Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.
Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.
Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.
Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.
Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.
Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkencan Dengan Ashley
Namun, sebelum pertemuan itu terjadi, Rian melakukan sesuatu yang jauh lebih besar.
Tanpa ragu, Rian menghabiskan sebanyak 20.000 poin sistem hanya untuk satu proyek ambisius: membangun sebuah mansion raksasa di tengah pegunungan terpencil.
Tentu saja, itu bukan Mansion raksasa biasa, melainkan Mansion yang dilengkapi dengan fasilitas bawah tanah yang menyerupai markas milik Umbrella Corporation, tapi jauh lebih canggih dan aman.
Fasilitas itu diberi nama: EDEN.
Eden bukan sekadar laboratorium. Di dalamnya, Rian menyimpan dan meneliti beberapa jenis virus dari seri Resident Evil, antara lain:
Pertama: Progenitor Virus. Potensi evolusi biologis tinggi, dasar dari semua virus Umbrella. Jika cocok secara genetik, memberikan kekuatan dan daya tahan luar biasa.
Untuk kekurangan Progenitor Virus adalah mayoritas yang tidak kompatibel mengalami kematian cepat.
Kedua: Prototype Virus. Virus yang dapat menghasilkan manusia super layaknya Albert Wesker: kekuatan luar biasa, kecepatan, daya tahan dan penyembuhan cepat.
Untuk kekurangan Prototype Virus adalah tidak menjamin semua penerima mendapatkan kekuatan. Dari 10 sampai 20% bisa mati atau tidak berubah, dan perlu dosis serum konstan untuk mengontrol virus, atau kemampuan memudar.
Ke-tiga: T-Veronica Virus. Virus ini dapat membuat pengguna menjaga kesadaran dan kendali diri, menghasilkan evolusi kuat.
Untuk kekurangan T-Veronica Virus adalah mematikan jika tidak di-stabilkan dengan kriosom atau transplantasi organ selama bertahun-tahun.
Ke-empat: T-Virus – Virus mutasi paling terkenal yang menciptakan zombie dan Tyrant. Variannya seperti NE-T memungkinkan kontrol lebih baik atas Tyrant (contoh: Mr. X, Nemesis).
Untuk kekurangan T-Virus adalah terlalu banyak strain yang berpotensi menyebabkan kerusakan neurologis, membuat korbannya kehilangan kesadaran.
Catatan: Biasanya tidak mempertahankan intelijensi, kecuali variasi khusus seperti NE-T.
NE-T sendiri adalah varian dari T-Virus yang dikembangkan khusus oleh Umbrella untuk menciptakan Tyrant cerdas dan dapat dikendalikan, seperti Nemesis dalam Resident Evil 3.
Virus ini menggabungkan T-Virus dengan parasit khusus bernama NE-α yang ditanamkan ke tubuh Tyrant, memberi kemampuan berpikir, mengenali target, dan menggunakan senjata.
Tujuannya agar B.O.W. bisa lebih efektif dalam pertempuran dan misi pemburuan.
Namun, efek sampingnya adalah mutasi tak terkendali jika parasit tumbuh terlalu kuat, yang membuat host menjadi monster buas di fase akhir.
Ke-lima: G-Virus. Ini adalah jenis Virus generasi lanjutan yang memungkinkan mutasi regeneratif gila dan peningkatan kekuatan.
Untuk kekurangan G-Virus adalah menyebabkan mutasi yang tidak terkendali. Jika tidak cocok, justru akan sangat mematikan.
Terakhir: Las Plagas. Parasit cerdas yang memungkinkan kontrol terhadap inang dan bahkan memberikan inang peningkatan fisik, daya tahan dan regenerasi tingkat tinggi.
Untuk kekurangan Las Plagas adalah cahaya terlalu terang seperti sinar UV, ketergantungan pada pengendali dan penyebarannya sangat lambat karena seseorang harus menanamkan sel telur Plaga pada korban.
Lebih dari itu, Eden dikendalikan oleh AI canggih hasil gabungan dua kecerdasan legendaris: Jarvis dari semesta Marvel dan Red Queen dari Resident Evil.
AI itu diberi nama: Alice.
Berwujud hologram gadis kecil dengan rambut pirang dan mata merah menyala, Alice berbicara dengan nada sopan, namun memiliki lidah sepedas silet, analitik sekritis program militer, dan kesetiaan absolut pada Rian.
Alasan Rian mengonversi Poin Sistem untuk membangun fasilitas canggih dan AI tidak serumit yang orang bayangkan.
Bagi Rian, itu simpel: karena menurutnya keren, dan sangat cocok untuk pria tampan berkarisma tinggi seperti dirinya. Selain faktor gaya, ada rencana yang jauh lebih besar di balik keputusan ini.
Sejak awal, Rian memang telah menetapkan bahwa Timeline Dunia Resident Evil akan menjadi markas utamanya.
Bukan tanpa alasan, dibandingkan dunia asalnya, teknologi di dunia ini berkembang secara luar biasa cepat akibat perang bio-organik dan riset militer ekstrem yang dilakukan oleh perusahaan seperti Umbrella.
Dengan memanfaatkan celah ini, Rian bisa memperkuat basis kekuatannya sambil memanfaatkan teknologi mutakhir yang mustahil ia dapatkan di dunia lamanya.
Lebih penting dari itu, Rian tidak ingin dunia Resident Evil hancur karena keserakahan manusia disana.
***
Dilangit gelap bagaikan lentera yang dimatikan, nampak bulan bersinar terang manjadi hiasan satu-satunya, seperti lentera sunyi yang menggantung di kehampaan.
Di dalam kamar yang gelap namun mewah dan luas, dengan dinding bercat putih bersih, Ashley duduk tenang di depan cermin. Ia merapikan riasannya, sesekali menatap pantulan dirinya sendiri dengan ekspresi hening.
Gaun putih panjang yang Ashley kenakan tampak anggun, memancarkan kesan elegan namun lembut.
Di pangkuannya terlipat rapi sebuah trench coat hitam, terlihat besar dan jelas bukan miliknya, ukurannya jauh melebihi tubuh mungil sang gadis.
Tak lama, suara ketukan lembut di jendela terdengar. Ashley menoleh, senyumnya terbit pelan. Ia menggenggam trench coat itu dengan tangan kanannya, lalu bangkit dan bergegas menuju jendela.
Sesampainya di jendela, pandangan Ashley langsung tertumbuk pada sosok yang begitu familiar, laki-laki yang sejak awal ia tunggu, sekaligus alasan di balik dandanan malam ini.
Laki-laki itu tak lain adalah Rian.
Dengan pakaian serba hitam khasnya, rambut panjang legam bak malam tanpa bintang, serta iris mata biru cerah yang tersembunyi di balik kacamata hitam, Rian tampil memukau… nyaris seperti karakter utama dalam kisah romansa absurd.
Di tangan kanannya, ia menenteng dua kotak martabak, yang bawah rasa keju spesial, yang atas telur spesial. Di tangan kirinya, sebuket mawar hitam tampak mencolok, kontras dengan aura santainya.
Begitu jendela dibuka, senyum Rian terbit ramah, nyaris nakal.
“Hei... Manis,” sapa Rian dengan ringan, “bagaimana kabarmu? Merindukan laki-laki tampan ini?”
Tanpa menunggu jawaban, Rian mengulurkan buket mawar hitam ke arah Ashley, seolah kedatangannya hanyalah babak lanjutan dari janji yang belum sempat ditepati.
Ashley menerima buket itu dengan raut wajah sedikit heran, dan siapa pun pasti mengerti alasannya. Mawar hitam? Bukan pilihan romantis yang lazim.
Tapi karena yang memberikannya adalah Rian, Ashley hanya bisa menghela napas pelan dalam hati, mencoba memahami lagi cara kerja logika absurd pria itu.
"Terima kasih..." ucap Ashley, lalu mengendus pelan aroma bunganya. "Wah... harum juga."
"Sama-sama," balas Rian dengan senyum santai. "Dan kau terlihat manis seperti biasa."
Tanpa jeda, Rian menyodorkan dua kotak martabak. "Oh iya... Ini buat ayahmu. Tuan Presiden Graham pasti suka."
Ashley sempat terdiam, masih bingung antara kagum, geli, dan lelah batin. Sementara itu, Rian dengan cekatan mengambil trench coat hitam dari tangannya, lalu mengenakannya kembali dengan gaya nyaris teatrikal, seolah baru keluar dari adegan film.
Ashley hanya bisa terpaku sejenak, sebelum akhirnya meletakkan bunga dan kotak martabak ke atas meja kecil di dekatnya, menata semuanya dengan pelan, berusaha menata pikirannya juga.
Setelah menaruh dua kotak martabak dan buket mawar hitam di meja, Ashley menoleh dan melirik Rian dengan alis terangkat.
"Oh iya... boleh tahu kenapa kamu masuk lewat jendela?" tanya Ashley, dengan rasa penasaran.
Rian menjawab santai, dengan senyum penuh percaya diri, "Laki-laki tampan ini datang ke Gedung Putih dengan menyelinap... secara diam-diam."
Ekspresi cantik Ashley langsung berubah terkejut. "Eh?! Kamu serius?!"
Namun sebelum sempat berkata lebih, Rian mendekat cepat dan langsung menggendong Ashley dalam pelukan ala princess carry.
"A-pa yang kau lakukan, Rian..." kata Ashley, dengan tergagap-gagap, wajah memerah. "Tolong-"
Sebelum menyelesaikan perkataan, Rian tersenyum dan memotong perkataan Ashley, "Berhati-hatilah."
"Kau bisa menggigit lidahmu," kata Rian dengan nada pelan tapi serius, lalu menambahkan sambil tersenyum nakal, "Dan kalau tak ingin dicium... tolong jangan buka mulutmu."
Ashley tidak sempat memproses perkataan Rian, tiba-tiba Rian sudah melesat pergi, membawanya kabur dari kamar itu. Ashley terdiam, matanya membelalak.
Bukan karena takut, tapi karena keterkejutan. Rian bisa melompat tinggi dan berlari cepat, menghindari semua kamera pengawas dan penjaga elit Gedung Putih seolah semuanya hanya rintangan kecil dalam video game.
Kecepatan ini jelas lebih tinggi dari sebelumnya, hasil dari peningkatan atribut yang sebelumnya telah Rian distribusikan secara cermat.
Sambil terus melesat membawa Ashley, sebagian pikirannya tetap fokus pada pergerakan tubuh, mengatur ritme napas dan langkah, menghindari kamera dan penjaga, memanfaatkan Six Eyes.
Sementara bagian lainnya… Rian mulai menelusuri kembali status atribut miliknya saat ini.
____________________
Nama: Rian Andromeda
Title: Sparkle
Pekerjaan: tidak memiliki
Level Authority: 5
***
STR : 25 (+10)
VIT : 24 (+10)
AGI : 26 (+10)
INT : 11 (+10)
____________________
Dengan peningkatan seperti ini, Rian merasa mengalahkan Saddler akan menjadi lebih mudah dibanding sebelumnya. Jika harus memperkirakan… fisik yang ia miliki sekarang bahkan mungkin bisa menandingi Albert Wesker.
Bukan tanpa dasar, karena Rian sebelumnya mengumpulkan banyak informasi tentang dunia Resident Evil, atau lebih tepatnya… memainkan seluruh seri gamenya yang sudah dirilis.
Dan yang tak kalah penting, dengan Six Eyes, Rian mampu menganalisis dan memperkirakan kekuatan fisik Wesker saat bertarung melawan Chris Redfield di Resident Evil 5. Dari apa yang ia lihat… Rian yakin, pencapaian itu kini bukan angan.
Sebagai catatan, menurut Rian beginilah status atribut fisik Chris Redvile: STR: 10 | VIT: 8 | AGI: 8
btw si Rian bisa domain ny gojo juga kah?