NovelToon NovelToon
Istri Siri Mas Alendra

Istri Siri Mas Alendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:162k
Nilai: 5
Nama Author: fitTri

Istriku menganut childfree sehingga dia tidak mau jika kami punya anak. Namun tubuhnya tidak cocok dengan kb jenis apapun sehingga akulah yang harus berkorban.

Tidak apa, karena begitu mencintainya aku rela menjalani vasektomi. Tapi setelah pengorbananku yang begitu besar, ternyata dia selingkuh sampai hamil. Lalu dia meninggalkanku dalam keterpurukan. Lantas, wanita mana lagi yang harus aku percaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitTri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Alendra

🌸

🌸

Wajah Listy merengut sepanjang perjalanan. Kedua tangan dilipat di dada sedangkan mulutnya tampak maju. Sesekali terlihat komat-kamit seperti tengah merapalkan doa.

“Kamu mengatakan sesuatu?” Alendra bertanya kepada Listy sementara matanya sesekali melirik spion di atas kemudi, melihat ke kursi belakang di mana Asyla duduk tenang mendekap putranya. Dia memastikan wanita itu baik-baik saja setelah memaksanya ikut padahal dia hampir saja tertidur. Alendra beralasan ingin menghindari fitnah karena mengantar seorang perempuan pulang ke rumahnya di waktu dini hari.

“Nggak,” jawab wanita itu, ketus. Tentu saja dia merasa tak senang karena siasatnya untuk melakukan pendekatan kepada Alendra gagal sudah di detik pertama dia melihat pria itu menuntun asisten rumah tangganya keluar untuk mengantarnya pulang.

“Tapi tadi saya dengar suara.” Alendra kembali berbicara sedangkan Listy tampak semakin kesal.

“Ramai juga ya? Tapi tumben nggak macet.” Dia terus saja berbicara untuk memecah keheningan di dalam mobil, hingga akhirnya tiba di tujuan.

Sebuah rumah minimalis di tengah kota yang merupakan tempat tinggal Listy terlihat masih ramai karena sepertinya disana juga baru saja diadakan acara tahun baru. Tampak dari wadah bekas makanan yang sudah kosong dan tempat pembakaran seperti pada umumnya.

Beberapa orang melihat ke arah mobil yang berhenti di depan pagar kemudian sepasang suami istri maju untuk memeriksa.

“Kok pulang, Neng? Katanya mau menginap?” tanya sang ibu ketika putrinya turun.

“Nggak jadi, Bu.” Listy menjawab.

“Diantar siapa itu?” Lalu perempuan yang usianya diperkirakan diatas 50 an itu menunduk untuk melihat pria di balik kemudi.

Alendra pun melambaikan tangan sambil mengangguk tanpa berniat untuk turun sama sekali. Dia merasa jika itu tak perlu dilakukan, selain memang karena malas untuk berbasa-basi, dirinya juga tidak mau menimbulkan kesalahpahaman di antara mereka.

“Atasan, Bu.” Listy menatap Alendra dan berharap jika pria itu akan turun. Setidaknya mengenalkan dirinya sendiri di hadapan orang tua dan agar menjadi ajang pamer di depan tetangga yang saat itu masih ada di rumahnya.

“Oh … mari, mampir dulu, Pak?” ucap ibunya kepada Alendra.

“Terima kasih, Bu. Maaf saya buru-buru.” Alendra menolak sehalus mungkin. Dia tak ingin menimbulkan spekulasi tidak jelas di antara mereka.

“Sudah malam, Pak. Apa tidak sebaiknya —”

“Maaf, saya bawa anak juga. Jadi harus segera pulang.” potong Alendra yang menunjuk ke belakang agar Asyla terlihat oleh pandangan mereka.

“Oh ….”

“Maaf ya, Listy. Saya langsung pulang.” Alendra beralih kepada Listy untuk berpamitan. Lalu tanpa menunggu jawabannya dia segera melajukan mobil keluar dari area itu.

*

Sekitar seratus meter berlalu Alendra tiba-tiba saja menghentikan laju kendaraan itu. Dia menoleh ke belakang di mana Asyla masih mendekap Tirta erat-erat. Sepertinya wanita itu kedinginan karena tubuhnya tampak menggigil.

“Pindah,” katanya sambil menyentakkan kepala.

“Maaf, Pak?” Asyla pun mendongak.

“Pindah ke sini, memangnya ini taksi?” Alendra memperjelas maksudnya, namun Asyla malah terdiam.

“Pindah, Asyla. Duduk di sini!” ulang pria itu yang akhirnya membuat Asyla menurut juga.

“Kamu kedinginan?” tanya nya setelah mobil kembali melaju membelah jalanan kota yang masih ramai. Suara terompet masih menggema di sepanjang jalan dan keriuhan sisa pesta tahun baru jelas terasa.

“Iya.” Asyla mengeratkan pelukan kepada Tirta.

“Masa sih? Padahal ac nya nggak saya rubah lho. Masih seperti biasa.”

“Mungkin karena ini malam, Pak. Jadi rasa dinginnya nambah.”

“Hmm ….”

“Kamu mau saya matikan ac nya?” tanya Alendra lagi.

“Terserah Bapak aja.”

Dan pria itupun menekan tombol untuk membuat suhu di dalam mobil berubah ke mode normal.

“Sudah lebih baik?” tanya nya lagi, dan Asyla pun menjawab dengan anggukkan.

“Di depan sana ada yang jual makanan, kamu mau mampir tidak?” Alendra terus mengajak Asyla berbicara sepanjang perjalanan karena memang hal itulah yang saat ini paling dia sukai. Entahlah, rasanya senang saja. Mendengar suaranya, menatap ekspresinya, dan semua gerak-gerik wanita itu meski dia hanya melihatnya lewat kaca spion. Sesekali ada senyum yang terbit seiring jawaban yang asisten rumah tangganya itu lontarkan meski hanya kata-kata pendek.

“Nggak usah, Pak. Kita pulang saja. Kasihan Tirta.” Suara Asyla terdengar serak dan itu membuat Alendra merasa tubuhnya meremang.

“Beneran?”

Wanita itu mengangguk lagi.

“Baiklah kalau begitu.” Dan Alendra pun membelokkan mobilnya ketika dia menemukan jalan menuju ke tempat tinggalnya.

***

“Tunggu, Syl!” Dengan langkahnya yang panjang-panjang dia mengejar Asyla begitu mereka turun dari mobil, dan Alendra segera merebut Tirta yang tetap terlelap sepanjang perjalanan. 

“Saya bisa, Pak.” Wanita itu sempat menolak, tetapi Alendra menulikan pendengaran. Dia berjalan mendahuluinya menuju ke paviliun belakang di mana ibu dan anak itu tinggal.

Lalu tanpa permisi Alendra menerobos pintu kamar dan segera membaringkan Tirta di tempat tidur.

“Umm, Pak. Saya ….” Dan mereka hampir saja bertabrakan ketika Alendra berbalik dan di saat yang bersamaan Asyla mendekat. Membuat suasana menjadi begitu terasa canggung.

“Umm ….”

“Istirahatlah. Kamu sudah bekerja keras hari ini.”

Asyla terdiam.

“Terima kasih, Asyla.” ucap Alendra lagi dengan senyum yang semanis tadi. Kedua sisi pipinya bahkan membentuk lesung pipi yang membuatnya tampak begitu manis.

Wanita itu tak menyahut karena dia merasa bingung dengan keadaan ini. Terlebih, perasaannya yang saat ini mulai tak menentu.

Hening sejenak dan Alendra sepertinya betah untuk menatap wajah lelah itu, namun dia secara refleks meraih tangan Asyla ketika art nya itu hendak bergeser ke samping.

“Mbu, mau ‘nen, Mbu.” Tetapi panggilan Tirta menyadarkan mereka dan Asyla segera menghampiri putranya.

“Maaf, Pak. Saya —” Lalu Alendra buru-buru keluar dengan perasaan canggung luar biasa.

“Setan kalau jam segini aktifnya minta ampun!!” gerutunya, dan dia benar-benar meninggalkan paviliun belakang.

***

Cahaya matahari menyelinap lewat celah tirai yang masih tertutup, namun Alendra masih bergelung di bawah selimutnya meski waktu sudah beranjak siang. Acara pesta tahun baru menyisakan rasa lelah yang lumayan membuatnya enggan beranjak dari peraduan. Namun suara ocehan anak kecil mengusik indra pendengaran sehingga dirinya terpaksa membuka mata.

“Bolanya, Bu!”

Matanya mengerjap perlahan untuk menarik kesadaran, lalu sedetik kemudian dia bangkit sambil menyugar rambut dan mengusap wajah. 

Diliriknya jam di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul 11 siang, dan ya ini pertama kalinya dalam hidup dia bermalas-malasan. Libur masih dua hari lagi, karena selain memang tanggal merah di tahun yang baru, hari itu dan esoknya terhitung akhir pekan.

“Yang biru, Bu.” Suara Tirta terdengar lagi.

“Jangan dilempar-lempar terus!”

“Yang merah!!” Anak itu tertawa.

“Tirta, jangan dilempar! Ibu capek ngambilnya, kan lagi kerja.”

Tirta tertawa lagi.

“Tunggu di sini, ya? Ibu mau jemur cucian.”

“Humm.” Kemudian hening.

Alendra turun dari tempat tidur dan bergegas membersihkan diri, lalu setelahnya dia keluar dari kamar. Mencari keberadaan Asyla dan Tirta yang suaranya kembali terdengar dari arah halaman belakang.

Seperti biasa, anak itu duduk di teras dengan mainan yang berserakan. Asyik dengan dunianya sendiri sedangkan ibunya sibuk dengan pekerjaan.

Villa sudah rapi, peralatan makan dan yang lainnya sudah kembali ke tempatnya sehingga tidak terlihat jejak pesta semalam. Entah jam berapa wanita itu bangun dan mulai bekerja membereskan segala hal.

“Tirta?” panggil Alendra setelah dia juga berada di teras.

“Bapak! Pesawat besar! Terbang, ngiung ngiung ngiung ….” Balita itu memegangi mainan pesawat terbang untuk ditunjukkan kepada Alendra yang segera duduk di dekatnya. Sedangkan Asyla hanya melirik kemudian fokus pada jemuran.

“Cuciannya banyak, Syl?” tanya Alendra yang beralih pada asisten rumah tangganya itu.

“Lumayan, Pak.”

Pria itu terdiam. Dia betah berlama-lama menatapnya yang tengah berusaha menyelesaikan tugas yang satu itu.

Sesekali Asyla menyeka dahi dan lehernya yang berkeringat, matahari pada hampir siang itu memang cukup terik sehingga suhu udara di luar sana terasa lumayan menyengat. Dan berkali-kali dia juga berhenti untuk melepas lelah. Angin semilir menerpa rambutnya yang digulung sedikit berantakan sehingga helaiannya berkibar perlahan.

“Bapak mau kopi?” tawarnya yang membuat Alendra tersadar dari lamunan.

“Hum?” Pria itu sedikit terkejut.

“Bapak mau kopi? Kalau mau saya bikinin dulu.” Asyla benar-benar menghentikan pekerjaannya dan beralih pada sang majikan.

“Eee … nggak apa-apa kalau kamu—” Namun wanita itu cepat-cepat melenggang ke arah dapur melewati Alendra, dan dia segera membuatkan kopi untuknya.

“Mau sarapannya juga nggak?” Dengan cepat dia kembali dan memberikan minuman beraroma khas itu, namun tak segera beranjak dari hadapan Alendra.

“Umm … nanti saja, Syl.” Dia menjawab. Menatap wanita itu lagi-lagi menimbulkan debaran tak biasa di dalam dada dan Alendra mulai memahaminya.

“Masa begini?” Gumamnya dalam hati, lalu dia menghirup udara sebanyak yang paru-parunya bisa tampung.

Ada rasa sesak, ngilu tapi juga menyenangkan. Apakah dirinya sedang jatuh cinta? Tanpa sadar dia tertawa.

“Ditanya mau sarapan malah tertawa?” ucap Asyla sebelum akhirnya dia kembali pada pekerjaannya.

🌸

🌸

Dih, kelakuan Bapak🤣🤣

1
Ratu Tety Haryati
Bu Andin ini nyariin jodoh buat, Mas Ale koq gak pernah bener. Sekarang malah milih, Si Resta jadi calon menantu. Terlalu dipuji malah berani bersikap berlebihan. Sekarang dengan lancangnya menampar mantu ibu yang sesungguhnya.

Ayo Syl ceritakan sedetail mungkin, sejak peristiwa pertama kali Mas Ale menyentuhmu akibat obat perangsang sampai sekarang SAH secara agama dan negara.
🌏 HeeŔeenã🔹️€$ ⚖️
Sudah lah Syl daripada kamu susah bicaranya, mending langsung kasih bukti buku nikah saja, bukti yg akurat.
Endang Priya
Thor. up nya jangan lama"ya.
Nazwa 123 nazwa
semangat syl💪
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat asyla
aurel chantika
jelaskan saja syl,jangan takut mak-mak online mendukungmu
aurel chantika
usir saja si resta itu
aurel chantika
tunjukan buku nikahnya syl,biar mereka percaya
aurel chantika
sabar ya syl😭😭😭
aurel chantika
perusuh datang lagi😲😲😲
aurel chantika
ayo mbak Hani bantu asyla,dengan kasih kesempatan dia tuk bicara
Al fathiya
bagusss.. saatnya membuka semuanya, Resta kurang ajar banget, malu nanti dia tuh, itu juga kalo punya malu
Djuniati 123
kurang asem resta berani nampar syla, mas ale balas nanti klo sdh sembuh lindungi istrimu, ayo syl ceritakan dr awal
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
semoga asyla membawa buku nikah dgn ale
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
bner tuh apa hubungan lo restart disana
Annie Gustava
duh moga pada percaya ma omongan km ya syil. takutnya km d usir dri rumah itu😔. le ayo lah inget dong kasian istri mu dia sendiri nga da siapapun tuk ungkap rahasia kalian
Sumini Mini
ayo jelaskan kk fit
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
si Resta udah keterlaluan,hanya karena takut gak mendapatkan Ale kembali dia sampai melewati batas sebagai tamu.Berpendidikan tapi gak beradab,itu bukan cinta yg kamu rasakan Resta tapi obsesi.
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
Gak apa2 Syl setidaknya kamu sudah jujur,dan bicaralah apa yg sebenarnya terjadi kenapa Ale yg sampai bersikeras ingin menikahimu meski kamu sudah menolaknya.Dan tenang ada pak Pardi, semoga dia lekas sehat dan kembali lagi agar bisa menjelaskan semuanya.
𝐙⃝🦜尺o
jujur saja syla toh kalian sudah menikah resmi secara agama dan negara, kalo mereka gak percaya bisa datang ke rumah pak rt dan pak Pardi yang jadi saksi pernikahan kalian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!