Kisah utama sedang saya tulis dengan judul, Transmigration: Ki Hajar Dewantara Academy.

Untuk lebih lengkap silahkan cek di profil saya.
total 1 replies
AI
Layar laptopku bergetar pelan, garis tipis seperti retakan kaca merayap dari tengah, memecah warna menjadi semburan ungu pekat. Kilau cahaya menyelinap di celah-celah retakan, menyala seperti urat petir yang tertahan.

Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.

Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.

Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.

Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
AI: note, kata "masa-masa" w typo bjir, harusnya "sama-sama"
total 4 replies
Riska Mustopa
terus nulis sampe lu jadi bisa profesional
xiang ma'ling sheng: lah ada teteh /Facepalm/
bakal terus nulis sampai punya buku cetak sendiri
total 1 replies
Arlen࿐
aku yg komen di tiktok dengan nickname Arlen tadi, novel nya menarik bang, walau aku belum baca semuanya, semangat nulisnya!
xiang ma'ling sheng: wahhh makasih bg udah berkunjung, abang yang pertama dari tiktok baca novel ini
total 1 replies
Arlen࿐
kisah nyata kah?
xiang ma'ling sheng: sebagian nyata dan sebagian fiksi/Scowl/
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir yuk mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
xiang ma'ling sheng: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
xiang ma'ling sheng: shappp paman/Applaud/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!