Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.
karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.
Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.
waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.
Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.
Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?
saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06.
Setelah merasa lebih tenang dara dan teman-temannya ngobrol santai mengalihkan kesedihan yang dara rasakan.
"dar, lu masih inget robby ngga?"celetuk mia tiba-tiba memotong obrolan mereka.
"robby ya.."dara coba meningat nama yang tidak asing tapi ia juga lupa.
sedangkan selly menggelengkan kepala karena ucapan mia yang tiba-tiba membawa nama Robby.
"mau apa anak satu ini?" pikir selly dalam benaknya mempertanyakan maksud mia.
"engga, gue lupa emang siapa dia?" tanya dara santai sambil meminum kopi pesanannya.
"lu udah lupa kayanya ya. emang usah lama juga sih." jawab mia.
"ya terus mau apa lagi dia?" tanya selly karena melihat gelagat tak biasa mia saat pertama kali membahas nama lelaki itu.
"emang siapa si robby-robby itu.?" dara jadi penasaran ketika kedua sahabatnya membicarakan nya.
"dasar kamu ra, robby itu teman Sma kita dulu yang waktu sekolah ngejar-ngejar kamu. Masa lupa." gemas selly dengan sahabatnya yang satu ini. Sepertinya yang ada dipikiran dara cuma hadi suaminya.
"oohh.. Iya kah? Aku lupa." jawab dara dengan entengnya tak tertarik sama sekali dengan pembahasan pria itu.
"iya dar, sekarang dia sudah menjadi pengusaha sukses yang usahanya menggurita dimana-mana. Bahkan ia masuk dalam 10 pengusaha sukses se-asia ra, coba kamu bayangin keren banget kan." seru mia dengan menggebu-gebu menceritakan pria yang pernah naksir sahabatnya itu.
"terus?"jawab dara cuek.
"ya keren lah, kamu ngga ngerasa dia keren gitu. Diusianya yang masih terbilang muda. Dia udah memiliki pencapaian setinggi itu udah gitu di dukung sama wajahnya yang tampan dan postur tubuh yang atletis. Ahhhh... Idaman para wanita banget gak sih?!" mendengar cerita mia yang begitu antusias membuah dara dan selly geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang seperti gadis remaja.
"biasa aja keren-an juga mas hadi, dia pengusaha sukses, tampan dan berwibawa. suami idaman aku banget."ucap dara sambil membayangkan wajah suaminya. Ia lupa bahwa setengah jam lalu ia kesal dan menangisi sikap suaminya.
Tapi itulah dara terlalu bucin pada suaminya yang bersikap dingin padanya, tapi justru sikap hadi yang cuek dan dingin padanya lah yang membuat dara terus penasaran pada suaminya dan terus berusaha menaklukan hati suaminya.
"yeeh.. beda kali ra." mia tak sependapat dengan sahabatnya. Menurutnya masih lebih baik Robby kemana-mana dari pada hadi.
"ya beda lah, mas hadi jauh lebih segalanya dari pada si robby-robby itu." bela dara mendukung suaminya.
"ya bagusan robby lah dia itu baik sama kamu ra, waktu sekolah dulu dia itu begitu berusaha buat dapetin kamu. Dia berjuang buat dapetin cinta kamu." mia membela robby yang dia anggap lebih dari segalanya dari pada hadi.
"ya beda lah, dia kaya gitu karena cinta dia tapi aku kan ngga cinta. aku cuma cinta sama mas hadi." kekeh dara membela suaminya.
"ya tapi..."
"udah cukup, jangan diteruskan lagi perdebatan kalian. Kalian ngga malu jadi tontonan." sela Selly pada kedua temannya. Membuat dara dan mia langsung diam. Karena tak ada yang berani membantah jika selly sudah turun tangan.
mereka diam dan beberapa orang yang tadi memperhatikan mereka kembali pada aktifitasnya masing-masing.
"hmmm .. Kalian itu bukan lagi gadis muda yang suka berbuat keonaran. Kalian itu istri dan ibu dari seseorang. Jadi jaga sikap kalian." selly lah yang paling dewasa dari kedua sahabatnya yang masih kekanak-kanakan.
"mia nya jadi membanding-bandingkan suamiku dengan cowo ngga jelas." gumam dara pada mia yang menatapnya tak terima.
"aku bicara fakta, kalau robby lebih baik dari suamimu dara." mia membalas gumaman dara.
selly benar-benar diuji dengan sikap sahabatnya."kenapa aku mau bersahabat dengan mereka berdua."dalam hatinya selly mempertanyakan dirinya sendiri.
Keributan mereka berhenti karena lelah sendiri. Meraka memutuskan pulang karena nanti malam mereka memutuskan ikut ajakan mia untuk hadir ke pesta yang diadakan Robby.
Dara dan selly pasrah ikut keinginan mia karena mia begitu memaksa untuk hadir bersama.
"inget ya jam 7 aku jemput, jadi harus udah siap." ucap mia saat mereka sudah ada diparkiran cafe hendak pulang.
"iya bawel." sahut dara sedangkan selly hanya menyimak kedua sahabatnya.
Saat sudah sampai rumah jam sudah menunjukan pukul 2 siang dara langsung masuk ke rumah dan di sambut mbok asih.
"selamat datang nyonya."
"iya bi."sahut dara sambil duduk disofa ruang keluarga sejenak.
"nyonya mau makan siang? Biar mbok siapkan nyah."
"ngga mbok saya sudah makan, bapak ada hubungi atau pulang ngga mbok?"
"engga ada nyonya, bapak juga ngga pulang." jawab mbok asih.
"kalau davin? Davin udah pulang mbok?"tanya dara.
"den davin engga pulang nyah, tadi nyonya jihan telpon katanya nyonya susah dihubungi jadi nyonya jihan telpon ke rumah.
Mau ngabarin kalau den davin mau tinggal sementara di rumah tuan liam dan nyonya jihan. Katanya juga sudah dapat ijin dari tuan, nyah." dara memeriksa handphone nya yang ternyata mati. Dara merasa tak dihargai kenapa suaminya mengijinkan davin tinggal dirumah jihan tanpa mendiskusikan dengan dirinya. Hadi masih menganggapnya istri atau tidak sih.
"ya udah mbok saya ke kamar dulu."dara menuju kamarnya dengan langkah gontai.
"kasihan sekali nyonya dara. Ia pasti merasa tak dianggap." gumam mbok asih melihat dara pergi dengan langkah gontainya.
Sampai kamar dara langsung merebahkan diri ke kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Ia mengulang apa saja yang sudah terjadi padanya.
Ia merasa sendiran dan tak dianggap walaupun memiliki segalanya. Apa salah nya hingga suami dan anaknya sendiri memperlakukan nya seperti ini.
matanya kembali berair mengingat perjuangannya mendapatkan cinta dari suaminya tapi 14 tahun berlalu suaminya tak juga mencintainya dan malah masih terlihat berusah mendapatkan cinta pertamanya yaitu jihan adik iparnya sendiri.
Sakit hati dara berjuang sendiri mempertahankan rumah tangganya. apalagi dengan anak semata wayangnya yang kini membencinya.
dara sendiran tak punya siapa-siapa karena ini pilihannya. Menikah dengan hadi dan mengejar cinta suaminya adalah pilihannya, dan mempertahankan rumah tangga ini juga adalah keinginannya. Jadi ia harus tanggung semua kepahitannya sendiri.
.
.
.
.
Tbc