Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.
Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Sushi Dan Kejutan
Restoran sushi yang mereka datangi tidak terlalu ramai malam hari ini. Aroma sushi dan kecap asin memenuhi udara. Satya duduk bersebelahan dengan Sekar di salah satu bilik yang setengah tertutup oleh tirai, membuat kesan privat.
Sekar sibuk memotret sushi yang sudah disajikan di atas piring panjang dan ditata rapi di atas meja. "Cantik tampilan sushinya."
Satya menopang dagu dengan satu tangan, memperhatikan Sekar yang antusias dari samping. Terkesan sangat cantik dan imut. Dari dalam sakunya ia mengeluarkan ponsel dan memotret Sekar. "Lo juga cantik," gumamnya tanpa sadar.
Sekar menghentikan kegiatan-nya, melirik Satya. "Basi lo!" sentaknya sambil meninju lengan Satya.
Satya terkekeh, mengambil sepotong sushi dengan sumpit dan mencelupkan-nya ke shoyu, kemudian memberikan-nya pada Sekar. "Cobain sushinya."
Sekar membeku, masih berusaha memahami situasi. Membuat Satya berdecak pelan. "Tangan gua pegel, Sekar!"
Sekar buru-buru membuka mulut, menerima satu suapan dari Satya dan mengunyah dengan perlahan.
"Gua punya satu kejutan lagi buat lo," kata Satya tiba-tiba, nada suaranya mendadak serius—membuat Sekar menoleh cepat.
"Resep baru lagi?" tebak Sekar dengan setengah bercanda.
Satya merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam, lalu menaruhnya di atas meja. "Ini kejutan buat lo," katanya dengan lembut.
Sekar menatap kotak itu dengan kening berkerut, kemudian tertawa pelan. "Lo mau ngelamar gua ceritanya?"
"Enggaklah, anjir!" kata Satya sedikit terkejut. Tidak mungkin ia melamar seorang siswi SMA. Terlebih lagi, Sekar adalah adiknya sendiri.
Sekar meraih kotak kecil itu dan membukanya secara perlahan. Sebuah kalung sederhana dengan liontin berbentuk kupu-kupu yang berkilau di bawah cahaya lampu restoran. Sekar menyentuh kalungnya dengan hati-hati.Takut akan menggores kalungnya.
"Ini serius buat gua?" matanya menatap tak percaya. Padahal Sekar tidak sedang berbuat apa pun. Hari ini bukan hari lahirnya—nilai sekolah Sekar pun tidak ada kemajuan. Aneh rasanya menerima sebuah hadiah tanpa maksud dan tujuan tertentu dari Satya.
Satya memandang Sekar dengan serius, tersenyum kecil. "Ini sebagai permintaan maaf gua. Karena gua selalu ngatur lo," Satya menarik napas panjang dan melanjutkan kalimatnya. "mungkin gua terkesan egois, tapi gua cuma gak mau lo kenapa-napa."
Sekar menatapnya lama, tak bisa menahan senyum yang merekah di wajahnya. "Padahal gak perlu kasih gua hadiah," gumamnya. "gua juga paham ko, lo cuma mau jagain gua."
"Gua pilih yang kupu-kupu, supaya lo bisa terbang sebebas kupu-kupu. Gua gak akan nahan lo," ucapnya tulus. "tapi lo harus tau, gua selalu jagain lo. Apa pun yang terjadi nantinya."
Sekar menunduk, menahan rasa hangat yang menggelitik dadanya. Ia mengeluarkan kalung itu dari dalam kotak dengan perlahan. "Makasi, Bang…" suaranya nyaris berbisik.
Satya mengulurkan tangannya, berkata dengan pelan. "Biar gua yang pasangin."
Sekar membalik badan, membiarkan Satya memasangkan kalungnya di leher Sekar. Jemari Satya menyentuh kulitnya sesaat—cukup untuk membuat jantung Sekar berdegup kencang.
"Oke, jadi makin cantik sekarang," kata Satya setelah berhasil mengaitkan kalungnya di leher Sekar.
Sekar menyentuh liontin kupu-kupu yang tergantung cantik di lehernya. "Gua suka banget, Bang."
Sekar memandangi pantulan wajahnya dari cermin di dalam toilet. Tangannya masih menyentuh liontin kupu-kupu yang tergantung di lehernya. Senyum kecil terukir di bibirnya.
Siapa sangka, sosok yang menyebalkan bagi Sekar—justru yang paling memperlakukan-nya dengan hangat.
Sekar membuka keran air, mencuci kedua tangannya dengan sabun, dan menata kembali rambutnya yang mulai tidak beraturan. Kemudian ia keluar dari dalam toilet dengan langkah pelan. Tapi baru saja dua langkah keluar, seorang pria dewasa tidak sengaja menubruk pundaknya.
"Aww..." Sekar meringis saat merasakan nyeri di pundaknya.
Pria itu menatapnya tajam. Membusungkan dadanya ke arah Sekar. "Kalo jalan itu pake mata, tolol!"
Sekar membeku sesaat, tapi kemudian membalas dengan tegas. "Lo yang buta! Ngapain lari-lari di tempat umum!"
Pria itu malah semakin mendekat ke arah Sekar. "Anak kecil kaya lo, udah berani kurang ajar!"
Sekar mundur selangkah. Kedua tangannya mengepal di samping tubuhnya. "Gua gak salah, makanya gua berani!"
Suasana menegang seketika, beberapa orang mulai mencuri-curi pandang ke arah Sekar. Jantungnya berdegup kencang—antara takut dan marah. Pria itu semakin mencondongkan tubuhnya, membuat Sekar terlihat seperti seorang anak kecil yang ketakutan karena baru saja membuat kesalahan. Tubuhnya bergetar kecil, tapi matanya masih menatap pria itu dengan berani.
Tapi sebelum terjadi hal yang semakin buruk, Satya datang dengan tergesa. "Sekar!"
Satya berdiri tepat di depan Sekar, memberi perlindungan agar Sekar menjauh dari pria dewasa di depannya. "Mas ada masalah apa sama Adik saya?"
Pria itu mendengus, menampilkan wajah sok jagoan. "Bilangin sama dia, jangan belagu jadi cewek!" bentaknya, kemudian pergi begitu saja.
Satya baru saja hendak mengejar pria itu, sebelum tangan Sekar menahan-nya. "Biarin aja," gumam Sekar dengan kepala tertunduk.
Satya mencengkram kedua pundak Sekar, memastikan kondisinya. "Ada yang luka?"
Sekar menggeleng lemah, masih dengan wajah tertunduk lemas. Satya merangkul pundaknya hati-hati, mengajaknya keluar dari restoran.
Bagi Satya, yang terpenting adalah keamanan dan kenyamanan Sekar. Ia tak akan membiarkan siapa pun menyakiti Sekar. Meski Satya harus berhadapan dengan orang lain karenanya.
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉