NovelToon NovelToon
MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

Status: tamat
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Angst / Penyesalan Suami / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:490.3k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Marina, wanita dewasa yang usianya menjelang 50 tahun. Telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarganya. Demi kesuksesan suami serta kedua anaknya, Marina rela mengorbankan impiannya menjadi penulis, dan fokus menjadi ibu rumah tangga selama lebih dari 27 tahun pernikahannya dengan Johan.

Tapi ternyata, pengorbanannya tak cukup berarti di mata suami dan anak-anaknya. Marina hanya dianggap wanita tak berguna, karena ia tak pernah menjadi wanita karir.

Anak-anaknya hanya menganggap dirinya sebagai tempat untuk mendapatkan pertolongan secara cuma-cuma.

Suatu waktu, Marina tanpa sengaja memergoki Johan bersama seorang wanita di dalam mobilnya, belakangan Marina menyadari bahwa wanita itu bukanlah teman biasa, melainkan madunya sendiri!

Akankah Marina mempertahankan pernikahannya dengan Johan?

Ini adalah waktunya Marina untuk bangkit dan mengejar kembali mimpinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#4

#4

“Da … Nenek.” Gwen melambaikan tangannya ketika motor Yosh mulai melaju. 

“Dada, Sayang, baik-baik di sekolah, ya?” 

“Jalan dulu, Bude,” pamit Yosh. 

Marina pun melambaikan tangan, menatap kepergian Yosh mengantar Gwen ke Sekolahnya, kemudian pria itu lanjut bekerja. Tempat kerja Yosh tak terlalu jauh, dan masih cukup fleksibel jika ia harus meninggalkan pekerjaannya karena harus menjemput Gwen. 

Marina merebahkan tubuhnya di bangku panjang yang berada di depan teras rumah bu Juju, pandangannya menerawang menatap langit-langit rumah. 

“Sepagi ini, wajahmu sudah kelihatan lelah.” Bu Juju sedang mencuci sayur yang baru selesai ia siangi. 

“Hmmm, tahu sendiri seperti apa Gwen,” jawab Marina. 

Bu Juju hanya bisa menghembuskan nafas, sudah puluhan kali ia menyarankan pada Marina agar tegas dengan Diana. Namun semua seperti angin lalu, Marina tak pernah mau mendengarkan kata-katanya. 

“Ya mau bagaimana lagi, jalani dengan ikhlas, karena itu pilihanmu.” Marina menolehkan wajahnya, heran sekali karena hari ini bu Juju tak menasehatinya panjang lebar. 

“Apa yang salah dengan pilihanku, ya? Kenapa sekarang tak ada yang terlihat baik-baik saja?”

“Kamu cuma kurang tegas,” jawab bu Juju kalem. “Andai Kamu sedikit tegas dengan Diana, tentu sekarang Gwen tak akan merepotkanmu.” 

“Tapi Aku kasihan pada Diana yang masih berambisi menjadi pengacara utama.”

“Aku ini bukan orang berpendidikan, Rin, tapi apakah tidak ada cara lain untuk jadi pengacara utama? Sampai-sampai Diana harus begitu merepotkanmu. Dan lagi, Aku tak percaya jika seorang wanita bisa sukses dalam pekerjaan, sementara mengurus anaknya saja ia masih sangat bergantung pada Ibunya.” 

Marina tak menceritakan apa yang ia alami kemarin, jika saja bu Juju tahu, tentu wanita itu yang akan bersikap paling vokal saat ini. 

Marina bangkit dari baringnya, ia harus segera menyelesaikan pekerjaan rumah yang sedang menunggunya. “Mau kemana? Santai dulu sini, Kamu juga perlu istirahat.” 

“Istirahat tak cocok untukku.”

Bu Juju begitu gemas mendengar ucapan Marina, ia menarik lengan wanita itu hingga Marina kembali duduk di kursinya. “Sekali-kali Kamu harus melupakan pekerjaan rumah, carilah ART agar pekerjaanmu sedikit berkurang!” seru bu Juju. 

“Daripada bayar ART lebih baik uangnya Aku tabung untuk kebutuhan lain.” 

“Lagi-lagi itu yang Kamu katakan, Suamimu itu uangnya banyak, sayang sekali kalau Kamu tak menghabiskannya.” 

“Aku ini tak bisa menghasilkan uang, masa harus menghamburkan uang?” 

“Memang itu tugasmu sebagai istri, jika bukan Kamu yang menghabiskan uang Suamimu, maka Wanita lain yang akan melakukannya.” Bu Juju memang ceplas-ceplos, ia tak pernah ragu mengungkapkan isi pikirannya selama hal itu benar. 

Deg! 

“Apa benar begitu, Ju?!” tanya Marina kaget, detak jantungnya kembali berpacu, teringat ketika melihat ada wanita lain di mobil suaminya. 

“Ya mungkin saja!” 

“Kok mungkin sih, Ju? Yang bener dong jawabnya,” desak Marina mulai khawatir jika perkataan bu Juju, serta apa yang ia lihat kemarin siang, benar adanya. 

Bu Juju kembali menghela nafas, “Tentu saja Aku tak berharap kalimatku benar, amit-amit jangan sampai terjadi, tadi itu hanya perumpamaan.”

“Kamu itu, membuatku takut saja.” Marina menyikut lengan Bu Juju. 

“Ya tapi memang tak ada salahnya jika sesekali Kamu bersenang-senang dengan menggunakan uang Suamimu, apa salahnya? Lakukan saja, Biar Kamu juga merasakan betapa nikmatnya bisa berbelanja sesuka hati. Jangan seperti Aku, yang memang tak bisa seperti itu, karena Aku tak punya suami yang memberiku uang.” 

Sejenak, Marina merenungkan perkataan bu Juju, “Tapi, jaman sekarang susah mencari ART yang bisa dipercaya, Ju.” 

“Tak usah dipikirkan kalau soal itu, nanti Aku bantu mencari.” 

•••

Malam harinya, Marina yang telah mempertimbangkan saran bu Juju, bermaksud meminta izin pada Johan, agar pria itu mengizinkannya memakai jasa ART untuk meringankan pekerjaan rumahnya. 

Dan kebetulan Johan pulang tepat waktu, membuat Marina senang, karena kali ini masakannya tak akan berakhir sia-sia. 

“Siapkan air panas, Aku mau mandi!” perintah Johan, ia bahkan mengabaikan sapaan Marina, juga tak mengucap salam. 

“Iya, sambil menunggu, duduk dan makanlah dulu,” titah Marina. 

“Aku sudah makan.” 

Jawaban Johan membuat semangat Marina memudar, kali ini pun makanan akan berakhir sia-sia lagi. “Kenapa tak bilang? Tahu gitu tadi Aku gak masak.” Marina menggerutu seorang diri. 

“Sejak kapan Aku mengatakan padamu soal ini dan itu? Merepotkan saja,” balas Johan yang tanpa sengaja mendengar gerutuan Marina. 

Marina hanya diam, namun tetap dongkol luar biasa karena lagi-lagi lelahnya hanya berujung sia-sia. Jika saja Johan menyampaikannya dengan kalimat yang lebih manis, tentu Marina tak akan geram dengan tingkah Johan. 

Setelah air panas siap, Johan pun masuk ke kamar mandi, sikapnya tetap dingin, tanpa ucapan terima kasih. Marina pun mengemas kembali makanan yang sudah ia masak, tentu saja ia akan memberikannya pada Bu Juju, dari pada makanan tersebut berakhir sia-sia di tempat sampah. 

Ketika kembali ke rumah, Marina kembali melihat keanehan, Johan memakai sepatu berbeda dari yang ia kenakan ketika pagi tadi berangkat kerja. 

Marina sangat menghafal semua detail kecil yang ada di rumahnya, karena itulah, ia juga hafal jumlah sepatu milik suaminya, termasuk jika Johan membeli sepatu baru, Marina langsung tahu. 

“Apa yang Kamu lakukan di belakangku, Mas?” gumam Marina, ia meremas sepatu Johan yang ada di genggaman tangannya. 

Marina kembali melangkah ke dalam rumah, ia memeriksa semua pakaian Johan yang kini teronggok di keranjang baju kotor. Lagi-lagi Marina mencium aroma parfum berbeda, jika kemarin Marina mengabaikannya, maka kali ini ia tak akan tinggal diam. 

Ditengah kekalutan pikirannya, Marina kembali menemukan sesuatu yang telak memukul harga dirinya sebagai seorang istri. Ada noda lipstik tipis tertinggal di kerah kemeja Johan, airmatanya tak bisa ditahan, kecurigaannya kini seolah menemukan jawaban. 

“Kenapa Kamu?” tanya Johan acuh, ketika melihat Marina diam memang sambil memandang kemeja kotornya. 

“Ini apa, Mas?” tanya Marina dengan suara bergetar. 

“Apa? Itu kemeja, kan?” 

“Bukan kemeja yang Kumaksud, tapi ini!” Dengan tegas Marina menunjuk noda lipstik di kerah kemeja putih tersebut. 

Kalimat tanya tersebut membuat Johan diam. “Jawab, Mas! Apa dimatamu Aku masih terlihat banyak kekurangan?!” pekik Marina. 

Rasanya sungguh tak bisa digambarkan dengan kata-kata, selama ini, ia mengabdikan diri untuk suami dan anak-anaknya, dengan totalitas yang tak bisa dianggap main-main. 

Ada keinginan pribadi yang ia abaikan, ada impian yang bahkan tak sempat ia perjuangkan, ada hasrat terpendam yang ia tekan sedemikian rupa. Semua demi keluarganya. 

Mungkinkah Marina harus rela menerima jika perjuangan seorang ibu di rumah memang tak pernah terlihat, karena ia tak menghasilkan materi atau ketenaran. 

“Apa Mas juga ingin mengatakan, bahwa Aku membuatmu malu, karena Aku bukan wanita yang berkarir di luar rumah?!” 

1
Ma Em
Akhirnya semuanya merasakan kebahagiaan bersama keluarga serta anak2 nya kecuali Johan karena kelakuannya yg tdk bisa tahan dgn godaan pelakor akhirnya masa tuanya merasa menderita dan kesepian , tapi aku kasihan dgn anaknya Ina mantan Burhan Thor hdp nya sendiri anaknya sdg sakit semoga ada penolong yg baik hati untuk bisa menolong bayi Ina untuk diobati sampai sembuh dari sakitnya dan sehat kembali .
Ma Em
Alhamdulillah tuan Gusman dan Marina ada lagi seru nih apalagi sekarang ada Rayyan baby kesayangan tuan Gusman dan Marina semoga selalu sehat dan bahagia ya keluarga tuan Gusman .
Uba Muhammad Al-varo
tetangga nya the best,tahu yang mana yang harus di bela,ayo pasukan emak2 hajar terus pelakor songgong
Uba Muhammad Al-varo
Sonia...../Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
Uba Muhammad Al-varo
good ketegasan mu Marina bahkan kau harus lebih tegas lagi ke Johan si penghianat dan anak2 durhaka mu
Uba Muhammad Al-varo
rasain Johan belum ada hitungan sehari tanpa Marina kamu udah marah', rasakan apa lagi kedepannya kehidupan dan karir berubah drastis ke bawah kamu akan menyesal dan jiwa mu tergoncang seperti orgil/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uba Muhammad Al-varo
si Johan lelaki pecundang yang bisanya kadalin istrinya demi nafsu syahwat dan dunia nya,johan/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis
Lagi Mincan Bonchapnya /Panic/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis
Makan tuh cantik /Casual/
Dilla Fadilla
bagus Burhan kesempatan TDK DTG dua kali
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul,Ina adalah masa lalumu 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rayyan cemburu 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
rasain 🤪
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tuan Gusman
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 👍🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kirain kode minta adik buat Rayyan 🤭🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul, wangi aroma minyak telon😘
Puji Ustariana
author ini kisahnya apakah di noveltoon ?
Puji Ustariana: Aamiin semoga segera di luncurkan penisiran sama kisahnya kenzo makasih author atas karya2nya yg bagus sehat2 selau author semangaaaaat 💪🏻💪🏻🥰🥰
moon: iya, kan. insyaallah.

tapi belum di luncurkan. di tunggu ya /Smile/
total 2 replies
Astrid valleria.s.
makasih othor moon bonusnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!