NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 3

Pewaris Terhebat 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di akhir musim kedua mengubah segalanya. Xander berhasil menundukkan Edward dan sekutunya, namun harga yang harus dibayar sangat mahal: darah, pengkhianatan, dan tumbangnya Evan Krest—sekutu terkuat yang selama ini menjadi sandaran kekuatannya.

Kini, di season ketiga, badai yang lebih besar mulai berhembus. Cincin takluk yang melilit jari para musuh lama hanyalah janji rapuh—di balik tunduk mereka, dendam masih menyala. Sementara itu, kekuatan asing dari luar negeri mulai bergerak, menjadikan Xander bukan hanya pewaris, tapi juga pion dalam permainan kekuasaan global yang berbahaya.

Mampukah Xander mempertahankan warisannya, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menjaga sisa-sisa kepercayaan sekutu yang tersisa? Ataukah ia justru akan tenggelam dalam lautan intrik yang tak berujung?

Pewaris Terhebat 3 menghadirkan drama yang lebih kelam, pertarungan yang lebih sengit, dan rahasia yang semakin mengejutkan.

SAKSIKAN TERUS HANYA DI PEWARIS TERHEBAT 3

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Kakek!" Alexis melompat-lompat kegirangan ketika melihat seseorang yang mirip dengan mendiang Larvino. Ia mengingat wajah kakeknya dengan cukup jelas.

"Kakek! Ini aku!" Alexis memukul-mukul kaca, melambaikan tangan. "Kakek masih hidup. Kakek masih hidup."

Sementara itu, Larvin tengah berdiri menghadap pemandangan kota, tak mendengar suara Alexis dan melihat aksi anak kecil itu yang terus melompat dan memukul kaca.

Alexis cemberut karena Larvino tidak menoleh padanya. Ia kembali ke ruangan dengan berlari melewati para pengawal.

Saat itulah Larvin menoleh, tersenyum saat melihat seorang anak kecil berlari. Ia seperti kembali ke masa lalu, tepatnya saat membesarkan Larson.

"Kenapa kau tiba-tiba cemberut, Alexis?" Xander memangku Alexis.

"Aku ingin pulang sekarang." Alexis memeluk leher Xander, mulai menguap.

Xander, Lizzy, dan Alexis meninggalkan ruangan setelah berbincang dengan Charles.

Lizzy menoleh ke seberang dan mendapati seseorang berdiri membelakanginya. Ia mensejajarkan langkah Xander, mengelus rambut Alexis yang mulai tertidur.

Larvin menatap kepergian rombongan Xander, Lizzy, Alexis, dan para pelayan. "Mereka tampaknya keluarga yang berbahagia."

Larvin memegang dadanya ketika mendadak sesak. Kepalanya berputar sangat kencang sehingga pandangannya mengabur. Ia seperti berpijak di tanah berguncang. Untuk sesaat, ia seperti tidak mengetahui keadaan sekitar.

"Dasar tua bangka sialan!" Larson dengan cepat menahan tubuh Larvin yang nyaris ambruk ke lantai. Ia terkejut ketika pria tua itu tidak sadarkan diri.

Dokter langsung memeriksa keadaan Larvin. Larson tampak cemas, berjalan mondar-mandir di depan ruangan. Ia takut jika seandainya ayahnya meninggal di saat ia belum memenuhi permintaan terakhirnya.

Larson bergegas memasuki ruangan ketika dokter selesai melakukan pemeriksaan. Ia duduk di sisi ranjang, menatap cemas keadaan Larvin dimana tubuhnya dipenuhi berbagai alat.

"Jangan membuatku takut!" Larson menggenggam tangan Larvin erat-erat.

Malam berjalan dengan penuh kekhawatiran bagi Larson. Nyaris sepanjang malam pria itu terjaga di sisi ranjang. Dokter beberapa kali datang untuk memeriksa keadaan Larvin.

Larson terbangun ketika kepalanya dipukul. Ia dengan cepat terjaga, terdiam saat melihat Larvin menatapnya tajam.

"Dasar brengsek! Kau selalu saja telat bangun sampai aku harus membangunkanmu!" bentak Larvin.

Larson menghembus nafas lega ketika melihat Larvin bangun meski badannya penuh dengan alat bantu. "Kau hampir saja mati semalam dan aku harus berjaga-jaga jika malam tadi kau mati!"

Larson berdiri dari kursi. "Kenapa kau masih saja hidup? Kau terus saja membuatku berada dalam masalah."

"Tutup mulutmu sialan!" Larson tiba-tiba terbatuk.

Larson menekan sebuah tombol. Dalam waktu singkat, dokter memasuki ruangan.

Larson memperhatikan dokter yang tengah menangani Larvin, menunggu dengan cemas. Ia kesal karena perasaannya terus dirundung pilu dan duka.

Larvin tidak sadarkan diri hingga siang. Larson dengan sabar menunggu di sisi ranjang. Ia membatalkan semua kegiatannya tiga hari kedepan. Perasaannya sangat panik dan takut.

Waktu terus beranjak malam, tetapi Larvin masih belum sadarkan diri.

Larson terus mengerahkan pasukan untuk mencari keberadaan adik Larvin. Akan tetapi, ia belum mendapatkan kabar apa pun.

"Brengsek!" Larson mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat, menoleh pada Larvin yang masih terbaring di ranjang.

"Aku benar-benar muak mendengar suara alat-alat itu. Bawahanku masih belum menemukan keberadaan adik ayahku sampai saat ini. Bagaimana jika aku tidak bisa memenuhi keinginan terakhir ayahku?"

Larson duduk di sisi ranjang, terpejam beberapa waktu hingga tak sadar terlelap. Ia tidur dalam keadaan gelisah memikirkan nasib Larvin dan permintaan terakhirnya.

Larson membuka mata perlahan, seketika terjaga. Ia melihat sebuah selimut menyelimuti tubuhnya. Ketika melihat ranjang kosong, ia sontak terkejut seperti nyawanya menghilang untuk sesaat.

"Ayah!" Larson seketika berdiri, mengawasi sekeliling. Selimut di tubuhnya seketika terjatuh ke lantai.

"Diamlah bodoh! Kau mengganggu waktu istirahatku!" bentak Larvin yang berada di sofa.

Larson segera mendekat, menatap Larvin yang terbaring di sofa. "Dasar gila! Kau membuatku sangat terkejut!"

Larvin membelakangi Larson. "Aku hanya bisa tertidur di ranjang busuk itu."

Larson merasa sedikit lega. Ia perlahan duduk di kursi.

"Makanlah. Kau belum mengisi perutmu sejak pagi kata pelayan di rumah sakit ini. Kau hanya akan semakin membuatku repot."

"Brengsek! Akulah yang seharusnya berbicara seperti itu padamu! Jangan seolah peduli padaku!"

Larvin tertidur di sofa. Larson segera menghubungi dokter dan perawat untuk memindahkan Larvin ke ranjang.

Larson menyelimuti Larvin dengan selimut, menatap keadaan ayahnya. "Aku pasti akan menemukan adikmu secepatnya. Aku mohon kau harus tetap hidup sampai waktu itu tiba."

Larson makan dengan lahap, tertidur di sofa. Ketika terbangun, ia melihat sebuah selimut menyelimuti tubuhnya. "Dasar brengsek!”

Larson menjaga Larvin di sisi ranjang. Waktu sudah pagi, tetapi ayahnya masih belum terbangun.

Seseorang mengetuk pintu dari luar. Larson membiarkan hal itu selama beberapa waktu sampai akhirnya membuka pintu karena kesal.

Larson hampir saja menyerang asisten kepercayaannya jika tidak cepat menahan diri. "Apa yang kau inginkan Xylo?"

"Aku mendapat kabar mengenai orang yang Anda cari, Tuan."

Larson sontak tersenyum, memberi tanda Xylo untuk memasuki ruangan. Larson sengaja mengajak pria itu mendekat ke arah ranjang agar Larvin bisa mendengar kabar tersebut.

"Katakan sekarang."

"Orang yang anda cari bergabung dengan sebuah kelompok. Dugaan sementara, kelompok itu adalah sebuah pasukan milik seseorang. Kami sedang menyelidiki hal ini lebih lanjut," ujar Xylo.

"Lanjutkan pencarianmu."

Xylo menoleh pada Larvin, membungkuk singkat. "Baik."

Xylo keluar dari ruangan.

"Kau dengar kata-kata tadi sialan! Adikmu bergabung dengan sebuah pasukan!"

"Jangan membentakku saat aku sedang tidur." Larvin tersenyum, memaksakan diri untuk duduk. Ia menepis tangan Larson yang akan membantunya.

"Kau selalu saja lambat dalam menyelesaikan tugas yang aku berikan padamu." Larvin terbatuk sesaat, menatap tajam Larson. "Kapan kau akan memberikanku seorang cucu?"

Larson seketika tersedak. "Dasar brengsek! Sejak kau sakit, kau memiliki banyak permintaan.”

"Apa kau masih menyukai wanita?"

"Kau yang mengajariku bermain dengan wanita sejak aku remaja. Aku tidak bisa menghitung berapa banyak wanita yang menemaniku tidur di ranjang. Aku sama sekali tidak tertarik untuk membina rumah tangga," ketus Larson.

"Dasar tuli! Aku tidak pernah memaksamu untuk menikah. Aku hanya bertanya kapan kau akan memberiku seorang cucu!" balas Larson tak kalah sengit.

"Dengarkan aku anak brengsek! Kau tidak selamanya muda dan memiliki tubuh bugar. Cepat atau lambat kau akan berada di posisiku. Kau harus menyiapkan generasi pengganti kelompok kita."

"Brengsek! Aku mungkin saja memiliki seorang anak dari para wanita yang kutiduri. Sial! Aku lupa siapa saja wanita yang pernah dekat denganku."

Larvin berdecak. "Aku melihat seorang anak kecil kemarin. Dia sangat aktif dan tampaknya hidup dengan bahagia bersama orang tuanya."

"Kau seharusnya tidak melihat sembarang hal agar tidak membuatku kesulitan.”

"Kau harus segera memberikan cucu sekaligus melatih penerusmu."

Keesokan paginya, Alexis tengah menatap foto Larvin. "Aku melihat kakek di rumah sakit. Tapi kenapa dia tidak melihatku?"

Lizzy memasuki kamar, terkejut ketika melihat Alexis tengah memperhatikan foto.

"Alexis terus memandangi foto ayahnya."

Lizzy mendekat. "Apa kau merindukan kakekmu, Alexis?"

Alexis menyimpan foto di nakas. "Aku melihat kakek kemarin.”

"Melihat kakek?" Lizzy terkejut.

"Aku melihat kakek di rumah sakit dan aku memanggilnya berkali-kali, tapi kakek tidak melihatku."

Lizzy memeluk Alexis. "Dia pasti ingin melihatmu."

"Bolehkah aku bertemu kakek di rumah sakit?”

1
Ablay Chablak
lanjut thor
Suris
Good.. Lanjut thor... /Good/
Suris
Lanjutkan thor
Ablay Chablak
keren thor....sayangnya cm 2 bab sehari
MELBOURNE: insyaallah kalau ada waktu luang kita kasih bonuss
total 1 replies
Ablay Chablak
cm 1 bab doang thor....
Wulan Sari
ceritanya bener2 cip 👍 trimakasih salam sehat selalu ya Thor semangat 💪❤️🙂🙏
MELBOURNE: kakaknya jugaa sehat sehat jugaa
semangat juga bacanya😘😘
total 1 replies
Suyudana Arta
kau bukan orang jahat. karena berani mengaku kalah.
bahkan ada keluarga yg sudah kalah tapi gak mau mengakui kekalahan.
Suyudana Arta
belum juga perang, sudah kalah😂😂😂
Ashwarya
keren thor... 2 bab ini yg aq tunggu. pengen tau endingnya ketika akhirnya keluarga serravia bertemu😍
MELBOURNE: semangat terus bacanya KK😘😘
total 1 replies
Ablay Chablak
sempurna ini cerita... klw dibuat film kayanya bagus jg...
MELBOURNE: disupport terus ya kk
total 1 replies
cokky
up thor
cokky
seeuu
cokky
seruu
cokky
🔥🔥🔥🔥🔥
Rocky
Luar biasa alur cerita yang terangkai Thorr..
Sungguh di luar prediksi pembaca..
Tetap semangat & sehat selalu Thorr...
MELBOURNE: terimakasih support nya kk
total 1 replies
Akta Fernanda S
👍👍👍
Suyudana Arta
nah kan, sodaraan larvin x larvino.
livy sepupu larson
Ashwarya
keluarga serravia muncul. bagaimana nanti Larsson pas ketemu govin sama Lizzy? nantikan kelanjutannya pemirsa... hahahaaa
MELBOURNE: terimakasih kak
tetap saksikan teruss
total 1 replies
Rocky
awal dari permasalahan muncul dengan pertanyaan Ezra Blair 🤣🤣🤣
Rahmat BK
nah looooo...ruby jelasin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!