NovelToon NovelToon
Di Atas Sajadah Merah

Di Atas Sajadah Merah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Arunika adalah seorang wanita yang memendam cinta dalam diam, membangun istana harapan di atas sajadah merah yang pernah diberikan oleh Raka, pria yang diam-diam memikat hatinya. Setiap sujud dan lantunan doa Arunika selalu tertuju pada Raka, berharap sebuah takdir indah akan menyatukan mereka. Namun, kenyataan menghantamnya bagai palu godam ketika ia mengetahui bahwa Raka telah bertunangan, dan tak lama kemudian, resmi menikah dengan wanita lain, Sandria. Arunika pun dipaksa mengubah 90 derajat arah doa dan harapannya, berusaha keras mengubur perasaan demi menjaga sebuah ikatan suci yang bukan miliknya.
Ketika Arunika tengah berjuang menyembuhkan hatinya, Raka justru muncul kembali. Pria itu terang-terangan mengakui ketidakbahagiaannya dalam pernikahan dan tak henti-hentinya menguntit Arunika, seolah meyakini bahwa sajadah merah yang masih disimpan Arunika adalah bukti perasaannya tak pernah berubah. Arunika dihadapkan pada dilema moral yang hebat: apakah ia akan menyerah pada godaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 – Motor Tua, Air Mata, dan Pelukan.

Pagi itu, hari masih gelap. Eka sudah sibuk sebelum subuh menyiapkan bekal untuk putrinya. Masakan sederhana tentu dengan cakupan gizi seimbang. Eka menatap puas masakan yang ia olah.

Usai Purnomo sarapan, mereka berangkat. Arunika tak pernah sarapan karena memang ia tak suka. Bahkan hanya sekedar minum air hangat.

"Nak, minum dulu air hangat!' suruh Eka.

"Bunda, perutku langsung mules kalau diisi pagi-pagi!' jawab Arunika menolak.

"Udah, jangan ribut perkara sepele!" sahut Purnomo menengahi.

Mereka pun keluar, udara masih segar. Belum terkontaminasi polusi. Ketika masuk garasi, Arunika menatap pojok ruang yang kosong. Biasanya di sana motor tua terletak.

"Loh... Motornya mana Yah?' tanyanya bingung.

'Ayah jual!' jawab Purnomo yang membuat Arunika tercenung.

'Kok dijual Yah ... Kan masih bisa dipake!" sahut Arunika dengan nada kecil di ujung kalimat.

"Mau apa kamu dengan motor tua itu?' sengit Purnomo.

"Pokoknya, kamu Ayah antar jemput sampai Ayah percaya sama kamu!" sahut Purnomo tegas.

Arunika tak bisa membantah, ada satu pergolakan kecil di dadanya. Ia sebenarnya ingin bisa dipercaya, tapi sang ayah masih bersikeras.

Kendaraan roda empat itu meluncur pelan, ada beberapa genangan karena baru saja hujan besar melanda kota itu. Purnomo sedikit mengeluh, ia protes dengan semua kinerja pemerintah.

"Dari tahun ke tahun, drainase buruk belum bisa dipulihkan. Padahal sudah beberapa kali ganti presiden!" dumalnya.

Lalu tak lama, ia melihat di mana orang-orang dengan santai buang sampah di kali, di trotoar, juga di saluran air got.

"Ini lagi, ada di situ tong sampah besar. Malah buang sampah di luarnya! Pas dikatain SDM rendah ngamuk-ngamuk!' lanjutnya menggerutu.

Arunika tak menimpali. Pandangannya justru teralihkan ke pepohonan pinggir jalan, daun-daun yang meneteskan sisa hujan. Ada ketenangan yang ia ciptakan sendiri di tengah gaduhnya suara ayahnya..

"Arunika!' panggilnya, kendaraan itu berhenti tepat di lampu merah.

Matahari mulai mengintip di balik awan, beberapa pengendara sesekali melewati kendaraan mereka. Mobilitas di jalan mulai nampak. Arunika masih terhanyut dengan sepinya.

"Arunika!" Arunika terkejut, suara keras Purnomo mengembalikan dirinya pada realita.

"Ya ... Yah!' jawab Arunika sedikit takut.

"Apa yang kamu lamunkan? Apa kamu tidak menganggap Ayah ada di sini?" cecar Purnomo kesal.

Arunika gugup, ia tidak bermaksud seperti itu.

"Aku ...."

"Baik, jika kamu berpikir keputusan Ayah menjual motor itu adalah salah. Ayah akan belikan kamu motor baru. Kamu nggak mau kan diantar jemput sama Ayah!" seru Purnomo lagi.

"Ayah ...."

Purnomo diam, ia tak lagi bersuara. Ia benar-benar marah pada putrinya. Arunika langsung merasa bersalah. Ia mencoba meminta maaf.

"Ayah ... Maaf, bukan maksudku begitu. Aku memang suka diam dan hanyut "

Purnomo menekan pedal gasnya, ia ingin cepat sampai di lobi kampus. Ia sangat sedih, putrinya malu jika diperhatikan sedemikian rupa.

'Ayah!" pinta Arunika lagi dengan suara bergetar.

Kendaraan itu akhirnya sampai di depan lobi. Purnomo membuka kunci mobil.

"Sudah sampai ...," ujarnya datar.

"Ayah ... Huuuu ... Huuu ... Hiks ... Hiks!" tangis Arunika pecah, ia tak sanggup akan kemarahan ayahnya.

"Kenapa nangis?" seru Purnomo dengan suara bergetar.

"Bukankah kamu tadi kesal karena Ayah jual motor tua Ayah?" Arunika menggeleng, tangisannya makin kuat.

"Nggak Ayah .… Huuu ... Hiks ... Hiks!"

Tangan Arunika memeluk tangan Ayahnya. Hatinya sangat sedih jika kemarahan sang ayah masih berlanjut. Isakan Arunika membuat beberapa orang mendekat, tapi karena mobil yang dikendarai Purnomo sering mereka lihat. Mereka hanya menonton dari jarak sedikit jauh.

Purnomo menghela napas panjang, dadanya ikut naik turun. Tatapan kerasnya mulai mencair, berganti dengan mata yang memerah menahan air. Ia meraih kepala putrinya, menempelkannya di dadanya.

“Nak… maafkan Ayah,” ucapnya parau.

Arunika menggeleng cepat sambil terisak.

“Nggak, aku yang salah, Yah… huu… hiks…!”

Purnomo mengecup ubun-ubun Arunika, suaranya bergetar.

“Kamu tahu kan… kenapa Ayah begitu keras menjagamu? Karena kalau ada apa-apa denganmu, Nak… Ayah nggak akan sanggup hidup. Ayah nggak akan kuat kehilanganmu!"

Tangisan Arunika makin pecah, tapi kali ini sambil mengeratkan pelukan di lengan ayahnya.

“Maaf, Ayah… maaf…!"

Purnomo memperdalam kecupan di kening putrinya. Semua berhenti karena terdengar ketukan di kaca mobil mereka. Purnomo membuka kaca, seorang petugas keamanan menunduk.

"Maaf Pak, ada apa ya? Kok tadi denger ada yang nangis?" tanyanya namun melihat ayah dan anak yang basah matanya, sekuriti itu mengerti.

"Maaf ya Pak, bukan maksud mengganggu. Tapi, bisa jangan di depan lobi lama-lama!" pinta sekuriti itu sopan.

"Iya Pak, maaf ya!" ujar Purnomo.

Arunika gegas menghapus airmatanya. Bibirnya masih mencekik, bahunya masih bergoyang karena isakan. Purnomo terkekeh melihat putrinya yang berantakan.

"Sudah, sudah. Jangan nangis!" ujar Purnomo lagi.

"Ayah ... Maaf!" pinta Arunika lagi dengan bibir bergetar.

"Iya Nak, Ayah juga minta maaf ya!" angguk Purnomo yang juga berbesar hati meminta maaf.

Arunika turun setelah menenangkan diri. Walau matanya masih sembab, Media yang baru turun dari ojek online langsung berlari menghampiri. Mobil Purnomo sudah berlalu dari sana.

"Arunika, kamu kenapa?" tanya Medi khawatir ketika sudah dekat dengan Arunika.

"Nggak apa-apa!" jawab Arunika menggeleng.

"Astaga, muka kamu sembab gini?" seru Medi khawatir.

"Aku nggak apa-apa," jawab Arunika lagi dengan suara masih menahan tangis.

"Ayo ... Ke kelas!" ajak Medi lalu mengamit tangan Arunika dan membawanya ke kelas.

Selang delapan menit kepergian Arunika dan Medi. Raka berjalan gontai setelah memarkirkan motor besarnya. Ia melangkah malas, sudah mau satu minggu. Ia tak menemukan Arunika.

Kakinya terhenti tepat di depan aula kampus. Matanya menatap bangunan-bangunan yang berjejer rapi. Ada lambang universitas di tengah-tengah aula. Almamater kuning jadi kebanggaan si pemakainya.

"Kamu di mana Arunika!" serunya kesal walau hanya dalam hati.

Raka menggaruk kepalanya yang gatal. Ia pun berjalan menuju kelasnya di lantai dua.

Kembali pada Arunika dan Medi, dua gadis itu duduk di kursinya masing-masing. Arunika masih terbawa suasana hatinya, ia sedikit sulit menenangkan diri jika seperti ini.

'Aku peluk mau?" tawar Medi.sedih.

Arunika yang memang butuh kekuatan langsung memeluk Medi. Sahabatnya itu menenangkan dirinya sambil mengelus-elus punggung Arunika.

Cerita mengalir dari mulut Arunika, Medi tersenyum. Ia mengusap lembut jejak basah di pipi sahabatnya itu.

'Aku iri sama kamu Nik," akunya lirih.

Sekilas luka kembali hadir di kilat mata Media. Arunika yang sudah mulai tenang, mendadak diam. Matanya menyipit, ingin tau kelanjutannya. Media tersenyum.

"Andai Papiku seperti Ayahmu," ucapnya menggantung.

Kring! Suara bel mengagetkan keduanya. Semua mahasiswa dan mahasiswi berlarian masuk ke dalam. Dosen tak lama pun masuk dan langsung melakukan absensi.

"Kita adakan quis hari ini!" seru dosen yang ditimpali keluhan para mahasiswa termasuk Medi.

bersambung

Ah ...

Next?

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
raka kenapa ya?
nurry
💪💪💪💪💪
nurry
maju terus Raka terjang rintangannya, kamu pasti bisa 💪
nurry
kaya manggul beras sekarung kali ya kak othor 🤭🤭🤭
Deyuni12
Raka
kamu bisa datang d saat kamu sudah siap dalam hal apapun,buat ayah Purnomo terkesan dengan perjuangan mu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
datanglah saat kau siap raka.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayah.. 🥹🥹🥹... pasti sulit mengajarkan mandiri pada putri yang selalu ingin kau lindungi seperti dalam bola kristal, ya kan?setidaknya dirimu sudah mencoba ayah
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
memang berat, raka. tapi kalau cinta ya berjuang donk.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayah, jangan rusak mental arunika dengan ke posesif an muuuu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kalau perhatian di rumah cukup. tak perlu cari perhatian di luar lagi
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
arunika & media cocok
Deyuni12
keren
Deyuni12
butuh perjuangan,cinta tak segampang itu,,hn
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sedikit lagi, raka. arunika di fakultas ekonomi.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
arunika begitu banyak mendapatkan limpahan kasih orang tuanya. sementara raka?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kalian pasti akan dipertemukan oleh author. sabar ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
UI itu besar banget. wajar kalau pakai kendaraan. seharusnya ayah jemput di fakultasnya aja
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa kemarin gak tanya raka fakultas apa?
Ni nyoman Sukarti
ceritanya bagus....jadi kangen sm ibu dan bapak😇😇🙏
Ni nyoman Sukarti
Author....semua karya novel mu sangat bagus dan berkesan, baik dari alur cerita, tema dan karakternya, mempunyai value, edukatif dan motivasi bagi pembaca. Tidak membosankan. Sukses selalu ya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!