Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
Pak Bara membulatkan matanya melihat sikap Antonio yang seperti itu, dia tidak menyangka kalau Antonio akan berbuat seperti itu di hadapan dirinya dan Amel.
Amel terlihat menangis, sedih dan kecewa bercampur jadi satu dalam hatinya dia juga tidak menyangka sama sekali Antonio akan melakukan tindakan seperti itu.
Pak Bara menatap Amel yang masih tertunduk sambil menangis menahan sesak di dadanya.
"Ini, ini laki-laki yang kamu banggakan dan kamu cintai setengah mati itu!" teriak pak Bara pada Amel dengan geram dan mata mendelik.
"Papi...," Amel menatap papinya sambil menangis tersedu.
"Papi sudah mengira dari dulu kalau Antonio itu tidak serius sama kamu, dia hanya mempermainkan kamu dan kamu percaya saja sama dia sampai kamu cinta setengah mati sama laki-laki macam dia. Dan sekarang kamu sudah tahu kalau dia itu laki-laki kurang ajar! berani-beraninya dia mempermainkan kamu seperti itu, papi tidak terima kamu di perlakukan sekejam ini oleh si brengsek Antonio itu," pak Bara terlihat sangat marah dan geram pada Antonio, emosi pak Bara meledak setelah tahu sikap Antonio itu.
Amel terdiam dia terima kemarahan papinya itu, dan dia juga tidak bisa berkata apa-apa lagi dia hanya bisa menangis karena kecewa dan marah dengan sikap Antonio yang sungguh di luar dugaannya.
Antonio keluar dari rumah Amel dengan terburu-buru, pikirannya kacau saat ini dia sadar dia sudah melakukan perbuatan yang sangat kejam dan menyakiti hati Amel dan juga pak Bara, tapi itu semua dia lakukan karena ada suatu alasan yang tidak bisa dia ungkapkan.
Antonio kemudian mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan rumah Amel dan dia pergi ke suatu tempat untuk menenangkan sejenak pikirannya yang sedang kacau itu.
Tiba-tiba Antonio menepikan mobilnya di pinggir jalan , Antonio keluar dari mobilnya dan dia duduk di sebuah halte yang terdapat di pinggir jalan itu.
Antonio duduk sambil menundukkan kepalanya ke lantai trotoar itu, dia mengingat kembali kejadian sewaktu di rumah Amel sewaktu dia menolak memasangkan cincin di jari Amel itu.
"Maafkan aku Amel, aku tidak bisa melakukan hal itu karena sejak dulu aku memang tidak mencintai kamu dan aku tidak berani mengatakan hal itu karena aku takut kamu kecewa. Kedekatan aku sama kamu terpaksa aku lakukan karena kemauan nenek, alasannya karena kamu sudah menyelamatkan aku saat aku mau bunuh diri dulu," Antonio bermonolog.
Laras yang sedang naik taxi sepulang kerja itu sekilas melihat Antonio yang sedang duduk di halte bus di jalan yang sedang di lewatinya barusan.
"Sepertinya itu tadi mas Antonio, ngapain dia di sana dan kelihatanya dia sedang ada masalah. Pak tolong balik ke halte bus yang kita lewati tadi ya," pinta Laras pada supir taxi itu.
"Iya mbak," ucap pak supir itu yang kemudian memutar balik taxinya ke arah jalan yang tadi mereka lewati.
Laras memperhatikan dengan seksama di jalanan yang mereka lalui dan benar saja dugaan Laras ternyata Antonio memang sedang duduk di halte bus itu sambil melamun.
"Pak, saya turun sini," ucap Laras pada pak supir taxi itu.
Kemudian Laras membayarkan sejumlah uang pada supir taxi tersebut sebelum dia turun dari taxi.
"Terimakasih pak," kata Laras yang kemudian keluar dari taxi itu.
Laras berjalan perlahan menghampiri Antonio yang masih duduk sambil melamun dan tidak menyadari kedatangan dirinya itu.
"Mas, mas Antonio, mas ngapain di sini?" tanya Laras setelah berdiri di hadapan Antonio.
Seketika Antonio mendongakkan kepalanya saat mendengar suara Laras itu.
"Laras," Antonio segera berdiri dari duduknya dan memeluk Laras dengan erat.
"Mas, mas jangan begini gak enak dilihat banyak orang di sini," ucap Laras sambil berusaha melepaskan pelukan Antonio dari tubuhnya itu.
"Biar, biar semua orang tahu kalau kamu adalah istri aku yang sangat aku cintai dan hanya kamu yang selalu ada di hati aku," Antonio berkata sambil tetap memeluk Laras dengan erat.
"Mas...itu cerita masa lalu kita karena sekarang kenyataan nya kita sudah berpisah dan hubungan kita sudah selesai mas, mas lepasin aku. Gak enak nanti kalau ketemu Amel mas...," Laras berusaha melepaskan pelukan Antonio dari tubuhnya itu.
"Aduh mbak...kalau pacaran jangan di jalan," tiba-tiba lewat seorang penjual mainan yang nyeletuk pada Laras dan Antonio.
"Mas, kamu dengar itu," ucap Laras pada Antonio.
Antonio melepaskan pelukannya dari Laras lalu dia kembali duduk di halte bus itu dengan wajah lesu.
Laras juga ikut duduk di halte itu di samping Antonio, dia menatap Antonio sambil bertanya padanya ," ada apa sebenarnya mas, kamu lagi ada masalah?" tanya Laras.
Antonio menarik nafas panjang sambil menatap ke arah jalan yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor itu.
"Tadi aku ke rumahnya Amel dan bertemu dengan pak Bara. Pak Bara menginginkan aku untuk melamar Amel saat itu juga, tapi aku menolaknya dan aku pergi begitu saja meninggalkan pak Bara dan Amel," ucap Antonio pada Laras.
"Mas Antonio, kenapa kamu lakukan itu...kamu tidak kasihan sama Amel? kamu sudah menyakiti hatinya mas...," ucap Laras pada Antonio.
Antonio menoleh pada Laras sambil berkata padanya ," aku tidak bisa Laras, aku tidak bisa melakukan hal itu," ucapnya.
"Kenapa mas? kenapa kamu tidak bisa?" tanya Laras pada Antonio sambil mengerutkan keningnya.
"Karena kamu Laras," jawab Antonio sambil menatap Laras lekat-lekat.
"Mas, di antara kita sudah selesai. Dan sekarang kamu dengan Amel mas, aku mohon jangan sakiti hatinya kamu tidak boleh melakukan itu mas...," ucap Laras memohon pada Antonio.
"Laras, aku tidak cinta sama Amel. Kedekatan aku sama dia hanya karena hutang budi karena dia sudah pernah menyelamatkan aku dari percobaan bunuh diri yang aku lakukan dulu setelah kamu menceraikan aku," tutur Antonio pada Laras.
"Mas, tolong hargai Amel karena dia sudah berjasa menyelamatkan hidup kamu dulu dan dia sangat mencintai kamu mas," Laras terus memohon pada Antonio.
Antonio menatap Laras dan meraih tangan Laras lalu membawanya ke dalam genggamannya sambil berkata ," aku sangat mencintai kamu dan tidak ada wanita lain yang aku cintai selain kamu Laras, dan aku tahu kamu juga masih menyimpan cinta itu untuk aku bukan?"
Laras menatap Antonio dan lagi mata mereka saling beradu untuk sesaat ," maafkan aku mas, aku memang masih mencintai kamu tapi aku harus tahu diri karena kamu sudah punya Amel dan dia sangat mencintai kamu juga mas, aku tidak ingin menjadi pihak ketiga di antara hubungan kalian berdua. Aku tidak mau Amel merasakan sakit yang pernah aku rasakan dulu saat kamu berselingkuh dengan Mira sahabat aku sendiri," ucap Laras dalam hatinya sambil menghela nafas panjang.