Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.
Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.
Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.
CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.
Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Makan Siang
"Apa tadi Bapak menguping?" tanya Aisyah.
Alby tersenyum, tak tahu harus menjawab apa. Dia tak mungkin menyangkal ucapan Aisyah.
"Aku tak bermaksud menguping, tapi karena sudah terlanjur masuk dan ada yang harus aku kerjakan, jadi aku juga mendengar obrolan kamu dengan seseorang tadi," jawab Alby.
Aisyah menarik napas dalam. Dia memandangi jalanan dengan tatapan kosong. Alby juga tak mengganggu dengan meminta jawaban. Membiarkan wanita itu larut dalam pikirannya sendiri.
Saat keduanya terdiam dan telah larut dalam pikiran masing-masing, akhirnya Aisyah bersuara. Dia tampak mengutarakan semua dengan hati-hati.
"Bukannya aku tak bisa melupakan dia, Pak. Mungkin hati ini belum ikhlas, atau belum terbiasa tanpanya. Kami berhubungan lebih dari lima tahun, dan aku terbiasa dengannya," ucap Aisyah.
Dia tampak sangat sulit untuk mengatakan itu. Mungkin dia ingin menyimpannya sendiri, tapi sebagai manusia biasa, dia juga butuh seseorang untuk mendengar keluh kesahnya.
"Kalau begitu, cobalah mengikhlaskan. Berpikir positif saja, kalau dia bukan jodohmu. Jangan berusaha melupakan, karena dengan kamu mencoba melupakan, secara tak langsung kamu juga mengingatnya. Biarkan saja mengalir, nanti secara perlahan setelah kamu terbiasa tanpanya, kamu akan bisa melupakan," ungkap Alby dengan suara lembut.
Aisyah tersenyum mendengar ucapan pria itu. Tak menyangka jika atasannya bisa juga bicara serius. Dua minggu bekerja dengannya, selalu saja pria itu bercanda. Lebih sering ngerjain dirinya.
"Terima kasih, Pak. Maaf, jika aku jadi curhat," ucap Aisyah dengan tersenyum.
Setengah jam kemudian mobil telah memasuki halaman parkir sebuah restoran. Alby berjalan masuk diikuti oleh Aisyah. Mereka memilih ruangan VIP.
Alby memesan berbagai menu makanan. Dan setelah semua dihidangkan, pria itu meminta Aisyah menyantapnya.
"Ayo makan!" perintah Alby. "Makanan ini tak akan habis kalau hanya di tatap saja!"
"Iya, Pak," jawab Aisyah.
Aisyah menatap semua menu. Tak ada yang menggugah seleranya. Entah mengapa dia ingin makan asam pedas ikan patin. Lauk yang ada di meja tak membangkitkan selera makannya.
Alby telah mulai menyantap nasi dengan berbagai lauk di piringnya. Tapi, saat dia melirik ke arah Aisyah, dia lalu menghentikan suapannya. Gadis itu belum juga menyentuh apapun.
"Kenapa belum makan juga? Apa tak ada lauk yang kamu suka?" tanya Alby. Dia merasa sedikit heran, karena di meja telah terhidang berbagai menu. Dari rendang ayam, daging, udang balado, dendeng, sup dan banyak lagi.
"Aku masih kenyang," jawab Aisyah. Tak enak hati jika mengatakan jika dirinya ingin makan asam pedas ikan patin.
"Kenyang? Memangnya kamu makan apa tadi?" tanya Alby. Aisyah menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu kenapa bilang kenyang? Katakan saja lauk yang kamu inginkan. Kalau ada nanti bisa dipesan," ucap Alby.
"Aku sebenarnya ingin asam pedas ikan patin," jawab Aisyah dengan suara pelan. Tak enak hati. Masa sudah di ajak makan, masih saja memilih lauk.
Alby tersenyum sedikit, seolah-olah lega karena Aisyah akhirnya jujur tentang keinginannya. "Asam pedas ikan patin? Kenapa tak bilang dari tadi? Aku tanyakan dulu sama pelayannya, apakah ada menu itu hari ini," tutur Alby dengan suara yang ramah.
Aisyah jadi merasa tambah tak enak. Dia seperti meminta pada suaminya saja. Tapi, dia tak bisa juga mengindahkan keinginan itu. Entah mengapa, dia sangat menginginkan lauk tersebut. Seperti sedang ngidam.
Aisyah merasa sedikit lega, karena Alby tidak marah atau kesal dengan keinginannya. "Maaf, Pak. Aku jadi merepotkan, Bapak," ungkap Aisyah merasa tak enak hati.
Alby menggelengkan kepala, seolah-olah tidak ingin Aisyah meminta maaf. "Tidak apa-apa, Aisyah. Bukan aku yang memasaknya. Tinggal pesan saja," balas Alby.
Aisyah tersenyum. Dia jadi melihat sisi lain dari pria itu. Ternyata Alby sangat pengertian dan perhatian. Dia memanggil pelayan restoran. Seorang pria datang menghampiri mereka.
"Ada yang bisa kami bantu, Pak?" tanya Pelayan itu dengan ramah.
"Apakah hari ini ada tersedia menu asam pedas ikan patin?" tanya Alby kepada pelayan restoran.
Pelayan restoran memeriksa menu dan kemudian menjawab, "Ya, Pak. Asam pedas ikan patin adalah salah satu menu spesial kami hari ini."
Alby mengangguk dan tersenyum, kemudian berpaling kepada Aisyah. "Baiklah, aku akan pesan asam pedas ikan patin untuk kamu," kata Alby dengan suara yang ramah.
Aisyah tersenyum sedikit, merasa lega karena keinginannya bisa dipenuhi. "Terima kasih, Pak," kata Aisyah dengan suara yang lembut. Wajahnya memerah karena malu. Baru saja jadi karyawan sudah berani meminta sesuatu dengan atasan.
"Saya pesan asam pedas ikan patin," ucap Alby.
"Baik, Pak. Mohon tunggu sebentar. Apakah ada pesanan lainnya?" tanya petugas itu.
"Itu saja," jawab Alby.
"Baik, kalau begitu saya pamit," ujar pelayan. Dia lalu meninggalkan mereka berdua.
Setelah pelayan pergi, Aisyah kembali merasa tak enak hati. "Sekali lagi, maaf, Pak. Aku jadi tak enak. Sudah diajak makan siang, malah ngelunjak. Minta menu lain lagi," cicit Aisyah.
"Makanya dienakin aja. Jangan sering merasa tak enak," balas Alby. Aisyah jadi tersenyum.
Dari awal mereka bertemu, Aisyah tak ada melihat keangkuhan dari pria itu. Namun, rekan kerja mereka selalu mengatakan jika atasan mereka tersebut sangat angkuh dan dingin. Padahal, menurutnya, Alby justru atasan yang tidak kaku. Suka bercanda.
Beberapa saat kemudian, pelayan datang membawa menu pesanan mereka. Melihat asam pedas ikan patin tersebut, Aisyah langsung tersenyum. Dia mengambil nasi dan memasukan satu potong ikan ke piring. Gadis itu langsung melahapnya.
Aisyah menutup mata sejenak, menikmati rasa asam pedas ikan patin yang lezat. "Mmm ... enak sekali, Pak," kata Aisyah dengan suara yang puas.
Alby tersenyum, melihat reaksi Aisyah yang sangat menikmati makanan. "Aku senang kamu suka," jawab Alby dengan suara yang hangat.
Aisyah membuka mata dan memandang Alby dengan senyum. "Terima kasih, Pak. Aku memang suka asam pedas ikan patin," balas Aisyah dengan suara yang gembira.
Alby mengangguk, kemudian mengambil makanan dari piringnya sendiri dan mulai makan. Dalam diam dia melirik ke arah Aisyah. Gadis itu tampak sangat menikmati menunya.
"Kamu laper apa doyan?" tanya Alby saat melihat Aisyah menambah nasinya.
"Dua-duanya, Pak. Tapi, sumpah, ini enak banget, Pak. Coba nih ...." Aisyah mengulurkan sendok yang berisi sepotong kecil ikan patin. Tanpa ragu, Alby membuka mulutnya. Aisyah lalu menyuapi atasannya itu.
"Enak ...," ucap Alby.
"Benar'kan, Pak. Ikannya enak banget. Bapak mau lagi?" tanya Aisyah.
Gadis itu kembali mengambil potongan kecil ikan dan mengulurkan sendok itu ke mulut Alby. Saat ikan itu telah masuk ke mulut pria itu, dia baru sadar jika itu sendok bekas suapannya. Aisyah jadi terdiam.
"Kenapa ...?" tanya Alby melihat perubahan wajah gadis itu.
"Itu tadi aku suapin Bapak dengan sendok bekas mulutku," ucap Aisyah dengan suara pelan.
"Kamu nggak ada penyakit menular'kan?" tanya Alby. Aisyah menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Kalau begitu, tak ada masalah'kan!"
"Takut dibilang tak sopan aja, Pak. Masa bekas aku diberi ke Bapak," ujar Aisyah.
"Apa aku ada mengatakan itu?" Kembali Alby bertanya. Aisyah menggelengkan kepala sebagai tanggapan. "Kalau begitu tak ada masalah. Lanjutkan aja makannya."
Alby kembali meneruskan makannya, begitu juga Aisyah. Saat sedang asyik menyantap makanan, dia merasakan mual. Gadis itu lalu menghentikan suapannya.
"Maaf, Pak. Aku mau ke belakang," ucap Aisyah. Dia langsung berdiri. Tak mungkin mengatakan ingin ke toilet di saat atasan masih makan.
Dengan tergesa, Aisyah berjalan menuju kamar mandi. Dengan cepat dia masuk. Gadis itu langsung muntah. Semua yang dia makan tadi keluar. Hingga dia merasa seluruh isi perutnya telah tumpah. Aisyah juga merasa sangat pusing.
"Ada apa dengan tubuhku ini, kenapa sudah tiga hari ini aku selalu begini. Muntah terus dan pusing," gumam Aisyah pada dirinya sendiri.
seperti cintanya alby yg nyantol di hati wanita yg sudah hamil anak orang lain.../Smile//Smile/
next...
alby rela melakukan ini...