NovelToon NovelToon
Lima Langkah Takdir

Lima Langkah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Beda Usia / Persahabatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alfaira_13

Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.

Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Sushi Dan Kejutan

Restoran sushi yang mereka datangi tidak terlalu ramai malam hari ini. Aroma sushi dan kecap asin memenuhi udara. Satya duduk bersebelahan dengan Sekar di salah satu bilik yang setengah tertutup oleh tirai, membuat kesan privat.

Sekar sibuk memotret sushi yang sudah disajikan di atas piring panjang dan ditata rapi di atas meja. "Cantik tampilan sushinya."

Satya menopang dagu dengan satu tangan, memperhatikan Sekar yang antusias dari samping. Terkesan sangat cantik dan imut. Dari dalam sakunya ia mengeluarkan ponsel dan memotret Sekar. "Lo juga cantik," gumamnya tanpa sadar.

Sekar menghentikan kegiatan-nya, melirik Satya. "Basi lo!" sentaknya sambil meninju lengan Satya.

Satya terkekeh, mengambil sepotong sushi dengan sumpit dan mencelupkan-nya ke shoyu, kemudian memberikan-nya pada Sekar. "Cobain sushinya."

Sekar membeku, masih berusaha memahami situasi. Membuat Satya berdecak pelan. "Tangan gua pegel, Sekar!"

Sekar buru-buru membuka mulut, menerima satu suapan dari Satya dan mengunyah dengan perlahan.

"Gua punya satu kejutan lagi buat lo," kata Satya tiba-tiba, nada suaranya mendadak serius—membuat Sekar menoleh cepat.

"Resep baru lagi?" tebak Sekar dengan setengah bercanda.

Satya merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam, lalu menaruhnya di atas meja. "Ini kejutan buat lo," katanya dengan lembut.

Sekar menatap kotak itu dengan kening berkerut, kemudian tertawa pelan. "Lo mau ngelamar gua ceritanya?"

"Enggaklah, anjir!" kata Satya sedikit terkejut. Tidak mungkin ia melamar seorang siswi SMA. Terlebih lagi, Sekar adalah adiknya sendiri.

Sekar meraih kotak kecil itu dan membukanya secara perlahan. Sebuah kalung sederhana dengan liontin berbentuk kupu-kupu yang berkilau di bawah cahaya lampu restoran. Sekar menyentuh kalungnya dengan hati-hati.Takut akan menggores kalungnya.

"Ini serius buat gua?" matanya menatap tak percaya. Padahal Sekar tidak sedang berbuat apa pun. Hari ini bukan hari lahirnya—nilai sekolah Sekar pun tidak ada kemajuan. Aneh rasanya menerima sebuah hadiah tanpa maksud dan tujuan tertentu dari Satya.

Satya memandang Sekar dengan serius, tersenyum kecil. "Ini sebagai permintaan maaf gua. Karena gua selalu ngatur lo," Satya menarik napas panjang dan melanjutkan kalimatnya. "mungkin gua terkesan egois, tapi gua cuma gak mau lo kenapa-napa."

Sekar menatapnya lama, tak bisa menahan senyum yang merekah di wajahnya. "Padahal gak perlu kasih gua hadiah," gumamnya. "gua juga paham ko, lo cuma mau jagain gua."

"Gua pilih yang kupu-kupu, supaya lo bisa terbang sebebas kupu-kupu. Gua gak akan nahan lo," ucapnya tulus. "tapi lo harus tau, gua selalu jagain lo. Apa pun yang terjadi nantinya."

Sekar menunduk, menahan rasa hangat yang menggelitik dadanya. Ia mengeluarkan kalung itu dari dalam kotak dengan perlahan. "Makasi, Bang…" suaranya nyaris berbisik.

Satya mengulurkan tangannya, berkata dengan pelan. "Biar gua yang pasangin."

Sekar membalik badan, membiarkan Satya memasangkan kalungnya di leher Sekar. Jemari Satya menyentuh kulitnya sesaat—cukup untuk membuat jantung Sekar berdegup kencang.

"Oke, jadi makin cantik sekarang," kata Satya setelah berhasil mengaitkan kalungnya di leher Sekar.

Sekar menyentuh liontin kupu-kupu yang tergantung cantik di lehernya. "Gua suka banget, Bang."

Sekar memandangi pantulan wajahnya dari cermin di dalam toilet. Tangannya masih menyentuh liontin kupu-kupu yang tergantung di lehernya. Senyum kecil terukir di bibirnya.

Siapa sangka, sosok yang menyebalkan bagi Sekar—justru yang paling memperlakukan-nya dengan hangat.

Sekar membuka keran air, mencuci kedua tangannya dengan sabun, dan menata kembali rambutnya yang mulai tidak beraturan. Kemudian ia keluar dari dalam toilet dengan langkah pelan. Tapi baru saja dua langkah keluar, seorang pria dewasa tidak sengaja menubruk pundaknya.

"Aww..." Sekar meringis saat merasakan nyeri di pundaknya.

Pria itu menatapnya tajam. Membusungkan dadanya ke arah Sekar. "Kalo jalan itu pake mata, tolol!"

Sekar membeku sesaat, tapi kemudian membalas dengan tegas. "Lo yang buta! Ngapain lari-lari di tempat umum!"

Pria itu malah semakin mendekat ke arah Sekar. "Anak kecil kaya lo, udah berani kurang ajar!"

Sekar mundur selangkah. Kedua tangannya mengepal di samping tubuhnya. "Gua gak salah, makanya gua berani!"

Suasana menegang seketika, beberapa orang mulai mencuri-curi pandang ke arah Sekar. Jantungnya berdegup kencang—antara takut dan marah. Pria itu semakin mencondongkan tubuhnya, membuat Sekar terlihat seperti seorang anak kecil yang ketakutan karena baru saja membuat kesalahan. Tubuhnya bergetar kecil, tapi matanya masih menatap pria itu dengan berani.

Tapi sebelum terjadi hal yang semakin buruk, Satya datang dengan tergesa. "Sekar!"

Satya berdiri tepat di depan Sekar, memberi perlindungan agar Sekar menjauh dari pria dewasa di depannya. "Mas ada masalah apa sama Adik saya?"

Pria itu mendengus, menampilkan wajah sok jagoan. "Bilangin sama dia, jangan belagu jadi cewek!" bentaknya, kemudian pergi begitu saja.

Satya baru saja hendak mengejar pria itu, sebelum tangan Sekar menahan-nya. "Biarin aja," gumam Sekar dengan kepala tertunduk.

Satya mencengkram kedua pundak Sekar, memastikan kondisinya. "Ada yang luka?"

Sekar menggeleng lemah, masih dengan wajah tertunduk lemas. Satya merangkul pundaknya hati-hati, mengajaknya keluar dari restoran.

Bagi Satya, yang terpenting adalah keamanan dan kenyamanan Sekar. Ia tak akan membiarkan siapa pun menyakiti Sekar. Meski Satya harus berhadapan dengan orang lain karenanya.

1
Eli sulastri
apa nantinya mereka jadi pasangan kekasih?
Alfaira: Boleh ditebak2 sendiri 🫰🏻 tapi keknya udah ketebak sii 😅
total 1 replies
Eli sulastri
bahagianya liat adik kakak akur
Alfaira: Haruss dong kakakk, kan tetap keluarga 🫰🏻
total 1 replies
Roxanne MA
haha lucu bngt nih couple
Roxanne MA
haha maksa banget
Roxanne MA
bisa bisanya dia ngomong kaya gitu
elica
wihh kerenya✨❤️
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
elica: jangan lupa like nya juga ya kak❤️
Alfaira: Seneng bangettt. bolehh ko. aku baca karyamu juga yaaa walaupun gak langsung semua 😚
total 2 replies
Reaz
tetap semangat thor.../Ok//Good/
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Alfaira: wahhh bolehhh bangettt, ditunggu ya kedatanganku pas lagi senggang
total 1 replies
Bulanbintang
Sedikit masukan, Kak. Di kalimat ... dari makam Rinjani, Satya berhenti.
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉
Bulanbintang: gk papa, emang suka kelewat aja biasanya. 😄
Alfaira: makasiii, akuu revisi 🫡 masih suka gak fokus kadang
total 2 replies
Bulanbintang
Greget sama nama kontaknya. Mana bacanya sambil ngegas pula. 😂😂🤣
Alfaira: hihiii , gak ngegas gak asik kak di hidupku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!