Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengabaian
Tidak lama kemudian terdengar ketukan pelan di pintunya, "Masuk..." seru Keizaa.
Lalu pintu bergerak terbuka, dan Clarissa menjulurkan kepalanya ke dalam kamar.
"Boleh aku masuk?" tanyanya sambil tersenyum manis.
Untuk sesaat Keizaa terdiam, sebelum akhirnya berusaha tersenyum, "Yaa masuklah Sa." jawab Keizaa.
"Apa aku mengganggu waktu istirahatmu?" tanya Clarissa lagi sambil menutup pintu dan beranjak masuk ke dalam kamar.
Keizaa menggeleng, "Tidak, aku sudah cukup istirahat kok." sahutnya sambil turun dari tempat tidurnya dan bergegas ke wastafel samping meja riasnya untuk membasuh wajahnya.
"Kamu cantik sekali Zaa." gumam Clarissa.
Tangan Keizaa terhenti di depan wajahnya saat mendengar gumaman Clarissa tadi, lalu melihat pantulan wajah Clarissa di kaca wastafelnya, "Terima kasih." balas Keizaa sambil mencoba lagi untuk tersenyum.
Tuhan, kenapa tiba-tiba Clarissa mendatangi kamarku?"
"Kalian sampai jam berapa di GWK semalam?" tanya Keizaa untuk mencairkan suasana.
"Tidak lama setelah kalian berempat pergi. Kak Al langsung mengajak kami pulang. Tidak enak badan katanya." jawab Clarissa.
"Oh..."
"Zaa, kamu mau ambil jurusan apa nanti kuliah?"
"Bisnis dan manajemen."
"Sama dong." seru Clarissa, "Senangnya kita bisa satu fakultas nanti Zaa."
Keizaa tersenyum kecut, "Aku tidak kuliah di sini Sa. Mungkin aku akan kuliah di Harvard atau INSEAD. Yaa salah satu dari universitas itu. Itu juga kalau Mommy dan Papi mengizinkan."
"INSEAD yang di Perancis?" tanya Clarissa dan Keizaa mengangguk.
"Yah benar di Perancis. Atau INSEAD yang di Singapura. Antara kedua itu."
"Kenapa?"
Keizaa tersenyum tipis sebelum menjawab, "Hanya ingin mencari suasana baru saja. Lagipula Harvard dan INSEAD, adalah dua universitas terbaik di dunia. Yah walaupun sulit tembus masuk ke dua universitas favorit itu."
"Benar ujian seleksi masuknya sulit ditembus. Secara persaingannya dari segala penjuru dunia. Jadi kamu tidak ikut SNMPTN atau SBMPTN?"
"Wali kelasku sudah mendaftarkanku ke panitia SNMPTN di sekolahku. Tinggal diajukan dan tunggu hasil seleksinya saja." sahut Keizaa sambil beranjak ke ruang gantinya.
Keizaa mengganti pakaiannya dengan baju renang bikini dengan model halter neck, untuk mengimbangi buah dadanya yang besar. Tali celananya yang terikat di samping kiri dan kanan pinggulnya, semakin menegaskan pinggangnya yang kecil.
"Sama. Aku juga sudah daftar ke panitia SNMPTN sekolahku."
"Kamu mau renang, Sa?" tanya Keizaa setelah keluar dari ruang gantinya, sambil melampirkan kimono handuknya di lengannya.
"Tidak. Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu Zaa. Apa aku bisa minta waktumu sebentar?"
Keizaa langsung duduk di tempat tidurnya menghadap Clarissa yang duduk di kursi santainya. "Kamu mau menanyakan apa, Sa?"
"Apa Kak Al pria yang baik?" tanya Clarissa.
Kenapa dia membahas Alson Oppa denganku?
"Ya, Alson Oppa pria yang baik, kenapa? Apa dia membuat masalah denganmu?"
"Apa dia selalu sedingin itu dengan wanita, Zaa? Selama jalan dengannya tidak sekalipun aku melihatnya tersenyum. Raganya memang sedang bersamaku. Tapi jiwanya berkelana entah kemana." gumam Clarissa.
"Alson Oppa memang selalu dingin dengan wanita Sa. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu. Sudah bawaan orok dia seperti itu. Sama halnya dengan saudara laki-lakiku. Mereka selalu ingin terlihat cool di depan wanita. Mungkin supaya terlihat keren." ujar Keizaa sambil terkekeh pelan, "Yaa kecuali Kak Zie." lanjutnya.
Apa aku sedang mencoba menenangkan Clarissa?!
Clarissa menatap penuh wajah Keizaa, mungkin sedang menilai-nilai seperti apa Keizaa sebenarnya, dan itu membuat Keizaa menjadi risih.
"Apa ada hubungan spesial di antara kamu dan Kak Al, Zaa?" tanya Clarissa.
Tuhan, kenapa Clarissa harus membahasnya sih? Di saat aku sedang berusaha keras meghilangkan perasaanku pada Alson Oppa.
Keizaa berusaha keras untuk terlihat biasa saja, dan tidak salah tingkah di depan Clarissa.
"Tentu saja ada hubungan spesial aku dengan Alson Oppa. Kami tumbuh besar bersama. Jadi yaa Alson Oppa sudah seperti kakak kandungku saja." jawab Keizaa sambil menyeringai lebar.
"Hanya itu saja?" tanya Clarissa lagi.
Keizaa baru akan menjawab ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya, mengira itu adalah Tiara yang sudah janji dengannya ingin renang bersama, Keizaa langsung memintanya masuk.
"Masuk saja Ra."
Pintu kamar langsung terbuka, tapi Alson yang berdiri di ambang pintu alih-alih Tiara. Keizaa dan Clarissa memekik kaget saat melihat wajah Alson yang memar dengan sudut bibir yang sobek.
"Ya Tuhan!!" seru Keizaa dan Clarissa bersamaan, dan secara bersamaan juga mereka langsung berdiri dan menghampiri Alson, tapi langkah kaki Keizaa langsung terhenti ketika Clarissa sudah berdiri tepat di depan Alson, dan sedang menangkup wajahnya sekarang.
Sakit, ternyata masih terasa menyakitkan saat melihat wanita lain menyentuhnya. Melihatnya seperti itu tapi aku tidak bisa menyentuhnya.
"Kamu kenapa, kak Al?" tanya Clarissa dengan nada panik, sambil memeriksa setiap sudut wajah Alson.
Mata Alson dan mata Keizaa saling bertemu, dengan cepat Keizaa langsung mengenakan kimono handuknya untuk menutupi tubuhnya. Dan Alson mengalihkan perhatiannya ke Clarissa.
"Ikut aku, ada yang ingin aku bicarakan." seru Alson lalu menarik tangan Clarissaa dan langsung bergegas keluar dari kamar Keizaa.
Keizaa terduduk lemas di tempat tidurnya, dadanya terasa sesak, perutnya mual, dan tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.
Tidak. Jangan nangis Zaa. Kuatkan dirimu. Kamu harus terbiasa melihat mereka.
"Tapi hatiku sakit sekali. Tuhan, ini sakit sekali. Dia bahkan tidak menyapaku." isak Keizaa sambil memukul-mukul dadanya, berharap dengan melakukan itu dapat meringankan rasa sakitnya.
"Tidak, aku tidak bisa terus seperti ini. Aku harus bisa menghilangkan perasaanku padanya. Aku harus bisa!!"
Sambil Menghela nafas panjang, Keizaa menghapus air matanya, dan langsung keluar dari kamarnya menuju kolam renang tanpa menunggu Tiara lagi.
Setelah melepas kimono handuknya, Keizaa melakukan streching terlebih dahulu, sebelum menceburkan dirinya ke kolam renang.
Sedari dulu, jika ada masalah yang sedang mengganggu pikirannya, Zaa akan menenangkan diri dengan berenang dan terus berenang sampai ia merasa letih, seperti hari ini.
Ketika Keizaa mencapai dinding, ia jungkir balik kedepan di bawah air, hingga kakinya menyentuh dinding dan siap mendorong, dan kembali renang ke titik awal tadi.
Begitu seterusnya sampai lebih dari lima putaran dan Keizaa langsung berhenti, itu pun setelah ia mendengar suara Tiara yang memanggilnya.
"Istirahat dulu Zaa. Jangan di porsir, ingat kamu kurang tidur..." seru Tiara lalu berenang ke arah Keizaa.
"Aku harus melakukan itu Ra. Untuk menenangkan pikiranku. Biasanya renang selalu berhasil membuatku tenang. Dan aku bisa tidur pulas malamnya."
"Ada masalah apalagi?" tanya Tiara.
"Masih masalah yang sama, Ra. Aku sedang berusaha melupakan perasaanku padanya. Tapi ternyata masih sulit, Ra. Hatiku masih tetap sakit saat melihat mereka berdua. Apalagi dengan pengabaiannya padaku tadi. Sepertinya aku harus berhasil membujuk Mommy dan Papi untuk mengizinkanku kuliah di luar negeri." desah Keizaa dengan suara lirih.