Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 28 Lo jangan samain dengan perempuan manja.
Puk
Surya dengan entengnya menimpuk Laras dengan bungkus rok"k yang sudah tidak digunakan lagi. "Ya lo jangan samain perempuan manja sama lo yang tulang kawat otot besi!" Ujar Surya.
"Ya kan dia duluan yang mulai nyampe banting hp gue! Udah gitu dia nendang Maria di salah satu titik fatalnya, mana terima gue!" Balas Laras dengan santai.
Mereka manggut-manggut, karena mereka sudah hafal dengan karakter wanita yang ada didepannya itu. Jika tidak ada yang mengusiknya ya dia tidak mengusik.
"Terus lo berdua nginep?" Tanya Surya."Iya lah, bete gue dirumah yang gede itu tapi ngga ada siapa-siapa!" Balas Adit dengan cepat.
Plak
Laras menabok lengan kekar sang abang, "ya lo kan nolep, jadi baru sadar kalau gabut di rumah sebesar itu tapi ngga ada penghuninya! Makanya gue kabur-kaburan dari rumah ya karena gue ngga betah aja" balas Laras.
Adit membetulkan ucapan sang Adiknya itu, lagian otaknya juga butuh hiburan saat ini sebelum memasuki banyaknya ujian-ujian yang akan mereka hadapi.
"Lo masuk sana! Udah malam" pintah Adit.
"Gue lapar! Mau nunggu tukang nasi goreng dulu, bentar lagi lewat dia" tolak Laras.
Adit tak percaya dengan ucapan sang Adiknya lalu ia menoleh ke arah kedua sahabatnya itu, "bener?" Tanya Adit.
"Benar! Lo tunggu aja palingan lima belas menit atau dua puluh menit lagi lah" jawab Danto.
Omong-omong soal Danto, ia suka dengan karakter Laras yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Apalagi punya paras cantik serta, otak encer seencer air pegunungan membuatnya semakin mengangumi tapi kalau di restui oleh Adit ia akan memperjuangkannya.
Tapi sayang, Laras sendiri hanya menganggapnya sebagai abang tak lebih dari itu. Entah ada masa lalu atau memang ia malas dengan percintaan yang akan membuang-buang waktu saja.
Ia ingin mengungkapkan isi didalam hatinya tapi ia takut jika Laras nanti akan menjauhinya, dan yang ada ia tidak bisa dekat dengan Laras. Mau tak mau ia mencintai orang dalam diam-diam.
Tek tek tek
Suara khas nasi goreng mulai terdengar, Laras menelpon Clara menawarkan makanan tersebut.
"Mau! Tapi setengah porsi aja, jangan pedas-pedas juga" itu lah jawaban dari Clara.
Laras tak ambil pusing, lalu ia mencatat semua pesanan dari anggota yang lain agar tidak tertukar.
"Makan disini semua, piring saya tidak cukup Neng!" Ujar penjual nasi goreng dengan nada tak enak.
"Di bungkus saja pak kalau gitu, piring-piring kuta juga dikit, heheh" jawab Laras.
Bagaimana tidak? Jumlah yang di pesan oleh mereka hampir tiga puluh porsi untung saja setiap penjual tersebut lewat ia selalu melebihkan nasi nya karena ia sudah hafal dengan jalan yang akan ia lewati.
Satu jam lamanya akhirnya pesanan mereka sudah selesai, dengan tulisan yang ada di setiap bungkusannya jadi tidak ada yang rebutan. Bahkan mereka sudah duduk di halaman depan basecamp nya yang sudah ada kain putih untuk menonton film.
Film peperangan yang pas untuk mereka semua, bahkan Clara pun sudah ikut duduk diantara mereka semua. Mereka makan dengan nikmat sambil menikmati tontonan mereka, Clara juga menyalahkan kamera Live bukan untuk memanasi Maria atau Lily tapi memang setiap momen mereka selalu mengabadikannya.
"Gila sih, kalau gue bisa ikut bela diri keren kali ya?" Pekik Clara.
"Lo mau?" Tanya Atlas.
"Mau sih, tapi gue takut sama bokap gue hahah!" Jawab Clara diakhiri dengan tertawa mungkin ia akan ijin dulu pada ayahnya untuk mengikuti kelas bela diri untuk berjaga-jaga dirinya sendiri.
"Kalau lo mau, belajar aja sama gue!" Kata Atlas.
Puk
"Modus banget lo!" Komen Laras, sambil menimpuk botol kosong yang ada disebelahnya.
"Haha, ya itung-itung lah!" Balas Atlas dengan malu-malu.
Laras hanya berdecih, ia bukannya tak senang tapi modus sih Atlasnya itu loh membuat dia berjaga-jaga. Karena kita tidak selamanya tahu tentang karakter seseorang.
Menit demi menit, malam pun semakin larut. Clara pun sudah mulai menguap lebar setiap menitnya, tapi ia tak mau menganggu Laras yang masih menikmati filmnya itu.
Puk
Dengan mata terpejam
Clara tidur di pundaknya Laras,
Laras masih belum sadar jika Clara sudah tidur pulas di sana.
Ia kira Clara hanya menyenderkan kepalanya jadi ia tak masalah.
"Ras" bisik Atlas. Laras pun menoleh kearah yang memanggilnya.
Alis Laras mengangkat sebelah karena tak paham apa maksud Atlas memanggilnya. Ia hanya mengangguk sebagai responnya.
"Itu!" Kata Atlas sambil menunjuk dengan dagunya.
Laras menoleh kearah yang di tunjukkan oleh Atlas, ternyata ia melihat Clara sudah mendengkur halus disana.
"Pindahin dikamar gue!
Jangan berani lo macem-macem!" Ancam Laras.
Glek
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan like*
* Salam manis dari AUTHOR 🤭*
*@vera_miceela
@putri488241.
masuk lobang sana sini ,,tau jalan bayi kam Thor 😁