Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua-Duanya Bohong?
Setelah perdebatan panjang dengan Dara yang memintanya untuk pulang bersama, kini Nezha sudah berada di dalam mobil Vio. Dara dan Vio dengan caranya berhasil membuat gadis itu menyerah. Sementara si empu kini tampan sedikit gelisah, sejak masuknya ia ke dalam mobil, tangannya tidak berhenti bergerak di atas layar ponselnya. Nezha sedang memberitahu Elian jika ia sudah pulang bersama dengan Dara dan Vio.
Rencana sore ini keduanya akan mencari cincin.
"Sebagai per-minta maafan gue karna udah maksa lo, gimana kalau kita ke mall dulu? Gue traktir es krim deh," usul Dara tidak ada yang langsung menanggapi, sebelum akhirnya Vio menjawab dengan singkat.
"Boleh tuh."
Dara mencondongkan ke depan, menatap Nezha yang masih melakukan aktifitas sama seperti tadi.
"Zha, lo sibuk banget kayaknya," ujar Dara seketika membuat Dara menoleh. Gadis itu menggeleng dengan ponsel yang ia taruh ke dalam tas.
"Enggak kok," balasnya.
Kenyataannya Nezha memang sesibuk itu, pernikahan yang terkesan dadakan ini membuatnya beberapa hari ini sangat sibuk untuk mempersiapkan, sebenarnya Nezha hanya menuruti apa kata Luna saja, beliau sendiri lah yang sudah mengatur semuanya. Namun sebagai calon pengantinnya tetap saja Nezha dibuat sibuk dengan mencari baju atau pun cincin seperti sekarang ini.
"Mau apa enggak?" tanya Dara lagi.
Nezha kebingungan dengan pertanyaan Dara. "Mau apa?"
Sementara Vio sudah meledakan tawanya, Dara malah merotasikan bola matanya.
"Selain lebih kalem, ternyata lo juga lola ya Zha?" kesalnya.
"Udah ih, pasti juga mau nih anak," ujar Vio menengahi.
Nezha menoleh ke arah Dara yang tampak sedikit cemberut. Kenapa akhir-akhir ini Dara mudah sekali terpancing emosinya? Nezha menggeleng pelan, mungkin lagi pms, pikirnya.
"Zha, Varo masih sering hubungi lo?" pertanyaan yang sebenarnya sangat tidak ingin Nezha jawab, gadis itu hanya mengangguk saja.
"Terus?" tanya Vio lagi.
"Terus?" tanya balik Nezha mendapat anggukan kepala Vio.
"Ya biasa aja, gue jarang balas soalnya."
"Lah, gue kira udah ditahap nonton bareng? Lo nggak suka Varo, Zha? Dia cakep juga kok, nggak kalah banget lah sama mantan lo yang brengsek itu, lagian ni ya Zha, Varo kalau uda lagi di atas motor sportnya, keren banget anjrot."
Nezha terkekeh pelan. Entah kenapa ia otaknya langsung menangkap sosok Elian ketika berada di atas motor sport hitam miliknya. Elian juga keren kok menurut Nezha.
Sadar akan pikirannya yang tidak seharusnya. Nezha langsung menggeleng, mencoba mengenyahkan pikiran tersebut.
"Yeee... Dia kalau lagi ikut balap gantengnya nambah, bukan gue mau promosi dia ke lo ya? Tapi gantengnya Varo itu beda."
"Bener Zha, lo kenapa sih nggak coba dulu sama Varo? Jalan gitu kek biar nggak lempeng-lempeng aja."
Nezha tidak begitu menganggap serius, jalan dengan Varo? Sementara ia sendiri sebentar lagi akan menjadi istri cowok lain, lagi pula sampai saat ini, Nezha tidak pernah lupa atas kejadian 2 tahun lalu, juga penyebab yang membuatnya mengamali hal itu. Meski ada kelalai-an dari diri Nezha sendiri, tetap saja Nezha ingin siapa yang membuat tragedi itu terjadi. Saat ini, Nezha hanya mencoba berdamai dengan keadaan, ia tidak mungkin juga berlarut dalam kesedihan, apa lagi ada Galenino yang memang harus tahu sosok ayahnya, juga mendapat peran dari seorang ayah. Meski berat diawal-awal untuk menerima Elian kembali, tetapi jika semua untuk kebaikan Galenino, maka Nezha akan dengan senang hati melakukannya.
"Enggak bisa Dar, gue bukan Nezha yang dulu," jelasnya singkat.
Dara tampak mendengus. "Ya terus lo mau stuck di situ aja? Move on Zha."
Nezha tidak lagi ingin mendebat, kedua sahabatnya melakukan ini karena tidak tahu kisah hidupnya sejak 2 tahun lalu, tetapi Nezha belum ingin menceritakan, ia baru 2 bulanan bersekolah, dan ingin menikmati seperti siswi pada umumnya. Bahkan sebentar lagi akan kenaikan kelas 12, Nezha harus mempertahankan sampai ia lulus nanti.
"Ya udah, dari pada mikirin cowok, mending kita makan-makan dulu aja nggak sih? Sekalian Dara katanya mau traktir es krim juga kan?"
Nezha baru paham pertanyaan tadi. Ia menoleh ke arah Dara lalu tersenyum tipis.
"Gue suka es krim Dar, thank you ya?"
Ketiganya turun dari mobil dan masuk ke dalam mall, menghabiskan waktu untuk sekalian makan siang dan menagih janji Dara yang akan membelikan es krim.
Rencananya setelah itu ingin menonton bioskop, namun saat sebuah pesan masuk di ponsel Vio seketika rencana itu berubah.
"Zha, pulang telat nggak papa kan?" tanya Vio membuat Nezha mengangguk saja.
"Gue kasih tahu tante Arin dulu tapi," balasnya dikasih jempol Vio.
"Kita mau liat calon pacar lo tanding Zha," seru Dara tampak semangat.
Nezha mengernyit, menatap keduanya secara bergantian. "Maksud kalian?"
"Varo ada balap malam ini, kita liat ya? Nggak malam banget kok, aman," jelasnya.
...****************...
Elian baru saja tiba di apartemen Kairo. Di sana sudah ada Rayza dan Jayden yang datang lebih dulu.
"Lo yakin mau iya-in tantangan Varo El?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Rayza.
"Masih nanya, harga diri bro, harga diri," balas Jayden membuat Rayza terkekeh.
"Harga diri atau karna Anezha?" tembak Razya tepat sasaran.
Jika tidak menyangkut tentang Nezha. Elian memang tadinya akan menolak, tidak peduli sekalipun ia akan dianggap pengecut atau semacamnya, tetapi untuk menghentikan Varo memang ia harus bertindak, apa lagi diselipi dengan persyaratan yang membawa nama gadia itu, calon istrinya. Ah, sialan, mengingat itu malah membuat dada Elian kembali bergemuruh. Ditambah tadi sore ia dan Nezha gagal untuk mencari cincin, membuat pikiran Elian tidak setenang biasanya.
"Dua-duanya."
"Awh, anjrot."
"Bener-bener cinta lama belum kelar."
Kairo tidak bereaksi apa-apa selain menyunggingkan senyumnya. Ia menghampiri Elian dan duduk di sebelah cowok itu.
"Gue udah siapin mobilnya," ujarnya menepuk bahu Elian.
Urusan mobil untuk balap atau motor untuk mereka balap, Kairo suhunya. Selain memiliki kelab malam terkenal di berbagai tempat, kedua orang tuanya memiliki bengkel mobil dan motor besar yang juga tersebar berbagai cabang, jadi tidak heran kalau beberapa kali Elian bisa melumpuhkan lawan ketika di arena balap, selain keahlian Elian sendiri ada Kairo yang akan mengatur semuanya. Bukan secara curang, tetapi sehat.
Elian mengambil ponsel di sakunya, lalu mengetik sebuah pesan untuk dikirimkan kepada seseorang.
Nezha
Zha, jangan malam-malam ya tidurnya
Tidak membutuhkan waktu lama. Sebuah balasan singkat langsung diterimanya. Senyum Elian seketika terbit, menambah rasa semangat untuk mengalahkan Alvaro nanti, juga hati yang kembali menghangat.
Nezha
Iya, lo juga
Padahal hanya pesan singkat biasa, namun efeknya sangat ampuh untuk Elian, terbukti mood Elian langsung membaik.
"Ke arena sekarang?" tanya-nya.
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen