Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kolam renang
Akhir pekan, Rowan bangun seperti biasa menyiapkan sarapan untuk keduanya. Ia membuat sarapan kesukaan Anna crepe berry dan jus segar untuknya.
“Selamat pagi, sayang” Rowan menyapa Anna yang telah siap dengan tas di tanganya, melihat sarapan kesukaanya Anna awalnya ingin sarapan bersama lucy ia pun duduk di meja makan untuk sarapan.
Rowan senang melihatnya mau sarapan bersamanya walaupun keduanya tidak ada obrolan di antaranya.
“Kau akan pergi?” tanya Rowan dengan pelan dan memperhatikan wajah istrinya.
“Ya, kami akan mengunjungi kebun bunga untuk menghiasi studio” jawabnya tanpa melihat pada Rowan.
“Butuh bantuan ku?” Rowan sangat berharap Anna mau pergi bersamanya dan ia ingin memperbaiki hubungan mereka.
“Tidak, kami hanya akan melihatnya” kembali dengan dingin.
“Baiklah, jaga dirimu” Rowan sadar ia masih tidak ingin berbicara denganya.
“Aku pergi” setelah menyelesaikan sarapan Anna akan bersiap pergi.
“Hati-hati” Rowan segera berdiri memeluknya dengan cepat dan mencium wajahnya. Ia melihat mobil Anna meninggalkan halaman rumah mereka.
Menghela napas berat Rowan merapihkan piring dan mencucinya.
Ting!-ting!-ting!
Bunyi bel terdengar dan pintu terbuka, suara riang seketika memenuhi ruangan depan menuju dapur.
“Paman!!!! Aku datang!!” teriak riang seorang anak berlari menuju dapur.
“Andrew!! Hati-hati!” Velma menutup pintu.
“Selamat datang!!” hati Rowan seketika hangat, Andrew memeluk pamanya.
“Wangi apa ini??” tanyanya berusaha melihat ke arah meja makan.
“Crepe, lihatlah masih ada berry di sana” Rowan dengan senang, Andrew segera menaiki kursi untuk melihat makanan lezat di meja.
“Bagaimana kabar mu?” Velma memeluk hangat adiknya.
“Seperti biasa” Rowan dengan santai.
“Anna pergi? Aku tidak melihat mobilnya” tanya Velma meletakan tasnya.
“Cuci tangan mu!” ia mencubit pipi anaknya yang tengah sibuk menghitung blue berry di piring.
“Baiklahhhh” ia segera turun untuk mencuci tanganya, Rowan tertawa ringan melihatnya salah satu yang menyenangkan di hidupnya ialah kehadiran keponakannya.
Keduanya menikmati crepe bersama.
“Paman, kau tidak melupakan sesuatu???” tanya Andrew menatap pamanya dengan curiga.
“Hmmmm?” Rowan bingung dan ia teringat janjinya pada Andrew untuk membantunya membeli dekorasi ulang tahun dan menyiapkan pesta di rumah ibunya.
“Akh!!! Hampir saja melupakanya” Rowan mengacak-acak rambut keponakannya.
“Kita pergi sekarang? Sebagai permintaan maaf ku”
“Kau boleh memilih tiga mainan sebegai hadiah ulang tahun mu” ia mencubit hidungnya.
“Sungguh?? Ibu?” mendengar itu Andrew menatap pada Velma dengan mata yang berbinar dan Velma tidak dapat melarangnya ia tersenyum setuju.
“Yeyyy!! Aku akan memikirkan mana yang akan ku pilih, terlalu banyak di pikiran ku” Andrew sangat senang.
“Lebih baik kita pergi sekarang?” tanya Rowan.
“Berangkattt!!!” Andrew melalukan pose super hero kesukaanya, mereka tertawa dan segera pergi.
......................
“Kami pulanggg!!!” Andrew membuka pintu segera berlari menuju dapur dimana nenek dan kakeknya tengah mempersiapkan makanan untuk pesta cucunya.
“Nenekkk, lihat boneka baru ku!!!” ia menunjukan boneka anak domba yang hampir sama dengan ukuran tubuhnya.
“Kami pulang” Velma datang meletakan tas yang berisikan dua hadiah lainya, Rowan di belakangnya membawa tas belanja kebutuhan pesta mereka.
“Wahhh, siapa yang memberikan hadiah lebih awal?” Daisy mengelap tanganya melihat boneka anak domba yang menggemaskan ini.
“Paman, dia memberikan dua hadiah lainya” Andrew berbisik pada neneknya.
“Hmmmm, apa yang kau pilih?” tanya Daisy dengan pelan.
“Rahasia” Andrew menggoda neneknya mengedipkan salah satu matanya dan pergi ke kamarnya.
“Rowan terlalu memanjakannya” Velma menggelengkan kepalanya.
“Bagaimana kabar mu, ibu?” Rowan memeluknya.
“Sangat baik, Anna tidak datang?” Daisy tidak melihat kehadiran di belakang Rowan.
“Ia pergi untuk janji lainya untuk kebutuhan studionya” Rowan tersenyum masam. Daisy dan Velma saling melirik satu sama lain.
“Velma, coba krim ini!” Benjamin yang tengah membuat krim untuk kue ulang tahun.
“Baiklah, jika memang ia sibuk” Daisy mengerti.
“Maafkannya, bu” Rowan merasa bersalah karena perkelahian keduanya, kini Anna tidak datang kembali di acara keluarganya.
Mereka menghiasi ruangan dengan pita-pita dan gambar hero favorit Andrew Superman!.
“Paman, gendong aku untuk menempelkan balo-balon” Andrew membawa balon di tanganya, Rowan dengan senang menggendongnya. Pesta akan di laksanakan saat sore hari, karena mereka masih memiliki waktu semua orang istirahat untuk saat ini.
Memegang cangkir kopi di tanganya, Rowan menatap ke arah kolam renang di halaman belakang dengan kabut tipis di hutan belakang rumah mereka.
......................
Hari itu, hari-hari yang sangat indah di masa remaja Rowan, Velma sangat dekat denganya. Rowan tumbuh di keluarga yang sangat harmonis kedua orang tuanya membesarkan mereka dengan sangat baik. Rowan mengambarkan kakaknya sebagai kakak yang sempurna.
Namun hari-hari penuh tawa itu berubah saat Velma berada di awal 20 tahunan, ia memiliki seorang kekasih keluarganya mendukung hubungan mereka. Bahkan velma sudah tinggal bersamanya dalam satu tahun kebelakang dan kini ia tengah mengandung semua orang sangat senang dengan berita itu.
Kekasih Velma pun telah melamarnya dan mereka akan menikah dalam waktu dekat saat kehamilan Velma lima bulan.
Pada hari yang gelap di tengah musim dingin, Velma kembali dengan air matanya yang menetes di kegelap semua orang terkejut saat itu. Rowan melihat kakaknya yang sangat ceria dan tenang berubah hari itu ia kembali dengan tangisan yang menyayat hati, kekasihnya berselingkuh di depan matanya dan membuang Velma begitu saja.
Benjamin tidak dapat menahan penderitaan yang dihadapi putri kesayanganya, ia mendatangi kekasih Velma perkelahian tak luput hari itu Rowan yang masih remaja untuk pertama kalinya melihat ayahnya berkelahi dengan seseorang.
Keadaan Velma memburuk setiap hari, ia mengurung dirinya di dalam kamar Daisy berusaha mendukungnya untuk kembali melanjutkan hidupnya dan kesehatan bayinya. Rowan pun berusaha mendukung kakaknya setiap pulang sekolah ia akan berbicara dengan kakaknya untuk menghiburnya.
Hari yang tak di duga datang, sore itu Rowan pulang seperti biasa ia segera berlari menuju kamar kakanya namun kamar itu kosong, ia mencari ke dalam kamar mandi dan lemari kosong. Dengan cemas memanggilnya dan mencarinya di dalam rumah hingga ia melihat pinggiran kolam yang basah.
Segera berlari ke arah kolam, di dasar kolam kakaknya tenggelam dan air mulai berubah warna menjadi merah. Rowan sangat ketakutan melihatnya ia segera melompat ke dalam kolam menarik kakaknya keluar kolam dan berteriak minta tolong berharap seseorang datang dan membantunya.
Daisy yang kembali mendengar suara ketakutan putra segera berlari ke kolam melihat pemandangan yang mengerikan, jantungnya terasa berhenti sesaat dengan ketakutan turun ke kolam membantu membawa Velma yang sudah tak sadarkan diri dengan kondisi hamil besar.
Tetangga yang mendengar kekacuan itu melompati pagar membantu mereka dan menghubungi Benjamin, tak lama pertolongan datang serta Benjamin. Mereka segera membawa Velma menuju rumah sakit, di dalam mobil Rowan menatap pakaiannya yang sudah tercampur warna merah muda.
Hari itu ia berjanji pada dirinya untuk menjaga kesetian dan kejujuran di hatinya.
Di rumah sakit kabar buruk datang pada keluarga kecil itu, bayi dalam kandungan Velma tidak dapat di selamatkan namun kondisi Velma dapat bertahan.
......................
“Rowan”
“Rowan?”
“Kau baik-baik saja?” Velma menepuk pundak adiknya yang nampak murung melihat ke luar pintu kaca.
“Aku baik-baik saja” Rowan tersadar dan melihat pada kakaknya yang kini
ada di sampingnya.
...----------------...