Ini Adalah Lanjutan Dari Novel Tujuh Pedang Pelindung Sebelumnya 🙏🏻
Di Harapkan Untuk Membaca Novel Sebelumnya Terlebih Dahulu Agar Tidak Bingung Dengan Ceritanya 👍🏻
Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama Sama Dari Kerajaan Petir
Disisi lain, Lawkei kebingungan karena dia di tinggal oleh mereka bertiga yang lari entah kemana.
"Huh? Kemana mereka pergi?" ucap Lawkei.
Lawkei melihat sekelilingnya dan tidak dapat menemukan mereka. Karena hari sudah mulai malam, Lawkei pun memutuskan untuk berjalan pulang ke hotel dari pada dia harus mencari mereka bertiga.
"Sialan, ini pasti gara gara Sano yang menyuruh mereka untuk cepat-cepat." gumam Lawkei sambil berjalan pulang.
Saat sedang berjalan pulang melewati taman. Lawkei tidak sengaja melihat ke arah seorang gadis yang sedang di dekati oleh dua pria.
"Hmm? Apa yang sedang mereka lakukan?" ucap Lawkei sambil melihat ke arah mereka.
Lawkei pun berjalan ke arah dua pria tersebut yang sedang menggoda gadis itu.
"Hey, ayolah. Apa kita bisa minum-minum habis ini?" tanya salah satu pria tersebut.
Gadis itu ketakutan. "Maaf, tapi aku sedang ingin jogging..." ujarnya dengan ketakutan.
"Ayolah, habis jogging kan bisa? Atau gak kami yang traktir deh," ucap pria tersebut.
Dari belakang, Lawkei langsung menyenggol kedua pria tersebut yang membuat kedua pria tersebut kesal.
"Oi, apa apaan kau ini? Apa kau tidak punya mata?" ujar pria tersebut.
Kedua pria tersebut pun mulai ketakutan ketika mereka melihat ke belakang.
"Bang, abang bisa pergi dari sini sekarang atau ku laporkan pada para Lexar?" tanya Lawkei.
Kedua pria itu mulai panik karena melihat tinggi badan Lawkei yang lebih tinggi dari mereka berdua. Mereka berdua pun bergegas lari dari sana sebelum di pukul oleh Lawkei.
"Ada-ada saja," ucap Lawkei sambil melihat ke arah kedua pria tersebut yang sedang berlari terbirit-birit.
Gadis tersebut pun langsung berterimakasih kepada Lawkei. "Terimakasih banyak, karena telah menyelamatkanku."
"Tidak masalah, tapi kenapa seorang gadis sepertimu keluar sendirian malam malam begini?" ujar Lawkei.
"Aku sebenarnya hanya ingin jogging saat malam hari... tapi beberapa malam ini aku selalu di goda oleh para pria dewasa seperti tadi itu," jawab gadis tersebut.
Lawkei yang mendengar itu pun mulai paham, kenapa gadis tersebut memakai baju olahraga.
"Begitu ya," ucap Lawkei.
Namun mata gadis tersebut membesar seketika, ketika melihat simbol ksatria petir yang ada di baju Lawkei itu.
"Kamu, apa kamu berasal dari kerajaan petir?" tanya gadis tersebut dengan ragu.
Lawkei yang mendengar itu pun mulai kebingungan. "Hmm? Memangnya kenapa?"
Gadis tersebut panik. "Ah, tidak. Aku hanya ingin bertanya tentang hal itu karena aku memiliki darah kerajaan petir,"
Lawkei terkejut. "Sebentar, apa salah satu orang tua mu berasal dari kerajaan petir?"
Mendengar hal tersebut, gadis itu pun langsung mengganguk senang. "Benar, ibuku berasal dari sana."
"Begitu, ya..." Lawkei tersenyum kecil.
Tiba tiba mereka berdua malah diam dan tidak lanjut berbicara. Lawkei yang melihat situasi tersebut pun, memutuskan pamit untuk pulang.
"Kalau begitu aku pamit ya," ucap Lawkei.
"Ah, tunggu!" ujar gadis tersebut.
Gadis itu menahan tangan kanan Lawkei yang membuat Lawkei terkejut sekaligus panik. Dengan perlahan, Lawkei mulai membalikkan badannya dan melihat ke arah gadis tersebut.
"Ada apa?" tanya Lawkei.
Gadis tersebut mulai ragu untuk mengatakannya, wajahnya mulai memerah seketika. Namun dengan percaya diri, dia mulai mengatakannya kepada Lawkei.
"Kamu mau... melihat penampilanku di teater besok?" tanya gadis tersebut dengan sedikit ragu.
Lawkei kebingungan, namun dia tidak bisa menolaknya. "Tentu, aku pasti akan datang..."
Mendengar hal tersebut, gadis itu langsung tersenyum lebar. Dia pun mulai memperkenalkan namanya kepada Lawkei.
"Namaku Luna Arcelia, senang bisa bertemu denganmu." ucap Luna
"Owh, senang bisa bertemu denganmu Luna. Namaku Lawkei Yellow," balas Lawkei.
Luna terkejut ketika mendengar nama Lawkei. "Yellow? Apa kamu berasal dari keluarga legendaris itu?"
"Ya, itu benar." jawab Lawkei.
"Apa kamu benar benar memiliki kekuatan itu?" bisik Luna.
"Tentu," balas Lawkei.
Lawkei pun memperlihatkan pedang pelindung miliknya kepada Luna yang membuat Luna menjadi kagum.
"Aku tidak menyangka kalau cerita itu benar benar ada," ucap Luna sambil melihat ke pedang tersebut.
Lawkei melihat ke arah jam yang ada di tiang taman yang sudah menunjukkan jam 7 malam.
"Maaf ya, sepertinya aku harus segera pergi." ucap Lawkei.
"Ah, ya... sampai jumpa lagi," ujar Luna sambil melambaikan tangannya.
Lawkei pun meninggalkan taman dan segera berlari menuju hotel. Sementara itu, Luna melanjutkan jogingnya dengan senyum bahagia.
Sementara itu, mereka bertiga mulai kebingungan saat menyadari bahwa Ziaz dan Lawkei tidak lagi mengikuti mereka dari belakang.
"Kemana mereka berdua?" tanya Valiant.
"Perasaan tadi aku melihat Lawkei sebelum kita belok ke dalam lorong," ucap Vijan.
Tiba tiba perut Sano berbunyi yang membuat Valiant dan Vijan langsung terdiam. Sano pun mulai sedikit malu karena hal tersebut.
"Hahaha, sepertinya kita harus makan malam dulu ya." ucap Sano.
Valiant yang mendengar itu pun langsung memegang pundak Sano. "Aku tau restoran mana yang enak untuk kita datangi malam ini,"
"Emang dimana?" tanya Vijan yang penasaran.
Sano pun mulai curiga pada Valiant. "Kau tidak membawa kita ke restoran yang aneh-aneh kan?"
"Sudah, tenanglah. Pasti makananan di restoran itu enak enak kok," ucap Valiant.
Valiant pun mulai mendorong Sano yang membuat Sano terkejut. "Oi kenapa kau malah mendorongku!"
"Biar cepat," jawab Valiant.
Disisi lain, Ziaz pergi ke kediaman Zerendale setelah dirinya mengantarkan Helena ke hotelnya. Namun Ziaz mulai ragu karena dia takut kedatangannya akan menggangu.
"Bagaimana ini? Apa aku tidak apa-apa datang malam malam begini?" gumam Ziaz.
Ziaz pun mulai berpikir di depan pintu masuk kediaman. Namun tiba tiba Gareth membuka pintu tersebut yang membuat Ziaz terkejut.
"Huh! Selamat malam, Kapten Gareth." ucap Ziaz yang terkejut.
Gareth yang melihat Ziaz pun langsung tersenyum. "Kau terkejut bukan? Hahaha, aku sudah merasa kalau kau sedang berdiri di depan pintu ini."
"Itu tadi benar-benar membuatku terkejut," ujar Ziaz.
"Hahaha, maaf-maaf. Ayo masuk dulu ke dalam," kata Gareth.
Gareth pun mengajak Ziaz untuk masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu. Ziaz pun melihat halaman rumah Gareth yang sangat indah saat malam hari.
"Aku tidak tau kalau tempat ini sangat bagus ketika malam hari," ucap Ziaz sambil memperhatikan sekitarnya.
"Kau baru sadar ya? Awalnya kediaman ini milik Kakek dan Nenekku, jadi tidak heran kalau tempat ini sangat bagus." kata Gareth.
Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Mika yang sedang membuatkan malam.
"Ziaz! Kau datang tepat waktu, makan malamnya hampir siap ni." ucap Mika.
"Ah, tidak usah repot-repot." balas Ziaz.
Tiba tiba Gareth mengambil pedang pelindung yang tersangkut di pinggang Ziaz. Melihat hal tersebut, Ziaz mulai kebingungan.
"Jadi, apa yang kau inginkan malam-malam begini?" tanya Gareth sambil memperhatikan pedang pelindung berwarna biru tersebut.
( END CHAPTER 28 )