Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.
berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....
mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.
dapat kah Gladys mewujudkan nya ?
Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?
ikuti kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-
"wanita baru bang ?" tanya si bartender yang ternyata kenal dengan cakra.
"yah, begitulah." jawab cakra sambil memainkan gelas yang sudah kosong dengan ujung jari telunjuk nya yang di tempelkan pada sisi sisi gelas.
"akan di kirim kemana lagi ?"
"sepertinya akan menjadi milikku." ucap Cakra tersenyum lalu merapikan rambut jihan yang sedikit menutupi wajah nya.
"waaaah. Beruntung Sekali dia. Pasti sangat membantu sampai terpilih begitu."
"bisa aja kamu. Saya keluar dulu. Terima kasih yah ?" kata cakra sambil pamit undur diri.
Dia menggendong jihan di pundak nya, beberapa orang yang mengenalinya sempat menawarkan diri untuk membantu nya membawa jihan, namun cakra menolak.
Hingga mereka sampai di kamar penginapan jihan, cakra membuka nya dan masuk. Tubuh jihan di baring kan di atas kasur.
"oh. . Sudah sampai ..." jawab jihan pelan. Cakra kembali merapikan rambut jihan yang menutupi separuh wajah nya. Dia sangat penasaran dengan latar belakang gadis cantik ini, sebenarnya ada masalah apa dengan hidup nya sampai harus membuang diri seperti ini. Padahal dengan wajah cantik ini, mustahil dia akan kesulitan dengan hidup nya
"aku .... Aku... Harus dapetin dia ... Hiks ...." ucap jihan perlahan kemudian terisak pelan. Orang mabuk memang sedikit sulit diprediksi mood nya.
Cakra mengambil foto jihan pelan-pelan dengan handphone nya. Lalu mengirimkan nya pada seseorang.
Jihan sedikit menggeliat sebelum akhirnya membuka mata dengan pelan, dan langsung memegangi mulut nya.
"mau ku bantu?" ujar cakra. Jihan segera mengangguk.
Dia pun di tuntun oleh cakra menuju kamar mandi. Di sana dia langsung membuka kloset dan memuntahkan seluruh sisa makanan didalam perut nya.
Cakra bahkan sedikit memijat-mijat tengkuknya. Setelah di rasa cukup. Jihan mencuci wajah nya di wastafel. Dan cakra masih setia menemani. Namun dia sedikit terkejut kala jihan langsung melepas mini dress yang dia kenakan tadi. Lalu merapikan rambutnya dan di ikat asal.
"kenapa ? ini bukan pertama kali mu melihat wanita begini kan ? Jangan sok terkejut begitu." ucap jihan. Lalu kembali membasuh wajah nya.
Cakra yang tersenyum melihat aksi berani jihan. Yang hanya mengenakan pakaian dalam saja dengan santainya.
Setelah merasa cukup membersihkan beberapa bagian tubuhnya, dia meraih piyama mandi yang tergantung tak jauh dari tempatnya berdiri dan mengenakan nya. Cakra masih setia menemani.
"sudah merasa lebih baik, ?" tanya cakra saat mengekori jihan yang berjalan keluar dan menuju ke sebuah lemari pendingin yang ada disana. Jihan mengangguk saja menanggapi pertanyaan Cakra.
Dari dalam kulkas, dia mengambil satu botol air mineral. Dan membuka Lalu meminum nya. Dan kembali duduk di sudut ranjang.
", berhenti selalu menatap ku ? Tanyakan saja jika ada yang mengganggu di fikiran mu ?"ucap jihan.
Cakra berdiri sambil sedikit bersandar di dinding tepat di sebelah jihan.
"di awal kita bertemu, kamu memiliki kesan sebagai wanita jutek. Lalu sesaat sebelum kita minum, kamu terkesan sebagai orang yang memiliki dendam kuat yang bahkan seperti takkan segan untuk membunuh. Tapi sekarang beda lagi. Hemmmmh... sangat unik.," jelas cakra.
"jadi inti pertanyaan nya apa ?"
"untuk sekarang tidak ada pertanyaan yang mengganggu, cuma benar-benar penasaran dengan mu. Jujur, aku cukup tertarik pada mu."
"tertarik dalam hal apa? gak mungkin cinta pandangan pertama. Kayak nya kamu bukan tipe yang seperti itu."
Cakra yang bisa mengulum senyumnya mendengar kejujuran jihan, namun seperti nya kali ini wanita itu salah menilai.
"istrahat lah, besok kita akan bertemu lagi. Mungkin akan membahas perihal pria incaran mu itu "
"benar kah ?" jawab jihan dengan wajah sumringah.
Cakra hanya mengangguk, lalu pamit pergi. Jihan pun hanya mengangguk juga mengiyakannya. Sepeninggal cakra, Jihan cukup kagum dengan pengendalian diri cakra. padahal dia sudah berusaha menggoda nya. Namun sepertinya cakra lebih tertarik dengan pribadi nya yang terkesan misterius itu, dari pada body sexy dan wajah cantik nya.
***
Dimalam yang sama....
Ditempat lain.....
Dihalaman belakang villa, Gladys mengadakan acara dadakan bersama teman nya. Qilah, regi, dan zarah. Walaupun keadaan itu cukup janggal dengan kehadiran bima diantara mereka. Terutama zarah, sebab dia tahu dari bima. Sepertinya Gladys sedikit terganggu dengan kedekatan mereka.
"suasana macam ini?" tanya regi.
"syuuuuut." selah qilah. Sambil membolak balik daging yang tengah di panggung nya.
Zarah memilih diam saja. Bima menenggak minuman kaleng nya. Sementara Gladys menata makanan lain dimeja panjang di hadapan mereka.
"dys ?" panggil zarah.
"yah ?" jawab Gladys . Namun yang dia lihat zarah malah menatap ke arah suami nya. Seperti meminta izin, dan si suami mengangguk saja seperti menyetujui.
"kamu merasa gak nyaman dengan kedekatan ku dengan suami mu ?"
"kalian kan hanya rekan kerja." jawab Gladys terdengar sedikit ketus dan kembali melanjut kegiatan nya.
"hanya rekan kerja !" ucap regi dengan suara pelan ke arah qilah. Tapi suaranya masih dapat didengarkan oleh semua nya. Qilah kembali menyikut perut regi, mengisyaratkan agar lelaki mulut ember itu diam saja dan menyimak.
"sebelum nya aku benar-benar minta maaf jika itu cukup mengganggu. Namun ini juga diluar kehendak ku."
"iyah. Dia sudah menjelaskan semua nya. Dan aku berusaha menerima nya dengan tidak ingin membahas apapun perihal ini. Tapi kamu mengungkitnya lagi. "
"aku hanya tidak ingin membuat keadaan kita menjadi janggal seperti ini. Aku sudah menganggap mu seperti saudara ku, berusaha menjaga mu juga. Sama seperti yang di lakukan suami mu "
"memang nya aku kenapa sampai harus dijaga ?" tanya Gladys , kini dia melepas kegiatan nya. Seperti benar-benar siap untuk adu argumen. Padahal ini bukan seperti diri nya. Biasanya dia tidak lah seperti ini.
Zahra berdiri dan meletakkan handphone nya di atas meja, terdengar suara wanita dan seorang pria sedang berbincang. membicarakan perihal diri nya dan suaminya. Bahkan rumah yang dia tempati sekarang.
"jihan ?" ucap Gladys pelan sedikit kebingungan.
"yah, itu suara jihan. Dia tidak suka dengan mu dan sangat menginginkan suami mu. Yang terjadi dengan suami mu beberapa waktu lalu sampai harus di bawa keluar negeri juga karena wanita itu. Intinya sekarang aku dan suami mu akan lebih banyak waktu bersama lagi untuk mengusut semua ini. Dan kamu sebaiknya lebih bisa menjaga diri lagi. " walau terkesan berbelit-belit, tapi zarah sudah berusaha keras untuk menjelaskan situasinya.
Qilah dan regi yang juga mendengar itu hanya bisa saling bertukar pandang, sebenarnya mereka ini sedang berteman dengan siapa? Kenapa jadi sangat serius begini situasi nya.
"jadi maksudmu?"
"aku akan membawa mu ketempat yang lebih aman. Aku janji akan menjaga mu. Jadi kamu tidak usah terlalu memikirkan apapun. Keselamatan mu sudah menjadi tanggung jawab ku sekarang." bima akhirnya angkat suara.
"aku masih belum mengerti. Kenapa jihan yang menjadi sebab kamu berdarah begitu ? Dia mencoba membunuh mu begitu? Dan kenapa aku harus dibawa ketempat aman ? Maksud mu rumah ini sekarang tidak aman ? Dan siapa laki-laki yang berbicara dengan jihan itu ? Dia juga kenal dengan mu ? Apa ini ?" Gladys terdengar benar-benar kebingungan dengan suara yang mulai bergetar.
Perlahan zarah kembali menjelaskan, tentang kejadian malam jihan di culik dan berniat untuk di jual. Setelah sebelumnya berusaha mencari tahu perihal bima.
Lalu bima dan tim kebetulan ingin membongkar sindikat perdagangan barang ilegal, tanpa tahu ternyata ada hal lain yang mereka perdagangkan. berakhir bima dilarikan keluar negeri.
Lalu kini jihan berulah lagi.