NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ratu Iblis Alexia

Reinkarnasi Ratu Iblis Alexia

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Akademi Sihir / Dunia Masa Depan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Watashi Monarch

Genre : Action, Adventure, Fantasi, Reinkarnasi
Status : Season 1 — Ongoing

Kekacauan besar melanda seluruh benua selatan hingga menyebabkan peperangan. Semua ras yang ada di dunia bersatu teguh demi melawan iblis yang ingin menguasai dunia ini. Oleh karena itu, terjadilah perang yang panjang.

Pertarungan antara Ratu Iblis dan Pahlawan pun terjadi dan tidak dapat dihindari. Pertarungan mereka bertahan selama tujuh jam hingga Pahlawan berhasil dikalahkan.

Meski berhasil dikalahkan, namun tetap pahlawan yang menggenggam kemenangan. Itu karena Ratu Iblis telah mengalami hal yang sangat buruk, yaitu pengkhianatan.

Ratu Iblis mati dibunuh oleh bawahannya sendiri, apalagi dia adalah salah satu dari 4 Order yang dia percayai. Dia mati dan meninggalkan penyesalan yang dalam. Namun, kematian itu ternyata bukanlah akhir dari perjalanannya.

Dia bereinkarnasi ke masa depan dan menjadi manusia!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Watashi Monarch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 - Jejak Penculikan

Di sisi lain...

"Cari dengan teliti! Jangan sampai ada yang terlewat!"

"Baik, nona Alexia." jawab para pelayan, bersamaan.

Setelah mengetahui Aurora menghilang, Alexia langsung memberikan perintah kepada Siria untuk mencarinya. Dia dan para pelayan pun segera bergerak menyusuri rumah.

Di kamarnya, di ruang makan, bahkan di taman tidak ada.

"Apa kamu menemukan sesuatu?" tanya Hana.

Rhea menggelengkan kepalanya. "T-tidak, di dapur dan gudang makanan tidak ada. Aku baru bertanya pada koki sebelumnya, namun dia juga tidak melihat nona Aurora."

Siria tiba-tiba mendarat di dekat mereka dan berkata,

"Cari lagi! Kita tidak boleh mengecewakan nona Alexia."

"B-baik, kak Siria." balas mereka dan langsung berpencar.

"Nona Aurora sebenarnya dibawa pergi ke mana?"

Siria menghela napas dan pergi mencari di tempat lain.

Mereka semua telah memeriksa rumah, namun tidak ada tanda maupun petunjuk tentang keberadaannya. Alexia bahkan sudah mencoba mencarinya menggunakan sihir, tapi ia juga tidak menemukan apapun selain keheningan.

Alexia duduk di taman sambil menatap bulan di langit.

"Siapa yang berani menculiknya?" gumam Alexia.

Alexia awalnya curiga pada Hilda dan Evan, tapi Siria dan para pelayan lain bilang bahwa mereka bukan pelakunya.

Hilda sedang sibuk mempersiapkan penyambutan untuk pulangnya kepala keluarga Swan, sedangkan Evan masih dikurung di pusat pelatihan dan menjalani hukumannya.

Selain itu, mata-mata juga sudah dibereskan oleh Siria.

Jadi, siapa orang yang menculik Aurora?

Itulah yang masih menjadi pertanyaan di kepala Alexia.

'Apa aku melupakan sesuatu yang penting ...?' pikirnya.

Saat memikirkan hal itu, Alexia tiba-tiba teringat sesuatu.

"Benar juga, kenapa aku sampai bisa melupakan hal itu?!"

Jika diingat kembali, Aurora waktu itu menolak tawaran instruktur Dio dengan nada dan sikap yang cukup kasar.

'Apa mungkin instruktur Dio tersinggung dan membawa kakak dengan cara seperti ini?' pikir Alexia seraya berdiri.

Dugaannya diperkuat mengingat Aurora adalah pewaris Sky Sword selanjutnya. Alexia berpikir bahwa instruktur Dio mengetahui hal itu dan ingin menjadikannya murid.

Jika itu benar, maka Alexia tidak boleh membiarkannya.

"Siria," panggil Alexia.

Sesosok bayangan tiba-tiba saja muncul dan berlutut.

"Apa anda memanggil saya, nona Alexia?"

Alexia menatapnya dan bertanya, "Apa kamu tadi sudah memeriksa asrama milik semua pelayan dan instruktur?"

"Ya, saya sudah memeriksanya bersama yang lain." Siria mengangguk dan menundukkan kepalanya. "Kalau boleh saya tahu, mengapa anda tiba-tiba bertanya soal hal itu?"

Alexia terdiam sesaat dan menjawab,

"Aku mencurigai instruktur Dio sebagai pelakunya."

"Instruktur Dio ...?" Siria mengulangi dengan nada curiga.

'Tunggu, kenapa waktunya sangat pas?' batin Siria saat mengingat kartu izin yang tidak sengaja dia lihat di pos penjaga. 'Apa mungkin ini hanya kebetulan saja, atau ...?'

"Apa kamu melihatnya ada di asrama?"

Siria yang mengetahui sebuah informasi pun berkata,

"Dia tidak ada di asrama, nona Alexia." jawab Siria hingga membuat Alexia mengerutkan alisnya. "Karena beberapa jam lalu, dia meminta izin keluar untuk membeli barang."

"Meminta izin untuk keluar, ya ..."

Tidak mungkin itu sebuah kebetulan. Alexia sangat yakin kalau instruktur Dio adalah orang yang menculik Aurora.

Siria bahkan berpikir hal yang sama sepertinya.

"Apa kamu bisa melacak jejaknya?" tanya Alexia.

"Kalau belum lewat sehari, saya masih bisa melacaknya."

Alexia mengangguk ringan dan memberikan perintah,

"Kalau begitu, cari dia sampai ketemu. Jika kamu melihat kakak bersamanya, jangan bertindak gegabah dan cepat laporkan padaku. Cepat temukan mereka sebelum pagi!"

Siria menunduk dan berkata, "Sesuai perintah anda."

Setelah memberikan jawaban, Siria langsung bergegas pergi. Dia membawa dua pelayan yang berpengalaman di dalam bidang pencarian jejak untuk ikut bersamanya.

Alexia menghela nafas dan berkata,

"Kuharap tidak ada hal buruk yang terjadi padanya."

****

Sementara itu, di bagian timur kota Rossvale...

Di atap rumah salah satu penduduk, ada seseorang yang sedang berdiri diam sambil memperhatikan rumah yang mencurigakan. Rambut panjang berkibar tertiup angin, sedangkan mata merahnya menyala di bawah bayangan.

Dia mengalihkan pandangannya pada dua orang penjaga yang sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah kecil.

"Padahal aku tidak ingin terlibat dengan ini, tapi kalau aku menutup mata, sama saja aku seperti mengabaikannya."

Wanita itu menghela nafas dan memegang pedangnya.

"Aku tidak punya pilihan lain." lanjutnya, sedikit malas.

Dia melompat turun dan berjalan mendekati rumah itu.

Dua penjaga yang tidak sengaja melihat siluet seseorang mendekat, langsung waspada dan mengangkat senjata.

"Siapa kau? Cepat pergi dari sini sekarang juga!"

"Ini bukan tempat yang bisa dimasuki oleh siapapun!"

Mereka mengatakan itu dengan nada tinggi dan marah.

Sosok yang mendekat bukannya berhenti, tapi dia justru semakin mendekat hingga penampilannya terpampang jelas di mata mereka. Selain itu, bau bunga krisan merah yang menyengat tiba-tiba saja tercium di hidung mereka.

Saat sosoknya disorot bulan, mereka melebarkan mata.

"K-kau ...?!"

Penampilannya yang begitu cantik dan anggun langsung mengingatkan mereka kepada seseorang. Meski mereka tidak melihatnya secara langsung, namun pedang merah yang menggantung di pinggangnya bukan pedang biasa.

"Kenapa... kenapa putri pertama dari keluarga—"

Wanita itu tersenyum tipis sambil menaruh jari telunjuk di bibirnya. "Sssttt... jangan berisik saat malam hari. Kau mungkin bisa membangunkan orang yang sedang tidur."

【 Ignis Sword Technique, 1st Form : Flame of Feather 】

Slash!

Sebuah kilatan berwarna merah melintas dan langsung memotong leher mereka berdua. Dan di sekitarnya, ada bulu bersinar yang jatuh dan membakar mereka jadi abu.

Mereka tidak dapat berbicara atau berteriak karena leher mereka sudah terpisah dari tubuhnya. Apalagi, mereka mati dengan merasakan rasa sakit yang tak tertahankan.

Wanita itu menghela napas dan berbalik.

"Ini melelahkan." ujarnya sambil menyarungkan pedang.

Setelah membereskan dua penjaga pintu, wanita itu pun masuk ke dalam rumah yang mereka jaga. Di dalamnya, tak ada perabotan rumah tangga seperti meja dan kursi.

Di dalamnya kosong, seperti rumah yang terbengkalai.

Wanita itu berhenti dan menoleh ke sekelilingnya.

"Aku ingat mereka membawa gadis itu masuk ke dalam rumah ini," gumamnya sambil melihat dua lukisan yang berdebu. "Apa aku tadi salah lihat, ya? Atau memang ...!"

Dia menarik pedangnya dan memotong dua lukisan itu.

Brakkk!

"Bingo!" ucapnya sambil tersenyum.

Lukisannya jatuh ke lantai, dan yang ditemukan wanita itu adalah tuas di belakang lukisan. Di bagian manapun ia melihat, dua lukisan itulah yang paling mencurigakan.

"Apa mereka pikir aku orang yang mudah ditipu dengan trik seperti ini?" gumamnya dengan nada yang sombong.

Wanita itu menarik tuas ke bawah, dan lantai kayu yang berada di bawah kakinya bergeser. Di sana, dia melihat puluhan anak tangga yang menuju ke arah bawah tanah.

Lorongnya tampak gelap dan mencekam, membuatnya tidak ingin turun ke sana. Tapi rasa bersalahnya muncul lagi dan memaksanya untuk turun meski dia tidak mau.

"Para penculik ini benar-benar membuatku bekerja keras di hari liburku! Apakah aku bunuh saja mereka semua?!"

Wanita itu berkerut kesal, tapi setelah itu dia menghela napas dan turun ke bawah. "Lupakan saja. Lagipula aku tidak datang ke kota ini untuk membunuh para penculik."

Setelah wanita itu turun ke bawah, tuas bergerak dengan sendirinya dan lantai kayu tertutup kembali. Dan di luar rumah, tiga orang melihat semua dari awal sampai akhir.

Mereka saling bertukar pandangan sesaat sebelum dua di antara mereka pergi. Satu yang tetap tinggal di sana pun memutuskan untuk masuk dan mengikuti wanita itu.

1
PORREN46R
spirit seperti roh gitu kan kak?
Cheonma: Sebenarnya sama aja sih,
total 1 replies
anggita
ikut ng👍like, iklan saja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!