Follow IG : @Mommy_Ar29
“Bukan kah aku istri kamu? Aku menantu dan ipar mereka,” jawab Shiena mencoba memberanikan diri menatap wajah Clayton yang kini tengah mengukung nya.
“Kau mengakui bahwa kau istri ku?” tanya Clayton dengan senyum smirk di wajah nya. Yang entah mengapa, kini malah terlihat begitu menyeramkan bagi Shiena.
“Ma—maksud ku, i—itu ... A—aku, aaahhhh!” Pekik Shiena ketika merasakan tangan Clayton mulai menjamah tubuh nya.
“Akan ku perlihatkan tugas dan kewajiban seorang istri yang sesungguh nya,” bisik Clayton tepat di telinga Shiena, hingga membuat tubuh wanita itu semakin menegang dan melengking.
Menikah dengan seorang Mafia, bergelimang harta dan kasih sayang. Tanpa ia tahu misteri di balik semua kejadian yang menimpanya.
Akankah Shiena bertahan dengan Clayton?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Haus
...~Happy Reading~...
Dengan langkah gontai nya, Shiena kembai ke ruangan dimana Clayton dan klien nya berada. Shiena menghela napas nya dengan sedikit berat, ia sudah menutup luka nya dengan tisu, namun tetap saja darah nya cukup banyak hingga membuat tisu itupun berubah warna.
Sebelum masuk, Shiena menarik napas nya sedalam mungkin, lalu mengeluarkan nya perlahan. Ia membuka pintu dengan sangat hati hati, dan ternyata Clayton dan klien nya sudah selesai membicarakan pekerjaan, terlihat bahwa sudah tidak ada berkas di meja itu lagi. Bahkan kini meja itu sudah penuh berisi makanan.
“Kamu kenapa?” tanya Clayton yang langsung bangkit dari kursi nya dan menghampiri Shiena yang terlihat sedikit sempoyongan.
“Tadi jatuh, sakit banget,” jawab Shiena begitu lirih.
“Anda kenapa, Nona?” tanya tuan Bram ikut cemas melihat kening Shiena yang terluka seperti itu.
“Ah tidak apa, Tuan. Hanya sedikit luka, karena kurang hati hati,” jawab Shiena masih berusaha tersenyum.
“Kita pulang,” ucap Clayton mengajak Shiena untuk pulang namun dengan cepat Shiena menggelengkan kepala nya.
“Sayang, aku haus. Boleh minum dulu?” rengek Shiena tiba tiba menyandarkan kepala nya di bahu Clayton, hingga membuat laki laki itu seketika menegang kaku.
“Tuan Clayton, sebaiknya anda mengobati luka nona Shiena terlebih dulu. Biar asisten saya memintakan P3K kepada karyawan disini,” ujar tuan Bram dan segera menyuruh asisten nya untuk mencarikan kotak obat untuk Shiena.
“Sayang, aku hauss,” rengek Shiena lagi ketika sudah duduk di kursi sebelah Clayton. Dengan hati hati, Clayton memberikan Shiena minum. Entah benar atau tidak, tulus atau akting, namun Shiena cukup menikmati peran nya saat ini. Dirinya sudah sangat lama tidak memiliki bahu untuk bersandar, dan kini dirinya sedang menjalani sebuah peran, dan ia akan memanfaatkan nya sebaik mungkin.
“Auwhh, sakit. Pekan pelan.”
“Perih banget, aku mau nangis.”
“Hati hati, jangan di tekan.”
“Hiks hiks hiks hiks.”
Dan tangis Shiena langsung pecah ketika melihat Clayton sudah berhasil mengobati luka nya. Clayton pun juga spontan langsung memeluk Shiena, bahkan ia tidak perduli bila masih ada beberapa orang di dalam ruangan itu. Melihat Sheina yang menangis ketika sakit, entah mengapa membuat hati kecil nya seolah ter cubit. Clayton seolah melihat sosok sahabat nya dulu, dan juga adik nya. Memikirkan dua wanita itu membuat nya kembali merindukan masa lalu. Andai saja dirinya tidak egois pergi, maka semua tidak akan pernah terjadi. Dan kini kehidupan nya tidak akan se berantakan seperti sekarang.
“Ehemm.. Baiklah tuan Clayton, sepertinya kami harus pamit lebih dulu. Dan saran saya agar membawa calon istri anda ke rumah sakit bila luka nya tidak juga membaik,” ujar tuan Bram seraya beranjak dari tempat duduk nya dan hendak menjabat tangan Clayton.
“Baiklah, terimakasih Tuan. Dan saya akan menantikan kabar selanjutnya,” jawab Clayton sedikit berdiri sambil terus merangkul Shiena yang kini tampak semakin mengeratkan pelukan nya di leher.
Seperginya tuan Bram dan orang orang nya, Clayton berusaha melepaskan pelukan Shiena. Namun aneh, kini wajah itu seolah enggan di lepaskan.
“Lepasin Shiena!” ujar layton dingin.
“Gak mau, aku mau kaya gini,” kata Shiena merengek seperti anak kecil.
“Shiena!” seru Clayton namun sama sekali tak di gubris oleh gadis itu.
“Kamu wangi banget sih Clay,”gumam Shiena begitu lirih sambil mengendus leher jenjang milik Clayton.
“Jangan kurang ajar kamu!” Clayton langsung menepis tangan Shiena yang berada di leher nya, ia masih berusaha untuk melepaskan pelukan Shiena.
“Aku mau di peluk. Kamu wangi banget, aku mau kamu,” gumam Shiena seperti berbisik hingga membuat Clayton menelan saliva nya dengan begitu susah.