NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Pulang ke rumah

Beberapa hari ini, Hana cukup tak tenang dengan keberadaan Wildan yang over protektif. Belum lagi sang papa yang melarangnya ini itu, dan acap kali marah-marah tak jelas. Mansion yang harusnya jadi tempat tinggal impian Hana kini terasa seperti nera ka karena ia tak memiliki pelayan layaknya putri di negeri dongeng.

Berantakan, itulah yang terjadi di mansion Anton karena kemalasan Hana.

Nyatanya dua orang itu hanya mengandalkan uang pemberian Alfindra setelah menikahi Almira sebagai ganti dari gadis itu. Setelah uang itu habis, Anton dan Hana kebingungan karena tak memiliki penghasilan diatas ekspetasi. Pekerjaan Anton sebagai karyawan biasa hanya cukup untuk makan, sementara Hana lebih banyak menganggur dan bergantung hidup dari uang pemberian Wildan.

Lain dengan Almira yang mulai menemukan titik bahagianya sejak pulang dari puncak. Alfin berubah lebih baik meski kerap kali bersikap datar, pria itu tak lagi meninggi. Meski kadang omongannya sepedas bon cabe level tiga puluh.

"Mas, boleh nggak aku pulang?" izin Almira.

Alfin yang tengah bersiap untuk ke kantor sontak menoleh ke arah ranjang dimana istrinya saat ini duduk sambil menunduk menunggu jawabannya.

"Harus pagi ini?" tanya datar Alfindra, kode kalau laki-laki itu tak suka dan tak mengizinkan Almira pergi.

"Papa bilang, harus pagi ini." lagi Almira hanya bisa menunduk lesu, takut kalau suaminya tak mengizinkan.

"Nggak bisa nanti? Nunggu Mas pulang?"

Almira menggeleng ciut, "boleh, ya? Aku akan kesana sama Bambang kalau mas khawatir!"

Khawatir? Apa benar dia khawatir? Lagi pula bukankah Anton dan Hana adalah keluarga Almira sendiri, apa yang harus Alfindra takutkan?

"Boleh."

"Aaa... Beneran boleh Mas?" Almira beranjak dan langsung memeluk suaminya dari belakang secara spontan.

"Ehm..." Alfindra berdehem tak nyaman, ia takut khilaf lagi seperti beberapa hari lalu di puncak.

"Boleh!" lagi-lagi jawaban singkat itu berhasil membuat Almira menekuk wajahnya sepaket dengan pipi menggembung karena sebal.

"Dasar kulkas," rutuk Almira dalam hati. Ia tak cukup berani untuk mengatai suami dinginnya itu di depan muka.

Namun, matanya menatap lekat Alfindra saat pria itu menyodorkan dasi.

"Pasangin dasi."

Almira berdiri, tepat di hadapan Alfindra akan tetapi tubuhnya yang pendek membuat wanita itu kepayahan memasang dasi. Lantas meski harus berjinjit, ia berhasil mengalungkan dasi berwarna navi itu dan memasangnya dengan rapi.

"Dah ganteng!" gumamnya pelan tanpa sadar menempelkan telapak tangan di dada seolah sedang menyerasikan dasi dan kemeja.

Alfindra merasa terancam, entah kenapa gumaman Almira yang memujinya ganteng mampu membuat jantungnya di dalam sana dag dig dug ser-seran.

"Jassnya mana?" Mengalihkan pembicaraan, Alfindra memilih menyuruh Almira memasangkan jassnya sekalian.

Tampan, itulah gambaran Alfin di mata Almira. Suaminya sempurna tanpa cacat fisik, hanya saja sikapnya datar, dingin dan menyebalkan. Bahkan tega mengatai Almira jelek, padahal jelek-jelek gini juga adalah istrinya.

Setelah memastikan suaminya berangkat, Almira bersama Bambang menuju kediaman papanya. Tak butuh waktu lama bagi Almira untuk sampai di mansion Anton, mendadak hatinya mencelos miris.

Ia memang mulai ikhlas menerima pernikahan dan menjadi pengganti kakaknya, akan tetapi tetap saja hatinya sakit jika mengingat kata beli dari bibir Alfindra waktu itu. Dirinya tak lebih berharga dari sebuah mansion?

"Bam, kamu bisa tunggu di mobil saja?" pinta Almira membuat Bambang menggeleng tak terima. Tentu Bambang menolak karena Tuannya Alfindra meminta ia mengawasi Almira, memastikan istri Tuannya aman bukan nyaman.

"Maaf Nona, tapi Tuan meminta saya untuk,--"

"Bam, please. Kamu kan tahu keluargaku kaya gimana? Nanti kalau satu jam aku gak keluar kamu bisa masuk ke dalam," potong Almira.

Bambang menggeleng, Nonanya memang sedikit ngeyel.

"Setengah jam Nona!"

"Oke oke, setengah jam." Almira keluar mobil dan masuk ke area mansion yang sangat sepi.

Pertama kalinya mengunjungi rumah baru Anton, akan tetapi baru beberapa minggu kenapa rumah ini terlihat tak terawat. Banyak dedaunan kering di halaman, debu-debu juga menempel manja di bagian teras.

Almira tersenyum miris, apalagi saat tahu di rumah papanya tak ada satpam jaga layaknya mansion mewah lainnya. Dengan da da bergemuruh, mencoba untuk mengetuk pintu pelan.

Tok tok tok...

Anton yang sedang menyeduh mie instan sontak mematik kompor dan segera ke pintu utama untuk menyambut.

Ceklek...

"Almira..."

"Pa, boleh aku masuk?" tanya Almira sontak membuat Anton menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Tentu saja boleh, ini rumahmu."

Mendengar hal itu mendadak Almira memalingkan wajah lesu.

Almira masuk mengikuti Anton, sepi itulah yang Almira tangkap kala menapakkan kakinya ke dalam. Meski terbilang besar dan mewah, tapi banyak debu dimana-mana membuat Almira sekali lagi tersenyum miris.

"Papa sehat?" tanyanya menghempas bo kong di sofa.

"Sehat," jawab Anton gelagapan.

Krukkk...

Bunyi perut penanda lapar terdengar, Amira sempat menangkap Anton mengusap perutnya.

"Sebentar, Mir!" serunya beralih ke dapur dan kembali membawa semangkuk mie dengan asap yang masih mengepul.

"Papa buat mie, kamu mau? Kamu sudah makan?" mendadak Anton berubah sangat perhatian.

Glekk...

"Papa makan mie, kenapa nggak bilang kalau nggak ada makanan? tau gitu tadi Mira masakin," gumamnya pelan.

"Papa,--" terhenti kala Hana tiba-tiba masuk dan seperti biasa melengos langsung menaiki tangga.

"Kak Hana darimana?" tanya Almira basa-basi.

"Kamu naenya? kepo banget," sinis Hana dengan nada dibuat-buat.

Almira menatap miris sekotak makan yang dibawa kakaknya naik ke lantai atas, apa selama ini, selama ia menikah papanya tak lagi hidup dengan baik?

"Aku pesan makanan, papa tunggu bentaran. Mie nya aku makan ya?"

Anton mengangguk, meski harus menahan lapar karena pagi tadi belum sarapan.

"Gimana pernikahan kamu? Alfindra baik kan?" tanya Anton mengingat menantu kejamnya itu pernah datang mengamuk demi mencari Almira yang jelas-jelas tidak ada disini.

"Baik," lirih Almira.

"Dia nggak nyakitin kamu kan Mir? Papa harap kamu bahagia."

Deg...

Almira hampir tersedak kalau tak Anton berlalu ke dapur dan mengambilkannya air putih. Belum selesai mereka bicara, Hana turun dan bergabung dengan wajah masam, serta menatap Almira sinis.

"Enak gak makan mie instan? Aku sih yakin selama kamu nikah sama King Alfindra gak pernah makan makanan begituan. Ya, tapi apa bisa kamu hidup tenang-tenang aja sementara kami disini susah?" seru Hana melirik sinis.

"Maksud kak Hana apa?" Almira mendongkak kesal juga dengan sikap kakaknya yang kaya bunglon, berubah-ubah.

"Seharusnya yang hidup enak itu aku! Aku yang harusnya nikah sama Alfindra. Kamu tuh cuma pengganti, Mir! Pengganti yang kalau dia mendapatkan apa yang dia mau kamu bakalan ditinggal. Dan satu hal yang perlu kamu tahu dan cerna baik-baik kalau yang Alfindra inginkan itu aku, wanita impiannya itu AKU."

"Hana cukup!" bentak Anton.

Almira sampai nahan napas demi mendengar rentetan perkataan kakak perempuannya. Mendadak Almira jadi ragu, mereka ini saudara apa bukan?

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!