NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Meski Dunia Menentang

Terlambat.

Dalam sekejap, Rendra sudah berada di depannya. Menyerangnya dengan kecepatan yang mustahil dipercaya pria seusianya.

Derap langkah. Serangan cepat. Dan sebuah tendangan keras menghantam bahu pria itu hingga terjengkang menabrak dinding.

“Berhenti mengusik Tuan Bayu dan Nyonya Ayla,” desis Rendra. “Atau kau akan menyesal selamanya.”

Pria itu berusaha bangkit, tapi Rendra mencabut sebilah pisau lagi dari balik jaketnya, menempelkannya ke tenggorokan pria itu.

“Sampaikan pada majikanmu…” bisiknya. “Jika kau terus bermain api, maka dia pun akan terbakar. Dan kami... tidak akan segan menjadikan bangkai sebagai peringatan.”

Tatapan mereka bertemu. Sorot mata pria itu tetap tumpul—tanpa rasa takut, tanpa niat mundur. Tapi ia tahu, ia kalah. Karena orang di hadapannya bukan sekadar penjaga. Ia adalah serigala yang menjaga istana.

“Kalian telah melewati batas,” ucap Rendra dingin. “Berhenti sekarang juga... atau mayatmu pun tak akan pulang.”

Rendra mundur perlahan, membiarkan pria itu menelan ancamannya. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik, meninggalkan bayangan dan ketakutan yang cukup nyata untuk membuat musuh berpikir dua kali.

Sementara itu, di rumah sederhana Ayla.

Bayu menangkup wajah Ayla dengan kedua tangannya yang besar, hangat, dan sedikit gemetar. Tatapannya dalam, penuh cinta, kerinduan, dan kekhawatiran yang tak bisa lagi ia sembunyikan. Jemarinya menyapu lembut sisi pipi Ayla, seolah berusaha menyampaikan semua yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata.

“Aku janji,” ucap Bayu dengan suara serak, nyaris seperti sumpah yang diucapkan pada dirinya sendiri. “Aku akan menyelesaikan semua ini. Aku akan membebaskanmu dari semua yang menyakitkan. Aku akan membersihkan nama mamamu, secepatnya.”

Ayla menarik napas panjang. Ada luka di balik helaan itu—luka yang datang dari kesadaran bahwa ia bukan satu-satunya yang mengisi sejarah hidup pria di hadapannya.

“Kau dan dia… sudah bersama selama dua dekade, Bay,” ucapnya pelan. “Dia nggak akan lepasin kamu begitu saja. Dua puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Pasti sudah banyak kenangan manis yang kalian bagi--”

“Tak ada kenangan manis di antara kami.” Potong Bayu cepat, tegas, tanpa ragu.

Ayla terpaku. Nada suara Bayu terdengar dingin namun jujur, seperti seseorang yang tak lagi sudi berdamai dengan masa lalu yang tak pernah ia pilih.

“Kami hanya pasangan suami istri di atas kertas,” lanjut Bayu. “Aku tak pernah menghabiskan waktu berdua dengan dia, kecuali karena urusan bisnis. Tak ada makan malam romantis, tak ada perayaan ulang tahun atau sekadar obrolan tengah malam. Rumah itu… selalu terasa seperti ruang rapat yang dingin.”

Ia menunduk sebentar, seperti menarik napas sebelum mengucapkan bagian terberat.

“Aku bahkan tak pernah tidur seranjang dengannya. Aku tak pernah menyentuh makanan atau minuman yang ia buat, apalagi menyentuh tubuhnya.”

Ayla membelalak. Jantungnya berdebar lebih cepat. Tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Namun Bayu tetap menatapnya dengan mata yang tak berpaling. Tak ada keraguan. Tak ada dramatisasi.

“Kau…” katanya lirih. “Kau adalah wanita pertama yang aku sentuh… dan akan jadi satu-satunya.”

Suasana di dapur itu berubah. Diam-diam, waktu seakan berhenti sejenak, memberi ruang pada dua hati yang selama ini digerus oleh rasa bersalah dan harapan yang mereka pendam sendiri-sendiri. Ayla terpaku, tubuhnya nyaris kehilangan kendali, seolah kata-kata itu menelusup ke tulang sumsum.

Ia ingin bertanya apakah itu sungguh nyata. Ingin memastikan bahwa ia tak salah mendengar. Tapi raut wajah Bayu—tatapan itu—menyampaikan sesuatu yang jauh lebih kuat dari sekadar pernyataan.

Bayu tidak sedang merayu.

Ia sedang membebaskan diri. Dan untuk pertama kalinya, membebaskan hati Ayla dari keraguan.

 

Di kamar sederhana yang disinari cahaya remang lampu tidur, Bayu memeluk tubuh Ayla erat-erat, seakan ingin menebus segala waktu yang terlewat tanpa kehadirannya. Napasnya masih tersengal pelan, namun wajahnya menampakkan kelegaan mendalam. Di pelukan Ayla, ia merasa utuh—setelah sekian lama menahan rindu, menahan naluri, dan mengabaikan hasrat demi menghormati keinginan wanita yang kini ada dalam pelukannya.

"Ayla.." gumam Bayu sambil mengusap rambut Ayla dengan lembut. "Mulai hari ini, aku akan memanggilmu dengan nama itu. Nama yang kau pilih sendiri. Nama yang melambangkan kebangkitan dan harapan. Nama yang kini berarti rumah... bagiku."

Ia mengecup pelipis Ayla. "Aku ingin menyelesaikan semuanya, secepat mungkin. Perceraian itu. Ellen. Masa laluku. Semuanya akan segera berakhir. Setelah itu, aku akan bersamamu... untuk selamanya."

Ayla tak menjawab. Ia hanya memejamkan mata, membiarkan detak jantung Bayu menjadi musik yang mengalun di antara kesunyian. Dalam pelukannya, ada hangat yang tak bisa dijelaskan. Ada kasih yang tak bisa digambarkan dengan kata.

Namun di tengah keheningan itu, ada sesuatu yang mengusik. Bayangan pria yang tak pernah ia lihat wajahnya, namun selalu hadir dalam mimpi buruknya. Ayah Bayu.

"Bay..." lirih Ayla, "apa papamu akan semakin membenciku? Sejak awal, beliau bahkan tak ingin aku menjadi bagian dari hidupmu... dari keluargamu."

Bayu terdiam sesaat, lalu perlahan mengangkat dagu Ayla agar mata mereka bertemu. Sorot matanya tenang, tapi dalam dan penuh ketegasan.

"Aku tak peduli dengan pendapat papaku," katanya pelan, namun tiap katanya mengandung bara yang tak bisa dipadamkan. "Sejak kecil, ia tak pernah memperlakukan aku seperti anak. Ia tak pernah peduli apakah aku bahagia atau tidak. Yang ia pedulikan hanya satu: harta dan nama besar keluarga."

Bayu menghela napas. "Tapi sekarang semuanya sudah berada dalam kendaliku, Ayla. Nama besar, harta, keputusan—semuanya."

Ia kembali memeluk Ayla erat-erat. "Kau tak perlu khawatir. Jangankan papaku... meski dunia menentangku, aku akan tetap memilihmu. Karena kita tidak mencuri, kita tidak menghancurkan. Kita hanya mengikuti suara hati. Dan jika kita berjalan di jalan yang benar, mengapa kita harus peduli pada suara yang menyalahi kita?"

Ayla memejamkan mata, membiarkan air matanya jatuh satu demi satu. Bukan karena takut. Tapi karena hatinya akhirnya percaya—ia telah memilih pria yang benar.

 

London, Inggris.

Di dalam sebuah ruang kerja megah bergaya klasik dengan perapian kecil yang masih menyala meski musim dingin belum datang sepenuhnya, Shailendra duduk diam di balik meja kayu mahoni tua yang tampak kokoh dan berwibawa, sepadan dengan pemiliknya. Usianya hampir menyentuh kepala tujuh, namun matanya masih menyimpan ketajaman yang sama seperti saat ia membangun kerajaan bisnisnya dulu—tajam, penuh perhitungan, dan dingin.

Di depannya berdiri seorang pria berjas hitam rapi, wajahnya serius dan sikapnya penuh hormat. Armand, tangan kanan sekaligus bayangannya selama hampir tiga dekade.

"Jadi, Bayu pergi menemui perempuan itu?" Suara Shailendra terdengar pelan, namun mengandung tekanan yang membuat ruangan terasa lebih dingin daripada seharusnya.

Armand mengangguk pelan. "Benar, Tuan. Ia menemui Nona Ayla secara diam-diam. Kami menemukan kendaraan pribadinya diparkir di lokasi, dan ia berada di dalam rumah itu cukup lama."

Shailendra menyandarkan punggungnya ke kursi kulit tua yang telah menemaninya selama bertahun-tahun. Ia menghela napas, perlahan, namun dalam. Matanya menatap tajam ke arah lukisan besar keluarganya yang tergantung di dinding—satu-satunya potret yang tak pernah ia ganti.

"Anak bodoh itu benar-benar keras kepala." Ia menggeleng pelan. "Padahal sudah jelas wanita itu bukan dari dunia yang sama dengan kita. Bahkan, seorang janda. Apa dia lupa bagaimana keluarga perempuan itu mencoreng martabat mereka sendiri?"

Nada suara Shailendra semakin tajam. "Adik perempuan itu merebut suami kakaknya sendiri. Skandal murahan yang seharusnya membuat mereka menundukkan kepala, bukan justru melenggang masuk ke kehidupan putraku."

Ia menatap Armand, dalam dan tegas.

"Sekarang, apa yang harus saya lakukan, Tuan?" tanya Armand akhirnya, meski ia sudah bisa menebak jawabannya.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga ayla, bayu, bayi mereka juga Syailendra selamat. bahagia till the end..
Dek Sri
semoga Ayla dan bayinya selamat
mbok Darmi
semoga bayu waspada dan tidak memperbolehkan ayla meminum segala jenis obat atau vitamin sebelum ditunjukkan ke dokter kandungan terpercaya, ingat bayu musuh dalam selimut mu ellen tdk akan pernah berhenti sebelum ayla mati
Ratu
g usah nyamain ama cerita sebelah yg pasti akan kena pisau y si pembuat onar lalu ayla msk RS , basithor , udah kebanyakan drama sampai puluhan thn, mboklgs kena ellen sendiri , gusah pake lama , udahhgemeess soal y org licik ngalahin yg jenius
Siti Jumiati
lanjut kak
abimasta
ellen akan berusaha melenyapkan ayla
^ã^😉
wanita seperti Ellen sungguh bahaya ,,dia yg Salah tapi menyalahkan orang lain atas segala kegagalan nya,

berhadap Ayla Dan debaynga Selamat Ellen yg hancur kalau g di penjara seunir hidup bisa meninggal Karna tertembak
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apakah kali ini Ellen melakukan sendiri atau ada yg membantunya?
De bungsu
dan kamu yg terlalu egois.. terlalu memaksakan kehendak, Agar Ellen ttp di samping Bayu
De bungsu
ayahnya Bayu yg handal, shailandra...
De bungsu
hati2 Bayu... jgn gegabah mengambil kepuasan
De bungsu
tegang yah... perang dari dalam tanpa berdarah²
mbok Darmi
jgn dibunuh dgn mudah ellen hrs dgn penderitaan yg setimpal yg sdh dirasakan ayla, jgn biarkan ellen berhasil dgn dendam nya semoga senjata makan tuan ellen yg terluka dan tertangkap polisi, semoga penolong ayla bayu atau Leo
syisya
kira" siapa yg mau ditikam, bayu atau ayla ?
mbok Darmi: pastinya ayla krn dia dianggap merebut semua yg menjadi miliknya
mbok Darmi: pastinya ayla krn dia dianggap merebut semua yg menjadi miliknya
total 2 replies
Dek Sri
tetap waspada Ayla dan bayu
Siti Jumiati
Ellen Kamu keras kepala banget sih, kenapa semakin gagal kamu semakin menjadi, kenapa kamu gk sadar2.
lanjut kak....
Siti Jumiati
ellen harusnya Kamu belajar dari pengalaman,sadarlah Ellen dendam tidak akan pernah membuat tenang,dan itu malah akan menciptakan masalah baru untukmu.
kalea rizuky
jalang woy lu yg jalang ayla mah masih perawan gk kayak lu gatel
kalea rizuky
sadar jalang berasa korban
kalea rizuky
kayaknya yg donor in laras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!