NovelToon NovelToon
Pengasuh CEO Cacat

Pengasuh CEO Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO
Popularitas:202.1k
Nilai: 5
Nama Author: Era Pratiwi

Membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan orang yang sangat ia sayangi, membuat seorang Fiorella harus merelakan sebagian kebebasan dalam kehidupannya.
"Pekerjaannya hanya menjadi pengasuh serta menyiapkan semua kebutuhan dari anaknya nyonya ditempat itu, kamu tenang saja. Gajinya sangat cukup untuk kehidupan kamu."
"Pengasuh? Apakah bisa, dengan pendidikan yang aku miliki ini dapat bekerja disana bi?."
"Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang pendidikan Dio, yang mereka lihat adalah kenerja nyata kita."
Akhirnya, Fio menyetujui ajakan dari bibi nya bekerja. Awalnya, Dio mengira jika yang akan ia asuh adalah anak-anak usia balita ataupun pra sekolah. Namun ternyata, kenyataan pahit yang harus Fio terima.
Seorang pria dewasa, dalam keadaan lumpuh sebagian dari tubuhnya dan memiliki sikap yang begitu tempramental bahkan terkesan arogan. Membuat Fio harus mendapatkan berbagai hinaan serta serangan fisik dari orang yang ia asuh.
Akankah Fio bertahan dengan pekerjaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Era Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCC. 28.

Kabar mengenai kehadiran Elio kembali di perusahaan, membuat semua orang yang mengenalnya kaget. Apalagi terjadi perombakan habis-habisan dalam manajemen perusahaan, tidak ada pandang bulu dalam persoalan pekerjaan.

"Laporkan semuanya padaku, aku ingin lihat orang-orang yang meremehkan ku selama ini." Elio begitu tenang, karena ia sudah merombak habis sistem kerja yang ada dan juga untuk pekerja di perusahaannya.

Semenjak Elio mengalami kecelakaan, perusahaan menghadapi goncangan hebat atas pemberitaan yang ada. Banyak sekali pendapat yang tidak enak didengar oleh telinga, sampai pada titiknya pria itu tidak hadir di perusahaan dan hanya diwakilkan oleh orang kepercayaannya.

"Siap tuan, eh tuan. Nona Fio, kok duduk manyun? Apa nggak kelewatan, tuan hanya membiarkan nya untuk diam seperti itu tanpa melakukan apapun, tuan?" Max berbisik, tatkala melihat wajah Fio.

"Biarkan saja, kamu kerjakan apa yang sudah aku perintahkan. Kaluar lah." Elio tetap menatap berkas yang masih ia periksa.

"Iya iya, dua insan manusia yang berduaan. Lalu ada orang ketiga disana, maka yang menjadi orang ketiga itu adalah setan. Dan setannya kini disuruh keluar, biar tetap bisa berduaan." Cibir Max.

"Max!" Nada suara yang begitu Max hapal.

"Iya, siap tuan." Max mengambil langkah panjangnya dan sebelum ia menutup pintu ruangan itu.

"Sstthh, nona Fio. Cemugud ya, cayo." Max memberikan semangat pada Fio.

"Max!!!

"Aduh!" Kepala Max terbentur pada daun pintu, karena ia kaget dengan suara keras Elio.

Brak!!

Pintu tertutup dengan cepat, sungguh Max suka mencari celah buat Elio marah. Mendapati Max yang terbentuk dengan pintu, membuat Fio menahan senyumannya. Bagi Fio, sikap Max sangat random (acak) untuk ukuran seorang asisten CEO.

"Kenapa kamu tersenyum?" Elio menatap Fio dengan heran.

"Orang tersenyum tidak ada larangannya, tuan." Fio yang sudah mulai terbiasa dengan sikap Elio, nampak begitu santai menanggapi nya.

"Dasar wanita tidak waras." Ketus Elio, lalu ia fokus kembali pada pekerjaannya.

Bingung harus melakukan apapun, Fio yang sebelumnya begitu antusias untuk mengerjakan laporan tugas akhirnya. Akan tetapi setibanya disana, ia hanya duduk manis seperti tamu yang tidak mengerjakan apapun. Berbagai ucapan serta peraturan telah Elio katakan padanya, menolak ataupun menarik diri pun akan terasa sangat sia-sia jika lawan bicaranya adalah Elio.

Karena bosan tidak melakukan apapun, Fio perlahan bergerak dan berjalan diberbagai sudut ruangan tersebut. Mata melihat banyak sekali buku mengenai bisnis terusik begitu rapi di lemari, ingin membacanya. Namun, bisnis bukanlah ilmu yang ia sukai.

Pada sudut dilemari tersebut, Fio menemukan berbagai album foto disana. Pergerakan Fio diketahui oleh Elio, akan tetapi pria itu membiarkannya saja. Karena menurutnya, tidak ada hal yang perlu ditakutkan.

Dan Fio, ia mengambil beberapa album lalu membawanya duduk. Membuka satu persatu lembaran album foto tersebut, diaman album tersebut berisikan pertemuan Elio dengan berbagai para pebisnis besar. Itulah yang bisa Fio lakukan, pekerjaan pun tidak ada yang diperbolehkan oleh Elio. Yang dimana, tujuannya datang ke perusahaan tersebut adalah untuk membuat tugas akhirnya. Namun, kenyataannya malah tidak seperti tujuan awal.

"Eh, apa ini?" Fio kaget, ketika mengembalikan album tersebut ke tempatnya.

Ada beberapa lembar foto yang tidak bersatu didalam album, dalam foto tersebut terdapat Elio dengan seorang wanita yang sangat cantik. Fio pun mengenalinya, Arabella. Ya, itu adalah foto Elio bersama Arabella disaat mereka masih bersama.

"Pantas saja belum bisa move on, wanitanya secantik ini. Dasar dianya saja yang keras kepala, dengan apa yang dia punya saat ini. Seharusnya banyak-banyak bersyukur, huh." Fio masih menatap foto tersebut, ia mengembalikan pada tempatnya setelah puas melihatnya.

"Lama-lama, mulutmu semakin lancang."

Seketika tubuh Fio menegang, suara itu membuatnya tidak bisa bergerak. Lalu perlahan, Fio membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah sumber suara yang ia dengar.

Namun setelah itu, Fio bersikap seperti biasa saja. Jika ia terus menerus merasa takut pada Elio, maka pria itu akan semakin membuatnya tertekan.

"Maaf tuan." Fio menundukkan sebagian tubuhnya pada Elio, lalu ia kembali duduk dengan posisi awalnya.

Saat sedang menetralkan nafasnya, sebuah berkas terlempar di atas kedua kaki Fio. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Elio, dan kedua tatapan mereka saling bertemu.

"Analis dan revisi berkas itu, istirahat siang harus sudah selesai." Elio kembali ke mejanya.

Masih menatap berkas yang ada, Fio mencoba membuka dan membaca tulisan yang ada disana. Dalam beberapa menit kemudian, kepala Fio mulai berputar. Sesekali ia mengedipkan kedua matanya, merasakan apa yang terjadi saat ini seperti mimpi.

Tugas akhir yang harus Fio kerjakan, berbeda dengan pekerjaan yang kini diberikan kepadanya. Helaan nafas itu terasa cukup berat, mau tidak mau. Fio berjalan menghampiri dimana Elio berada.

"Permisi tuan, sepertinya saya tidak bisa mengerjakan apa yang tuan perintahkan. Saya kurang paham dengan perintah itu." Fio meletakkan kembali berkas itu di atas meja.

"Kerjakan, atau tugasmu akan aku batalkan?" Lirik Elio dengan tajam.

"Tapi, tuan. Itu bukan bidang keahlian saya, lagian saya kesini untuk membuat laporan atas tugas akhir saya. Jika hanya duduk manis, lebih baik saya pulang." Balas Fio dengan tegas.

Ketika kaki itu melangkah ingin menjauh, tangan Elio terlebih dahulu menahan tangan milik Fio.

"Mulutmu bisa berbicara dan bertanya kan? Jangan hanya digunakan untuk bergosip, kalau mau pulang. Pulang saja, biar sekalian diculik dosenmu itu." Bisik Elio dengan bernadakan ancaman.

Teringat akan bayangan dimana dosennya itu hampir saja membuat hidupnya hancur, kedua mata Fio langsung terpejam. Kepalanya menggeleng, seperti merasakan ada trauma yang ia rasakan.

Merasakan tubuh wanita yang ia sentuh itu bergetar, membuat Elio mengkerutkan keningnya.

"Hei, jangan berpura-pura." Elio mengira jika Fio sedang berakting.

"Hei." Elio menggoyangkan tangan yang ia genggam.

Tak lama kemudian, tubuh itu luruh ke bawah. Dengan tangan yang masih digenggam oleh Elio, Fio berjongkok dan meringkuk membenamkan wajahnya di atas kedua kakinya.

...Kenapa dengan dia? Apa dia takut dengan bre***sek itu? Elio....

Pintu ruangan terbuka!

"Elio!"

Seorang wanita muncul dari balik pintu tersebut, dan ia kaget dengan apa yang ia lihat. Fio pun kaget, ia segera menarik tangannya yang masih berada dalam genggam Elio. Akan tetapi, pria itu menahannya.

"Tuan, tuan lepas." Bisik Fio.

"Diam!" Seperti biasa, Elio akan berkata seperti itu.

"Lepas tuan, ada orang." Fio berusaha menarik kembali tangannya.

Tidak ada jawaban dari Elio, dan masih dalam keadaan yang sama. Dan wanita yang masih berdiri didepan pintu, menatap keduanya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

...Siapa wanita ini? Sepertinya, aku pernah melihatnya. Tapi dimana ya, ah aku ingat. Ini wanita yang ada didalam foto album milik tuan. Fio....

1
Mamath Jahra Tea
🤣🤣 ujung" nya buncin ntar kmu
Hennyy Handriani
Makin seru nih
shena
😍😍😍
Delvyana Mirza
Kadar kali Tuan ini baah,vikin gemes aja
Delvyana Mirza
Jangan ketus2 kalau ngomong Tuan Elio ntar jatuh cinta,baru tau,
Delvyana Mirza
Dadat,sidah di bantu kow kasar dich,
Wance Purba
cowoknya terlalu egois thor😄
Ariany Sudjana
Elio siap-siap saja fio akan pergi tinggalkan kamu, kalau kamu masih seperti ini kelakuannya
Wance Purba
ga usah malu akui aja
Wance Purba
hajar Max ga usa pake izin 😃😃😃
Wance Purba
capek ya ngomong sama batu
Wance Purba
Dosen aneh
Wance Purba
keong beracun ya 🤣
Wance Purba
nyimak
Azizah Sby
bagus ceritanya... meski ada kesamaan dikit2 dr novel lain... tp cerita d sini d kemas apik
Azizah Sby
knp terputus y... pdhl lg seru2nya nih... ayo outhor semangat update nya
Yumma Proling
saya gk suka dengan karakter nya Fio Thor terlalu lemot orang nya
Dinda Anggita: Dia ini tukang curi penulisnya makanya kayak gini tulisannya
total 1 replies
Nadiya Puspita sari
#
Dwi Estuning
lanjutkan
Asih S Yekti
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!