Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.
Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Penyerangan Tim Bravo Bagian 2
Ethan tidak bisa percaya apa yang dia lihat di monitor CCTV. Ia merasa pernah melihat benda itu sebelumnya, dan sekarang ia melihatnya lagi di laboratorium ini. Benda itu terlihat terlihat seperti sebuah makhluk hasil eksperimen yang telah diubah menjadi lebih kuat dan mematikan. Makhluk itu memiliki tubuh yang besar dan kuat, dengan empat tangan dan mata yang merah menyala.
"Apa ini?" kata Ethan dengan suara yang rendah, sambil memandang ke arah Maya dan Amelia dengan mata yang tajam. "Kenapa mereka bisa memiliki sesuatu yang mengerikan seperti ini? Makhluk itu dulunya adalah experiment proyek Erebus, kenapa dia bisa disini?" Ethan menambahkan, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan kemarahan.
Maya dan Amelia memandang ke arah Ethan dengan mata yang tajam, mereka juga tidak percaya apa yang mereka lihat. "Proyek Erebus?" Maya bertanya dengan suara yang rendah.
Amelia kemudian bertanya kepada Ethan, "Ethan, apa kamu tahu apa asal usul proyek Erebus ini?"
Ethan memandang ke arah Amelia dengan mata yang tajam. "Ya, dulu aku pernah menjalankan misi dengan Tim Light ketika Vipers belum bubar," kata Ethan dengan suara yang rendah dan penuh dengan kenangan pahit. "Pada saat itu semuanya berjalan sesuai rencana, kami berhasil menyusup ke dalam laboratorium Erebus tanpa terdeteksi. Namun, ketika kami semua memasuki ruangan utama, tiba-tiba makhluk itu muncul dari kegelapan dan membantai kami semua."
Ethan berhenti sejenak, mengenang kembali kejadian itu. "Aku juga masih ingat suara teriakan dan ketakutan pada saat itu, suara tembakan yang tidak berhenti, dan bau darah yang memenuhi ruangan. Hanya beberapa saja yang selamat, termasuk aku." Ethan menambahkan, suaranya penuh dengan kesedihan dan kemarahan.
Lucas kemudian menambahkan, "Lalu bagaimana caramu bisa selamat?" tanya Lucas dengan rasa ingin tahu yang besar.
Ethan memandang ke arah Lucas dengan mata yang tajam. "Aku berhasil selamat karena aku berada di belakang kelompok saat itu. Ketika makhluk itu muncul, aku langsung berlindung di balik sebuah pilar dan menunggu sampai makhluk itu pergi. Setelah itu, aku langsung menghubungi komando dan meminta bantuan untuk mengevakuasi tim." Ethan menjelaskan dengan detail, seperti sedang mengingat kembali kejadian itu.
Amelia memandang ke arah Ethan dengan mata yang tajam. "Apa kamu tahu apa yang terjadi dengan anggota tim lainnya?" tanya Amelia dengan suara yang rendah.
Ethan memandang ke arah Amelia dengan mata yang tajam. "Beberapa dari mereka selamat, tapi beberapa lainnya tidak. Aku masih mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka yang tidak selamat." Ethan menambahkan, suaranya penuh dengan kesedihan dan keinginan untuk mengetahui kebenaran.
Lucas kemudian bertanya lagi, "Apa kamu tahu tentang kekuatan dan bentuk asli makhluk itu?" tanya Lucas dengan rasa ingin tahu yang besar.
Ethan memandang ke arah Lucas dengan mata yang tajam. "Makhluk itu memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, dan bentuk aslinya... aku tidak tahu pasti. Tapi seingat ku makhluk itu masih dalam bentuk larva." Ethan menambahkan, suaranya penuh dengan ketegasan.
Lucas memandang ke arah Ethan dengan mata yang tajam. "Hmm, ini bisa gawat kalau kita tidak segera mengalahkan mahluk itu, lalu bagaimana cara untuk mengalahkan makhluk itu?" tanya Lucas dengan rasa ingin tahu yang besar.
Ethan memandang ke arah Lucas dengan mata yang tajam. "Aku tidak tahu pasti, tapi aku tahu bahwa makhluk itu sangat sulit untuk dikalahkan. Aku ingat bahwa kami menggunakan semua senjata yang kami miliki untuk melawan makhluk itu, tapi tidak ada yang berhasil. Makhluk itu terlalu kuat dan cepat."
Ethan berhenti sejenak, mengenang kembali kejadian itu. "Tapi aku ingat bahwa makhluk itu memiliki titik lemah di bagian belakang kepalanya. Jika kita bisa mengenai titik itu, mungkin kita bisa mengalahkan makhluk itu."
Maya memandang ke arah Ethan dengan mata yang tajam. "Baiklah kalau begitu kita bisa memanfaatkan senjata yang berada di laboratorium untuk menghancurkan makhluk itu, lagi pula kita tidak membawa senjata jarak jauh bukan?"
Ethan memandang ke arah Maya dengan mata yang tajam. "Benar, kita bisa memanfaatkan senjata yang ada di laboratorium ini untuk menghancurkan makhluk itu. tapi dimana kita bisa mendapatkan senjata itu?"
Maya berfikir sejenak dan memandang ke arah Ethan. "Aku tahu, aku bisa mencari tahu dimana ruangan senjata dengan mengakses sistem keamanan ini. Tunggu sebentar."
Maya langsung mengakses seluruh kamera CCTV di laboratorium dan mencari tahu lokasi ruangan senjata. Setelah beberapa saat, Maya menemukan ruangan senjata yang berada di bagian timur laut laboratorium, tepatnya di lantai 3. Maya juga melihat bahwa ada dua penjaga yang berjaga di depan ruangan senjata itu.
"Aku menemukan ruangan senjata nya" kata Maya dengan suara yang rendah. "Ruangan senjata itu berada di lantai 3, bagian timur laut laboratorium. Namun ada dua penjaga yang berjaga di depan ruangan itu."
Ethan memandang ke arah Maya dengan mata yang tajam. "Baiklah, aku dan Lucas akan pergi ke ruangan senjata itu, sementara kau Amelia, kau berjaga disini dengan Maya.
Amelia mengangguk setuju. "Baiklah aku akan tetap disini bersama Maya."
Kemudian Lucas dan Ethan langsung bergerak menuju lantai 3 dan ruangan senjata itu. Setelah beberapa menit, mereka berhasil mencapai ruangan senjata dan mengalahkan penjaga yang berjaga di depan ruangan itu.
Mereka berdua langsung memasuki ruangan senjata dan mengambil senjata yang mereka butuhkan. Setelah mempersenjatai diri, mereka langsung bergerak ke tempat makhluk itu berada.