Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
MARKAS EAGLE.
Semua orang saat ini berkumpul di suatu ruangan hanya untuk reuni satu sama lain. Mereka saat ini sudah dewasa dan mulai menata hidup mereka satu per satu. Mereka berkumpul, namun ada satu orang yang tak hadir. Dia tak hadir sejak lulus SMA, memilih pergi jauh. Meninggalkan segala luka yang ada di negara kelahirannya.
"Markas ini tak lengkap tanpa ketua kita, ya!" ujar Rudi yang merasa kosong
"Ya, dia menghilang tanpa meninggalkan jejak satu pun disini," ujar Jaka sambil menatap kursi yang selalu ditempati ketua mereka.
Ya Kieran memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri, tanpa pulang ke negara kelahirannya sekalipun.
Sejak sang kakek pergi, dirinya memilih ikut pergi. Meninggalkan segala luka yang pernah ada dalam hidupnya. Luka yang hadir karena sebuah tahta dan kekuasaan. Kasih sayang yang harusnya hadir, malah menjadi sebuah luka yang terobati.
"Keluarga itu juga sekarang hidup dengan santainya tanpa memikirkan Kieran sekalipun!"
"Ya, dan itu membuatku muak!"
Jaka Brian dan Rudi lah yang paling tak terima dengan keadaan Kieran. Mereka yang selama ini di dekat Kieran malah terkena dampak yang seharusnya tak pernah ada.
"Mana si kembar?" tanya Theo yang tak melihat kehadiran si kembar.
"Benar juga! Nggak biasanya mereka telat!" heran Rudi.
"Mereka sedang menjemput Reva dari tempat lesnya. Setelah ini mereka akan sampai!" ujar Brian yang sejak tadi diam mengamati layar komputernya.
"Dedek gemes juga bakalan kesini?" ujar Jaka senang saat Reva akan datang.
Brian hanya menggeleng. Kassius tidak menjelaskan hal itu.
Jaka jadi terdiam. Suasana markas sangat berbeda sejak saat itu. Hanya Reva lah yang menjadi warna di markas sejak Kieran menghilang.
Theo yang melihat itu menjadi sedih. Di antara yang lain, Brian lah yang paling sedih saat Kieran memilih meninggalkan mereka tanpa kejelasan. Brian merasa bahwa Kieran adalah tempatnya pulang, karna Kieran lah dirinya mengenal arti pertemanan dan keluarga.
"Selamat malam semuanya! Reva yang cantik hadir menghibur semuanya!" teriak Reva dari arah luar
Semua menatap ke arah datangnya Reva. Di belakang, Tristan dan Kassius datang dengan Tristan yang menenteng tas sekolah dan Kassius membawa tas biola Reva.
Jaka yang awalnya suram berubah menjadi semangat saat mendengar suara Reva. Dirinya langsung menarik Reva dan membawanya berputar-putar.
Kassius yang melihat itu segera menarik kerah baju Jaka untuk menjauh dari Reva.
"Duduk, diam disana!" tekan Kassius
Reva yang masih pusing, di tuntun Tristan untuk duduk. Kemudian menatap tajam Jaka yang telah membuat adiknya pusing.
Jaka hanya cengengesan saat melihat tatapan tajam dari Tristan.
...****************...
Waktu terus berjalan. Mereka membahas bisnis bersama dalam pertemuan malam ini. Bisnis yang sudah mereka jalani selama 3 tahun ini.
Merasa mengantuk, tanpa sadar Reva tertidur. Kepala Reva jatuh tepat di bahu Tristan yang duduk di sampingnya. Merasakan berat di bahunya, Tristan melihat bahwa Reva telah tidur.
"Pasti lelah banget ya, dek!" ujar Tristan sambil mengusap kepala Reva dengan sayang.
"Jadi, apa ada perkembangan?" tanya Theo yang tiba-tiba mengalihkan topik.
"Tidak, kita terhenti karena kehilangan bukti. Apalagi, Kieran pasti tau sesuatu mangkanya dia memilih pergi,"
"Maksud lo apa Tristan?" tanya Jaka yang tak paham maksud Tristan.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari Reva, Tristan pun berkata, "Kita tau bagaimana Tristan. Dan sekarang dia memilih pergi secara tiba-tiba, bukankah itu aneh?" ujar Tristan yang memikirkan banyak hal mengenai opsi alasan kepergian Tristan.
"Kau benar! Mana mungkin dia pergi hanya karena keluarga brengsek itu!" ujar Rudi yang mulai memahami arah perkataan Tristan.
"Brian, ada hasil?" tanya Tristan
"Nope! Terakhir terlacak, dia ada Italia. Setelah itu, gue kehilangan jejak lagi." Lapor Brian
"Sekarang, yang harus kita pikirin itu gimana caranya biar dia balik!" kesal Jaka
"Gampang, kita manfaatkan orang paling berharga baginya." ujar Kassius yang ikut mengelus kepala Reva.
"Reva." ujar Theo yang ikut kemana arah pandang si kembar.
"Kenapa harus Reva?" tanya Rudi yang tak memahaminya
"Lo nggak tau? Kieran selalu menjaga Reva secara diam-diam," ujar Brian dengan santainya. Hal itu membuat Jaka dan Rudi yang tidak mengetahuinya menjadi terkejut, menatap Brian tak percaya.
Di sisi lain Reva mendengarkan semuanya secara diam-diam. Dia meminta bantuan sistem untuk membuatnya tetap terjaga meskipun dalam tidurnya.
"Dia, menjagaku? Secara diam-diam?" batin Reva juga ikut terkejut.
"Lo tau, salah satu alasan lain kenapa Kieran pergi? Itu juga karena dia Reva akan bertunangan dengan Mason." jelas Tristan sambil mengelus kepala adiknya yabg tertidur.
Tristan senang saat adiknya ini disayangi semua orang. Bahkan dia dicintai ketuanya yang begitu menyeramkan bagi musuhnya. Kieran itu seperti seorang jenderal yang berwibawa dan kuat namun terlihat licik dan misterius di waktu bersamaan. Pantang mundur sebelum menang adalah motonya. Tapi itu dulu. Dia tak mengerti strategi apa yang dilakukannya saat ini.
"Kalau begitu, sampai sekarang Kieran tetap menjaganya?" tanya Jaka
"Ya, kau pikir selama ini kita dapat mengetahui keberadaan Mason lewat mana, hah!" kesal Kassius saat Jaka menanyakan hal yang tidak penting itu.
"Kan gue cuma tanya doang!" kesal Jaka
"Kita tidak punya petunjuk apapun. Dan dari orang yang selalu menjaga Reva gue bisa lacak dia. Ya meskipun dia selalu berhasil lolos dan gue kegocek," ujar Brian dengan lelahnya.
Reva yang mendengar hal itu semua merasa senang. Setidaknya, usaha yang selama ini ia lakukan pada Kieran membuatnya jatuh hati padanya. Dan itu mengubah pembunuh dirinya menjadi jatuh cinta padanya.
"Sistem, berhasil dong!" senang Reva saat melapor pada sistem
[Sistem Re] : "Tentu nona. Usaha anda selama mendekati Kieran tidak gagal. Itu berita yang menyenangkan.
" Menurutmu, apa persiapan yang gue lakuin selama ini sudah cukup?" tanya Reva
[Sistem Re] : "Menurut saya, sudah nona. Nona hanya tinggal menggerakkan pion anda dengan tepat nona,"
"Ya, layaknya catur. Gue harus bisa buat dia merasakan menjadi Reva yang sebenarnya. Dia harus membayar mahal, dan gue harus hidup tenang!" ujar dingin Reva
Reva saat masih menjadi Eva, sangat tida menyukai karakter Ellie. Terlihat terlalu baik. Menurutnya, Ellie hanyalah karakter yang manipulatif. Dirinya hanya ingin popularitas, kekayaaan dan kekuasaan berada di tangannya. Dan menurutnya, antagonis sebenarnya bukan Reva tapi Ellie. Dia adalah serigala berbulu domba.
Dan saat ini, dia punya kesempatan untuk mengubahnya. Dia punya kesempatan untuk menunjukkan antagonis yang sebenarnya. Seorang antagonis yang manipulatif dan kejam, namun juga cerdik dan tetap anggun. Dia tidak akan membalas secara langsung, tapi tangan orang lain lah yang akan bermain.
Sistem yang mengetahui rencana milik tuannya merasa merinding. Rencana yang tersusun dengan rapi itu terlihat mengerikan. Apalagi seringai yang diperlihatkannya itu.